Eden Hazard Bisa Menambah Variasi Serangan Real Madrid

13 Juni 2019 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hazard dikepung empat pemain West Ham. Foto: Reuters/Tony O'Brien
zoom-in-whitePerbesar
Hazard dikepung empat pemain West Ham. Foto: Reuters/Tony O'Brien
ADVERTISEMENT
Eden Hazard akan memulai perjalanan baru. Pada Kamis (13/6/2019) pukul 7 petang waktu Spanyol atau Jumat dini hari WIB, Hazard bakal diperkenalkan sebagai rekrutan anyar Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Sudah dari sananya Madrid punya kebiasaan mengoleksi bintang. Dari era Galacticos dengan Zinedine Zidane, Ronaldo, Luis Figo, dan David Beckham sebagai poster boy-nya, sampai era kehadiran Cristiano Ronaldo, Kaka, Karim Benzema, dan Gareth Bale, Los Merengues seperti kecanduan bintang. Mereka tidak bisa tidak memboyong pemain kelas satu.
Maka, merupakan sebuah anomali ketika pada musim 2018/19, mereka tidak membeli satu pemain bintang pun --padahal Madrid baru ditinggal Cristiano Ronaldo. Keputusan itu terbukti menjadi blunder. Tanpa bintang, apalagi goal getter seperti Ronaldo, Madrid melempem.
Madrid berbenah. Menjelang musim 2019/20, mereka aktif berburu pemain di bursa transfer. Nama-nama besar pun kembali mereka gaet. Namun, ini bukan perkara nama besar saja. Sebab, apa gunanya nama besar kalau tidak bisa nyetel dengan skema?
ADVERTISEMENT
Lantas, datanglah Luka Jovic (yang mencetak 25 gol dalam 43 laga bersama Eintracht Frankfurt musim kemarin) untuk menjadi goal getter. Selain itu, Madrid juga membeli Eder Militao --yang bisa bermain sebagai bek dan gelandang bertahan-- untuk memperkuat lini belakang.
Lalu, bagaimana dengan Hazard? Apa yang bisa ia tawarkan untuk Madrid? Nah, inilah yang akan kami bahas.
***
Selama membela Chelsea, Hazard adalah sosok penting. Bahkan, ketika ramai diisukan bakal hengkang pada musim 2018/19, ia masih menunjukkan permainan yang sangat apik. Artinya, fokus Hazard tidak terganggu oleh rumor sekalipun.
Menyitat dari WhoScored, Hazard mencatatkan aksi menyerang yang gemilang sepanjang musim lalu. Ia sukses membuat rata-rata 2,7 umpan kunci per laga, 2,3 tembakan per laga, dan 4,1 dribel per laga.
ADVERTISEMENT
Eden Hazard merayakan gol di final Liga Europa 2018/19. Foto: REUTERS/Lee Smith
Catatan aksi menyerangnya itu berbalut torehan 21 gol dan 17 assist dari 52 laga. Perlu dicatat, semua catatan aksi menyerangnya itu merupakan yang tertinggi dibandingkan pemain Chelsea yang lain.
Dengan segala torehan gemilangnya, tak heran jika Hazard masuk kandidat PFA Player of The Year musim 2018/19. Ia juga berhasil meraih penghargaan PFA Fans' Player of The Year di musim yang sama --meski dari sisi pencapaian tim, Chelsea cuma finis di peringkat tiga Premier League serta menjadi finalis Piala Liga Inggris.
Selama di Chelsea, Hazard juga acap menerima perlakuan unik dari segi taktik. Kerap kali, Hazard yang notabene seorang winger, ditempatkan sebagai penyerang tengah. Skema ini mulai diterapkan ketika Chelsea dilatih Antonio Conte, lalu berlanjut saat Chelsea dilatih Maurizio Sarri.
ADVERTISEMENT
Attacking threat yang dimiliki Hazard jadi modal kedua pelatih itu--dalam beberapa kesempatan--memasang Hazard sebagai penyerang tengah dengan peran false nine. Namun, rataan dribel per laganya yang tinggi mencerminkan sifat alami Hazard sebagai penghuni sisi sayap.
Dengan melihat latar belakang Hazard yang seperti ini, maka, setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan Zidane untuk memanfaatkan kemampuannya. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Memasangnya Sebagai Penyerang Tengah
Zidane bisa memasang Hazard sebagai penyerang tengah, seperti yang ia lakukan pada Cristiano Ronaldo di masa-masa akhirnya bersama Madrid. Skema ini akan jadi lebih apik tatkala Hazard mampu memerankan false nine sebaik yang ia perankan di Chelsea.
Hazard cetak gol kedua Chelsea. Foto: Reuters/Matthew Childs
Jika ia menjadi penyerang tengah, kemungkinan besar ia akan bertandem dengan Benzema. Skema 4-3-1-2 yang dulu pernah dipakai Zidane bisa digunakan kembali. Malah, bakal ada modifikasi jika yang menempati salah satu dari dua penyerang di depan adalah Hazard.
ADVERTISEMENT
Dulu, Benzema harus mengalah dan berperan sebagai pemancing bek serta pemberi ruang bagi Ronaldo, yang berperan sebagai goal getter. Sekarang, jika Hazard yang dipasang sebagai penyerang tengah, maka peran sebagai pemancing dan pemberi ruang ini bisa dilakukan bergantian.
Skema ini bakal efektif dalam membongkar pertahanan lawan, terutama mereka yang menerapkan garis pertahanan rendah. Skema ini juga bisa jadi adaptif, menyesuaikan dengan permainan lawan, karena kemampuan dua pemain depan yang sama-sama tajam dan mampu membuka ruang.
Namun, skema ini bisa berjalan dengan catatan, lini tengah yang diisi Toni Kroos dan Luka Modric mampu memberikan distribusi bola yang baik. Ketika masih di Chelsea, tak jarang Hazard bisa dimatikan lawan karena suplai bola yang kurang dari lini tengah.
ADVERTISEMENT
Satu pemain yang mengisi posisi di belakang dua penyerang juga mesti mampu mengalirkan bola dari tengah ke depan. Minimal, ia harus sekaliber Isco pada laga perempat final Liga Champions 2017/18. Pada pertandingan tersebut, Isco mampu jadi pengalir bola yang baik di area sepertiga akhir Juventus --lawan Madrid kala itu.
Memasangnya Sebagai Winger
Memasang Hazard di posisi naturalnya sebagai winger juga bukan hal salah. Ini bisa diterapkan manakala Zidane menggunakan formasi dasar 4-3-3. Agar lebih maksimal, Hazard bisa ditempatkan di sisi kiri penyerangan. Posisi ini bisa ia tempati kala masih bersama Lille dan Chelsea.
Hazard dan Koscielny sedang berduel. Foto: REUTERS/Hannah Mckay
Hazard memang memiliki kemampuan dribel yang mumpuni. Rataan dribel per laga yang mencapai angka 4,1 kali pada musim 2018/19, menunjukkan bahwa ia punya kemampuan melewati bek lawan. Bek sayap Liverpool, Andrew Robertson, juga pernah mengungkapkan bahwa Hazard adalah lawan tersulit yang pernah ia hadapi.
ADVERTISEMENT
Skema ini akan maksimal jika penyerang tengahnya adalah Benzema. Penyerang asal Prancis itu sudah biasa menyajikan ruang bagi dua winger untuk menusuk ke kotak penalti. Jika winger-nya adalah Hazard, serangan Madrid akan jauh lebih berbahaya lagi.
Hazard memiliki kebiasaan untuk menusuk. Kebiasaannya ini mirip dengan apa yang dilakukan Arjen Robben, sosok yang juga pernah berseragam Chelsea dan Madrid. Jika diberikan ruang yang pas, maka Hazard tak akan segan untuk menyelesaikannya jadi gol.
Meski begitu, jika Hazard dipasang sebagai winger, maka akan ada beberapa nama yang terpinggirkan. Kemungkinan besar, di antara Marco Asensio, Lucas Vazquez, ataupun Gareth Bale (jika tidak dijual) akan jadi cadangan Hazard nantinya.
Opsi Lain: Memasang Hazard di Belakang Penyerang
ADVERTISEMENT
Memasang Hazard di belakang penyerang juga adalah opsi yang bisa diambil Madrid, jika mereka menerapkan skema 4-3-1-2.
Hal ini sebagai variasi strategi saat Isco absen. Di posisi ini, banyak kreasi yang bisa dilakukan Hazard, salah satunya adalah mengacak-ngacak skema pertahanan lawan dan jadi pengalir bola.
Isco tak cukup untuk mengangkat Real Madrid. Foto: Reuters/Maxim Shemetov
Saat pertama kali memerankan false nine melawan AFC Bournemouth pada laga Boxing Day musim 2016/17 silam, Hazard melakukan hal serupa. Ia bergerak liar, mengacak-ngacak lini pertahanan Bournemouth, sekaligus berkombinasi dengan Pedro dan Willian yang berada di kedua sisi.
Kemungkinan besar, Hazard bisa mengulangi hal tersebut kala dipasang sebagai gelandang serang. Efeknya bisa saja lebih mematikan, karena Hazard punya daya ledak yang lebih besar dibanding Isco.
ADVERTISEMENT
***
Sepeninggal Ronaldo, Madrid kelimpungan. Kualitas yang ia miliki di atas lapangan, berpadu dengan mental dan determinasi sebagai pemenang, menjadi sesuatu yang dirindukan Madrid. Pada 2018/19, mereka hilang arah, tidak meraih trofi apa-apa.
Kini, Madrid harus bersyukur dengan kedatangan Hazard. Harganya yang mahal--sekitar 88,5 juta poundsterling--sebanding dengan kualitas yang kelak bisa ia berikan. Ia bisa menambah variasi permainan Madrid, terutama di lini serang. Hal yang juga pernah dilakukan Ronaldo.
Pertanyaan selanjutnya, mampukah Hazard menyuntikkan mental dan determinasi sebagai pemenang ke tubuh Madrid yang sekarang? Melihat penampilannya di beberapa kesempatan bersama Chelsea, mestinya itu bisa dilakukan.