Eks Manajer Persibara Tolak Hadiri Panggilan Komdis PSSI

28 Desember 2018 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo PSSI (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Logo PSSI (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mantan manajer klub Liga 3 Persibara Banjarnegara, Lasmi Indrayani, buka-bukaan soal isu pengaturan skor yang terjadi di sepak bola Indonesia. Lasmi menyebut beberapa nama termasuk Johar Lin Eng yang menerima uang untuk memuluskan timnya promosi ke Liga 2.
ADVERTISEMENT
Akibat 'nyanyian' yang disenandungkan oleh Lasmi, Kepolisian Republik Indonesia lalu membentuk Satgas Antimafia Bola yang bertugas memberantas mafia di sepak bola Indonesia. Satgas yang dibentuk kepolisian bergerak cepat, tiga orang lalu dijadikan tersangka setelah Johar Lin Eng ditangkap oleh kepolisian pada Kamis (27/12/2018).
Nah, 'nyanyian' nyaring yang dilakukan oleh Lasmi akhirnya membuat federasi ingin memanggilnya. Mantan manajer Persibara Banjarnegara itu mendapat surat panggilan dari PSSI untuk hadir dalam sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dengan agenda Pertanggungjawaban pernyataan di media online dan acara Mata Najwa pada Jumat (28/12) ini. Surat itu ditandatangani oleh Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria tertanggal 24 Desember 2018.
Namun, Lasmi tak berniat untuk memenuhi panggilan PSSI tersebut. Usai berdiskusi dengan pengacaranya, Boyamin Saiman, Lasmi memberikan beberapa poin alasan mengapa dirinya tak ingin memenuhi panggilan dari Komdis PSSI.
ADVERTISEMENT
Mantan manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani. (Foto: Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani. (Foto: Dok. Pribadi)
Pertama, Lasmi sudah menyerahkan segala kasus pengaturan skor ini kepada pihak kepolisian. Anak dari Budhi Sarwono ini yakin Satgas yang dibentuk kepolisian akan berjalan dengan baik untuk membantu memajukan sepak bola Indonesia.
"Bahwa perkara dugaan permainan dalam pertandingan sepak bola (match fixing) telah ditangani oleh penegak hukum kepolisian (Satgas yang dibentuk Kapolri Tito Karnavian) sehingga kami menghormati dan mempercayakan sepenuhnya kepada pihak penegak hukum serta tidak ingin terjadi campur aduk tumpang tindih oleh berbagai lembaga dan kepentingan lain," ujar Boyamin pada Jumat (28/12).
"Kami berharap PSSI menghormati dan mendukung langkah Kapolri demi kemajuan sepak bola Indonesia sehingga PSSI semestinya tidak melakukan tindakan-tindakan lain yang berpotensi intervensi dan mengganggu proses di Kepolisian," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, alasan Lasmi tak ingin menghadiri undangan PSSI ialah keabsahan surat undangan. Ya, surat undangan yang diberikan PSSI dianggapnya tak memiliki legalitas karena tak ada tanda tangan dari Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.
"Surat hanya ditandatangani oleh Sekjen tanpa adanya tandatangan Ketua Umum PSSI atau setidak-tidaknya ditembuskan sebagai laporan kepada Ketua Umum PSSI sehingga kami menganggap surat tersebut kurang layak," kata Boyamin.
"Bahwa Ratu Tisha sepengetahuan kami tidak hadir atas panggilan dari Bareskrim, sehingga perkenankan kami mencontoh atas tindakan tersebut yaitu kami juga tidak bersedia hadir atas panggilan PSSI tersebut," pungkasnya.