Erick Thohir Baru Bersedia Beli Persis Solo Setelah Sengketa Kelar

9 Oktober 2019 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erick Thohir bersama pemilik saham Persis Solo, Her Subrabu, di Stadion Manahan. Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Erick Thohir bersama pemilik saham Persis Solo, Her Subrabu, di Stadion Manahan. Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
Belum lama ini Erick Thohir mengunjungi Stadion Manahan, Surakarta, dan dikabarkan ingin menjadi investor anyar Persis Solo. Berita tersebut tak salah. Hanya, langkah Erick untuk merealisasikan pembelian klub masih terganjal urusan hukum.
ADVERTISEMENT
Masalah hukum yang dimaksud terkait dengan kepemilikan saham PT Persis Solo Saestu (PSS) selaku pengelola klub. Jual-beli saham tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) menjadi alasan pertikaian.
Sebanyak 26 klub internal sebagai pemegang 10% saham Persis menggugat penjualan saham yang dilakukan PT Syahdana Properti Nusantara (SPN) kepada Vijaya Fitriyasa. Penjualan ini dianggap cacat hukum.
PT SPN yang memiliki 90% saham Persis sudah menjual 70%-nya kepada Vijaya tanpa melalui RUPS. Menurut 26 klub internal tadi, PT SPN semestinya menawarkan saham mereka terlebih dahulu sebelum menjualnya kepada Vijaya.
Erick Thohir (kedua kanan) berbincang saat kunjungan di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (21/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Adapun, perjanjian jual-beli itu tertera dalam surat kerja sama antara PT SPN dan PT PSS tertanggal 19 Mei 2019.
Erick sendiri sebenarnya sudah ambil ancang-ancang untuk mengakuisisi saham mayoritas Persis. Akan tetapi, dia baru mau bergerak apabila masalah hukum tersebut sudah tuntas.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak mau terjebak proses hukum itu. Selama ini, antara pendukung Persis dan pemilik tidak harmonis," ujarnya di sela-sela Kongres Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rabu (9/10/2019).
"Saya siap masuk bila keadaannya sudah bersih. Yang pasti, kalau Erick Thohir masuk maunya mayoritas, tidak mungkin minoritas,” tambah mantan pemilik Internazionale itu.
Erick lebih lanjut menuturkan bahwa selain status hukum yang jelas, dukungan suporter jadi syarat mutlak baginya untuk mengambil alih kepemilikan Laskar Samber Nyawa.
Suporter klub sepak bola Persis Solo atau dikenal dengan nama Pasoepati melakukan aksi unjuk rasa di Balaikota, Solo, Jawa Tengah, Jumat (26/7). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
“Nomor satu itu fans. Klub harus mendapat kepercayaan fans. Kalau fans tidak mendukung, siapa yang mau menonton?" tanya Erick secara retoris.
"Kedua, baru status hukum yang jelas. Saya masuk untuk mengelola secara baik. Jika status hukum tidak jelas, saya nanti harus ke mana membelinya? Lebih baik mereka selesaikan, baru saya masuk,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Suporter bagi Erick segalanya. Sebagai seorang pengusaha, ia melihat Persis punya potensi sangat bagus dari sisi bisnis bila didukung fans.
“Saya mau bikin Persis bagus. Kalau tidak ada penonton maka buat apa? Nanti tidak didukung suporter terus tidak boleh main di Solo. Terus main di mana? Main di Jakarta lalu ganti nama menjadi Persija B?" tutur Erick.
"Saya ke Persis karena ada ajakan. Saya lihat potensinya bagus. Saya pengusaha. Persis juga punya klub internal di bawahnya. Kalau klub sehat secara finansial, pasti bisa menyumbang untuk klub internal,” tandasnya.