Exco PSSI Tak Tahu Kelanjutan Kontrak Luis Milla

17 Oktober 2018 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Milla saat diperkenalkan PSSI. (Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Milla saat diperkenalkan PSSI. (Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA)
ADVERTISEMENT
Kontrak Luis Milla bersama PSSI habis usai Asian Games 2018 pada Agustus lalu. Namun, melalui rapat Komite Eksekutif (Exco), federasi memutuskan untuk menambah durasi kontrak Milla sehingga bisa membesut Andritany Ardhyasa dan kolega untuk Piala AFF, 8 November-15 Desember mendatang.
ADVERTISEMENT
Seharusnya, Luis Milla tiba dan melakukan penandatanganan kontrak dengan PSSI pada 9 Oktober lalu. Akan tetapi, hingga kini batang hidung pria asal Spanyol itu tak muncul juga.
Terkait dengan hal itu, anggota Exco PSSI, Gusti Randa, mengaku belum menerima laporan langsung dari PSSI terkait masa depan Milla di Indonesia.
"Kami belum dapat update dari kesekjenan. Kalau mau tahu lebih lanjut tanya Sekjen," ujar Gusti Randa saat dihubungi kumparanBOLA, Rabu (17/10/2018).
Ya, tanpa adanya Luis Milla, Timnas Indonesia menggunakan pelatih sementara pada dua uji tanding mereka. Bima Sakti dan Danurwindo didaulat oleh PSSI untuk menukangi Hansamu Yama dan kolega di uji tanding menghadapi Myanmar dan Hong Kong.
Nah, terkait Luis Milla, PSSI selaku federasi pun kehilangan kesabaran. Apalagi, waktu penyelenggaraan Piala AFF tinggal sedikit lagi tetapi Timnas Indonesia belum juga memiliki pelatih hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
"Hari ini deadline Luis Milla untuk muncul, ya, kita lihat saja. Saya menunggu hari ini berakhir. Apa pun hasilnya, saya akan melaporkan ke Exco untuk segera mengambil keputusan," ujar Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.
"Kalau komunikasi lancar, tetapi itu sudah kemarin dan saya tidak butuh itu. PSSI butuh agar dia menunjukkan diri. Karena kalau mau memperpanjang kontrak atau tidak, melaporkan kerjanya selama 1,5 tahun di Jakarta. Selepas kekalahan di Asian Games, beliau langsung pergi ke Spanyol," ucap Tisha.
Dari sisi prestasi, Milla memang tak memberikan sesuatu yang mewah untuk Indonesia. Ditargetkan emas SEA Games 2017, Milla hanya sanggup memberikan medali perunggu. Lalu, Milla kembali dibebani untuk masuk ke babak semifinal Asian Games 2018. Tapi, lagi-lagi Milla gagal karena Timnas U-23 harus berhenti langkahnya di babak 16 besar.
ADVERTISEMENT
Walau tak memberikan prestasi yang membanggakan, Milla dapat mengubah cara bermain Timnas Indonesia. Sisi sayap yang memang menjadi kekuatan Indonesia dari tahun ke tahun berhasil dimanfaatkan dengan baik.
Timnas Indonesia juga berani bermain bola-bola pendek dari kaki ke kaki. Lalu, melakukan tekanan di pertahanan lawan bersama-sama.
Luis Milla bersama Ricky Fajrin (Foto: Dok. PSSI)
zoom-in-whitePerbesar
Luis Milla bersama Ricky Fajrin (Foto: Dok. PSSI)
Selain itu, Milla juga mampu memaksimalkan potensi dari para pemain Timnas Indonesia. Zulfiandi dan Evan Dimas menjadi poros ganda yang tak tergantikan pada Asian Games lalu.
Keduanya mampu tampil kompak dan saling bahu membahu dalam membangun serangan serta merusak serangan lawan. Ricky Fajrin juga menjadi salah satu pemain yang berpilar bersama Milla.
Berposisi asli sebagai bek sayap kiri, Milla mengubah Ricky menjadi seorang bek tengah. Kemampuan passing yang apik membuat Ricky masuk dalam skema Milla yang suka membangun serangan dari belakang.
ADVERTISEMENT
Uniknya, ketiga pemain tersebut masih menjadi pilihan di Timnas Indonesia bersama Bima Sakti. Dengan sederet kelebihan dari Milla, menarik menantikan apakah Milla akan terus menjadi pelatih Timnas Indonesia atau tidak.