Fabinho: Di Liga Champions, Semua Tim Mengincar Liverpool

29 Agustus 2019 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fabinho membela Liverpool dalam pertandingan menghadapi Arsenal. Foto: Phil Noble/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Fabinho membela Liverpool dalam pertandingan menghadapi Arsenal. Foto: Phil Noble/Reuters
ADVERTISEMENT
Sudah tentu Liverpool menjadi unggulan juara untuk Liga Champions 2019/20. Wajar-wajar saja, karena kualitas mereka telah terbukti dengan kesuksesan menjuarai edisi musim lalu dengan menaklukkan Tottenham Hotspur di final.
ADVERTISEMENT
Status tersebut terkonfirmasi lewat pembagian pot oleh UEFA menjelang undian fase grup. Liverpool mendapatkan keistimewaan menempati pot pertama bersama juara Liga Europa, Chelsea, serta kampiun liga-liga besar di Benua Biru.
Kendati demikian, predikat unggulan melahirkan konsekuensi lain bagi Liverpool. Tekanan mereka untuk memenangi setiap pertandingan Liga Champions pasti semakin besar. Sebaliknya, jika kalah, olok-olok pasti dialamatkan ke skuat asuhan Juergen Klopp.
Situasi tersebut turut disadari oleh gelandang The Reds, Fabinho. Bahkan, menurut eks pemain AS Monaco ini, klub-klub lawan bakal kian bersemangat untuk menaklukkan Liverpool.
"Liga Champions merupakan kompetisi spesial dan kami menyandang status juara bertahan. Maka, kami selalu memikul ekspektasi besar saat melawan siapa pun," tutur Fabinho di situs resmi klub.
ADVERTISEMENT
Liverpool saat mengangkat trofi, setelah memenangkan Liga Champions. Foto: REUTERS/Toby Melville
"Karena kami adalah juara bertahan, semua tim akan mengarahkan fokus kepada kami, semakin mencari tahu bagaimana kekuatan kami. Namun, kami menyikapinya dengan tenang," katanya.
Mengingat spirit tim-tim lain, Liverpool tentu mengaktifkan mode waspada. Terlebih lagi, mereka memiliki memori buruk setelah menjuarai Liga Champions.
Ya, lihat saja apa yang terjadi pada musim 2005/06. Menyandang status juara bertahan berkat comeback pada final di Istanbul musim sebelumnya, Liverpool malah gagal menorehkan catatan apik. Secara mengejutkan, mereka tersingkir di tangan Benfica pada babak 16 besar.
Cerita serupa dialami Real Madrid musim lalu. Seusai menjuarai tiga edisi Liga Champions secara beruntun, Los Blancos terhenti di babak 16 besar. Penjegal mereka pun tergolong kuda hitam, yakni Ajax Amsterdam.
ADVERTISEMENT
Fabinho dalam laga pramusim bersama Liverpool. Foto: Reuters/Carl Recine
Fabinho menilai, tren menurun tim juara bertahan tak lepas dari jadwal padat. Pasalnya, kampiun Liga Champions mesti mengarungi Piala Dunia Antarklub pada akhir tahun.
Itu artinya, Liverpool dijadwalkan mengarungi enam kompetisi musim ini. Karena selain Piala Dunia Antarklub dan Liga Champions, masih ada Piala Super Eropa, Piala Liga Inggris, Piala Liga, serta Premier League.
"Kami menyadari, kok, bakal ada jadwal padat dengan pertandingan-pertandingan tengah pekan setelah jeda internasional. Kami menyukainya," ucap Fabinho.