Fakhri Husaini, Timnas U-19, dan Naturalisasi

31 Januari 2019 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fakhri Husaini memberikan instruksi kala Timnas U-16 berlaga melawan Australia. (Foto: Adam Aidil Dok. AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Fakhri Husaini memberikan instruksi kala Timnas U-16 berlaga melawan Australia. (Foto: Adam Aidil Dok. AFC)
ADVERTISEMENT
Misteri akan nama yang menukangi Timnas U-19 Indonesia mulai tersingkap. Setelah sempat kosong--karena tak diumumkan bersamaan dengan posisi pelatih timnas lainnya--kini nama Fakhri Husaini menjadi kandidat terdepan untuk menukangi Timnas U-19.
ADVERTISEMENT
Nama Fakhri--seperti halnya Indra Sjafri--sejatinya diyakini akan naik kelas untuk menukangi skuat 'Garuda Nusantara'. Akan tetapi, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) terkesan masih mengulurnya karena faktor non-teknis.
Gelar Piala AFF serta lolos ke perempat final Piala Asia kala menukangi Timnas U-16 tahun lalu sudah menjadi bukti sahih akan kepiawaian Fakhri. Tak hanya itu, legenda PKT Bontang ini juga cakap dalam mencari bibit unggul untuk membangun tim yang tangguh.
PSSI berencana akan bertemu dengan Fakhri pada 4 dan 5 Februari mendatang. Belum diketahui agenda dari pertemuan itu. Akan tetapi, momen itu diyakini untuk membicarakan prospek Timnas U-19 di tangan Fakhri. Bisa jadi, Fakhri akan diumumkan secara resmi menangani Timnas U-19 pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Fakhri menyambut pertemuan itu dengan tangan terbuka. Juru latih kelahiran Lhokseumawe, Aceh, ini juga mengaku telah memiliki bayangan akan langkah-langkah yang dilakukan jika nanti menukangi Timnas U-19. Untuk itu, simak perbincangan kumparanBOLA dengan Fakhri berikut ini.
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini (kedua dari kiri), berfoto bersama pelatih Iran, Vietnam, dan India memegang trofi Piala Asia U-16 di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: Dok. AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini (kedua dari kiri), berfoto bersama pelatih Iran, Vietnam, dan India memegang trofi Piala Asia U-16 di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: Dok. AFC)
Apa sudah bisa mengucapkan selamat, nih, coach?
Hehehe... Selamat apa, nih?
Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria bilang coach akan diundang ke pertemuan awal bulan depan?
Kalau Sekjen belum menyampaikan, tapi kalau Pak Joko (Driyono, plt Ketua Umum PSSI) beberapa hari yang lalu sempat bicara untuk mengundang saya ketemu. Cuma saya enggak tahu ketemunya ini apakah tugas sebagai pelatih timnas atau ada diskusi lain.
Belum dikasih tahu tentang agendanya?
Belum. Tetapi, intinya, ngajak kerja bakti lagilah.
ADVERTISEMENT
Dengan pernyataan dari Sekjen PSSI, peluang coach begitu besar untuk menangani Timnas U-19. Bagaimana pendapatnya?
Ya, buat saya, apapun itu hasil pertemuannya, yang pasti karena saya mantan pelatih Timnas U-16 tentu saya punya kewajiban untuk memenuhi undangan mereka. Artinya, agendanya apa, saya masih belum tahu, tapi yang pasti tak lepas dari sepak bola.
Kalaupun nanti berkembang, misalnya, menunjuk saya kembali, mempromosikan saya sebagai pelatih Timnas U-19, buat saya tentu, ya, prosedurnya akan tetap sama seperti kemarin. Artinya, ada proses yang harus dilalui karena saya ini statusnya 'kan karyawan PT Pupuk Kaltim dan prosesnya enggak mungkin dilewatkan dan itu proses utama.
Karena ketika U-16 dulu juga demikian, ada surat dari PSSI ke Pupuk Kaltim, lalu apakah direksi Pupuk Kaltim mengizinkan atau tidak, seperti itu.
ADVERTISEMENT
Nah, kalaupun PSSI mengizinkan tentu saya sudah siapkan program dan lain-lain dan artinya program itu bisa jadi bahan diskusi kami tanggal 4 nanti.
Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini. (Foto: Dok. PSSI)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini. (Foto: Dok. PSSI)
PSSI sempat melontarkan soal program Timnas U-19 dengan membagi tim menjadi tiga wilayah yakni Barat, Tengah, dan Timur. Bagaimana melihatnya?
Apa pun itu harus ada konsep yang jelas tentang pembinaan. Tetapi 'kan ini tugasnya PSSI. Kalau pelatih Tim Nasional itu tugasnya membentuk tim dan misalnya PSSI, harusnyalah, ya, PSSI berpikir ini kesempatanlah. Pak Joko dengan tugasnya yang baru konsep ini harus menjadi prioritas pembinaan usia muda.
Karena kita enggak usah menikmatinya tahun ini atau tahun depan, tetapi berpikirnya lima hingga 10 tahun mendatang, sepak bola kita itu akan seperti apa? Tentu memulainya harus dari sekarang.
ADVERTISEMENT
Kalau misalnya rencana tiga wilayah itu, bagus kok. Karena Indonesia ini luas sekali dari Aceh sampai Papua, bisa bikin lima hingga enam tim usia muda itu. Hanya saja harus jelas konsepnya dan kalau memang itu salah satu bahan diskusi, saya siap saja.
Sudah ada bayangan program bersama Timnas U-19?
Bayangan belum ada, karena dalam menyusun program itu saya harus tahu U-19 itu main kapan. Kalau saya tahu mereka main bulan Juli saya siapkan sekarang program latihan seperti apa. Tetapi kalau saya enggak tahu, ya, agak susah menyusun periodesasi latihan.
Periodesasi latihan itu kunci utamanya 'kan tahu kapan kegiatan itu dilaksanakan sehingga saya bisa buat menyusun latihan-latihan, puncak penampilan di kegiatan itu. Tetapi, kalau pertanyaan sumber pemain dari mana saya bisa jawab.
ADVERTISEMENT
Kalau sumber pertama saya akan maksimalkan pemain di Liga miliknya tim Liga 1, lalu inventaris pemain di Liga 2 dan Liga 3 yang usianya masih masuk di tahun yang dipersyaratkan karena saya enggak tahu juga yang syarat pemain di 2019 harus kelahiran berapa. Apakah kelahiran 1999, 2000 atau 2001 saya enggak tahu. Nah, saya akan cari tahu itu.
Kemudian dari Piala Soeratin. Saya lihat mereka di U-17 'kan agak sulit, ya, karena saya enggak kepengin dua tahun di bawahnya, yang dipersyaratkan, dan biarkan mereka main di usianya saja.
Presiden Joko Widodo foto bersama Pemain Timnas Indonesia U-16 di Istana Merdeka./kumparan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo foto bersama Pemain Timnas Indonesia U-16 di Istana Merdeka./kumparan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Kemudian pemain eks Timnas U-19 Indra Sjafri 'kan masih bisa saya pakai dan di U-16 saya juga yang sekarang di Inggris ada pemain yang istimewa, paling tidak saya kasih kesempatan dia untuk bersaing dengan U-19 sekarang dan enggak banyak juga karena sudah saya catat beberapa.
ADVERTISEMENT
Kemudian mereka yang di luar negeri juga saya beri kesempatan dan artinya semua anak-anak Indonesia yang memenuhi syarat tahunnya, empat aspek: taktik, fisik, teknik dan mental saya kasih kesempatan. artinya yang termasuk di luar negeri tetapi enggak naturalisasi ya.
Mengapa tidak memanggil pemain naturalisasi?
Naturalisasi memang hak semua orang, bahkan yang enggak Indonesia bisa kita naturalisasi. Karena itu bukan syarat pemain nasional. Kalau mau naturalisasi, ya, silakan, tetapi kalau mau pakai kostum Garuda harus ikut proses yang sama dengan yang lain karena saya enggak liat rambut pirang.
Kalau memang dia anak Indonesia, WNI dia punya hak. Kalau naturaliasi berbeda.