Faktor Psikologis, Pangkal Rapuhnya Pertahanan Timnas U-19

22 Oktober 2018 0:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih timnas U-19 Indra Sjafri memberikan keterangan pers menjelang Piala Asia U-19 di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih timnas U-19 Indra Sjafri memberikan keterangan pers menjelang Piala Asia U-19 di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Bagi pelatih Timnas U-19 Indonesia, Indra Sjafri, pertahanan masih menjadi problem 'Garuda Nusantara' saat kalah 5-6 dari Qatar dalam laga kedua Grup A Piala Asia U-19 2018, Minggu (21/10/2018).
ADVERTISEMENT
Pada laga yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu, trigol Qatar di babak pertama berawal dari kesalahan barisan bertahan Timnas U-19 dalam mengantisipasi bola.
Misalnya, gol pertama yang diawali dengan kegagalan Nurhidayat menguasai bola dengan sempurna. Efeknya, Hashim Ali Adbulatif dapat merebut bola dan melepaskan sepakan keras ke arah gawang. Bola yang melaju kencang itu gagal dijangkau kiper M. Riyandi.
Contoh lainnya, gol kedua Qatar yang berpangkal dari kegagalan Nurhidayat memotong bola terobosan. Alhasil, Abdulrasheed Umaru mampu menguasai bola, merangsek ke dalam kotak, dan mengakhiri serangan dengan sempurna lewat tendangan keras.
Namun, dalam penaksiran Indra, faktor penyebab kesalahan bek Timnas U-19 adalah psikologis. Menurut eks juru taktik Bali United itu, Egy Maulana Vikri dan rekan-rekannya terlalu bernafsu mencari gol pertama. Maka itu, ketika Qatar dapat mencetak trigol dalam 24 menit, skuat Timnas U-19 kehilangan fokus.
ADVERTISEMENT
"Problem yang dihadapi tim adalah masalah psikologis. Kami ingin memenangi pertandingan (mencetak gol) cepat. Namun, yang terjadi, kami kebobolan lebih dulu di bawah 10 menit (menit ke-11, red) dan (kami) kebobolan tiga kali dalam 24 menit," ucap Indra dalam jumpa pers pasca laga.
"Ada beberapa individual error. Kami sudah kasih masukan kepada pemain untuk sabar dalam menghadapi situasi satu lawan satu. Secara organisasi kami sudah perbaiki. (Jadi) problem ada di individual defence. Gol pertama, gol kedua, kesalahan kami sama dan dapat dimanfaatkan lawan. Gol ketiga (karena) tak ada pemain yang memblok bola."
"Tiga gol itulah yang membuat kami down. Sebagai pelatih, kami berusaha membangkitkan mereka karena tak ada yang tak mungkin," kata pelatih
ADVERTISEMENT
Timnas U-19 di laga melawan Qatar. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama.)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-19 di laga melawan Qatar. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama.)
Namun, di babak kedua, Timnas U-19 bangkit. Aksi mereka menyengat, daya ledak mereka meningkat. Setelah keok 1-6, Timnas U-19 dapat memangkas defisit gol melalui sepakan spektakuler Todd Rivaldo Ferre dan Saddil Ramdani via bola mati. Itu belum ditambah dengan sepasang gol lewat aksi individu Rivaldo.
"Ada beberapa kesalahan di babak pertama, tetapi perjuangan mereka di babak kedua mesti diapresiasi. Bayangkan (kami) tertinggal 1-6, dan (di akhir laga) menjadi 5-6," tutup pelatih kelahiran Lubuk Nyiur, Sumatera Barat, itu.
Meski gagal memetik poin, kans Timnas U-19 untuk melaju ke babak selanjutnya masih terbuka. Akan tetapi, pada laga pamungkas yang digelar pada Rabu (24/10), Timnas U-19 akan bersua pimpinan Grup A, Uni Emirat Arab.
ADVERTISEMENT