FIFA Beri Lampu Hijau untuk Video Assistant Referee di Piala Dunia

1 Juli 2017 22:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden FIFA, Gianni Infantino. (Foto: Reuters/Maxim Shemetov)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden FIFA, Gianni Infantino. (Foto: Reuters/Maxim Shemetov)
ADVERTISEMENT
Piala Konfederasi hampir mendekati garis akhir. Nyaris tidak ada halangan berarti yang terjadi pada gelaran kali ini. Kalau pun ada, paling-paling hanya seruan berbau homofobia yang terlontar dari sebagian pendukung Meksiko. Sisanya, boleh dibilang berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Walau kerap disebut sebagai ajang yang tidak bergengsi -- kalau memang ada gengsinya, pasti Jerman bakal mengirimkan tim terbaik, bukan? --, Piala Konfederasi bukannya sama sekali tidak berguna. Oleh FIFA, ajang ini digunakan sebagai kancah geladi resik Piala Dunia dan wadah untuk menguji berbagai aturan serta teknologi baru.
Kali ini, teknologi baru yang diujikan adalah teknologi video assistant referee atau VAR. Secara resmi, ia memang telah diperkenalkan pada ajang Piala Dunia Antarklub 2016 lalu, tetapi di Piala Konfederasi kali ini, teknologi ini dimatangkan dan benar-benar telah menjadi bagian dari permainan itu sendiri.
Pada Piala Konfederasi kali ini, ada beberapa insiden terkait penggunaan VAR, mulai dari gol Pepe dan Eduardo Vargas yang dianulir wasit karena offside sampai kartu merah yang diterima pemain Kamerun, Ernest Mabouka, setelah melanggar keras Emre Can. Keputusan yang diambil oleh para wasit di pertandingan itu pada akhirnya memang tepat, tetapi bukan berarti kontroversi berakhir di situ.
ADVERTISEMENT
Pangkalnya tentu saja ada di cara penggunaan VAR itu sendiri. Pada akhirnya, semua keputusan final memang ada di tangan wasit dan wasitlah yang berhak memutuskan apakah dia mau menggunakan bantuan itu atau tidak. Pada laga Cile vs Portugal, misalnya, ada sebuah hadiah penalti yang seharusnya diberikan kepada Cile ketika Jose Fonte melanggar Francisco Silva. Cile sudah memprotes, tetapi wasit tetap bergeming.
Di sinilah celakanya karena VAR memang diciptakan untuk meminimalisasi kontroversi-kontroversi macam itu. Meski begitu, presiden FIFA, Gianni Infantino, tetap menganggap bahwa penggunaan VAR di Piala Konfederasi kali ini sudah cukup berhasil.
Layar besar yang menampilkan VAR. (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Layar besar yang menampilkan VAR. (Foto: Carl Recine/Reuters)
"Tidak ada yang menghalangi penggunaan VAR di Piala Dunia, menurut saya," tegas Infantino seperti diwartakan The Guardian. "Sejauh ini, aplikasinya sudah berhasil. Kita semua belajar, kita semua berkembang, dan kita semua bakal terus menguji coba teknologi ini."
ADVERTISEMENT
"Tanpa VAR, semua bakal berbeda di turnamen kali ini. Turnamen ini bakal menjadi tidak adil."
Walau begitu, Infantino pun tak menampik jika perbaikan di sana-sini masih diperlukan. "Kami masih perlu memperbaiki penggunaan VAR di beberapa detail seperti soal komunikasi dan kecepatan pengambilan keputusan," ujarnya.
Selain Infantino, tokoh sepak bola lain yang memuji keberhasilan VAR adalah mantan wasit legendaris Pierluigi Collina. Pria Italia itu menyebut bahwa teknologi ini sangat berguna dalam membantu wasit dan mengurangi beban kerja mereka.
"Ini semua masih dalam tahap pengembangan," kata Collina. "Ada hasil positifnya tetapi kami sadar bahwa perbaikan tetap harus dilakukan."
Adapun, badan yang berwenang untuk menetapkan aturan dalam sepak bola, IFAB (International Football Association Board) baru akan memutuskan apakah teknologi ini nantinya bakal digunakan secara permanen dalam olahraga ini pada bulan Maret 2018 mendatang. Masih ada waktu yang cukup lama agar semua pihak yang terkait, mulai dari wasit, pemain, sampai pemangku kebijakan untuk berbenah seraya menyesuaikan diri dengan terobosan ini.
ADVERTISEMENT