Final Coppa Italia, Upaya Atalanta Menghantam Kemustahilan

26 April 2019 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atalanta rayakan kemenangan.  Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo
zoom-in-whitePerbesar
Atalanta rayakan kemenangan. Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musim 2018/19 menjadi tahunnya Atalanta. Mereka tak sekadar menjadi kuda hitam, tapi calon juara.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan prestisius ini direngkuh usai memastikan diri melangkah ke final Coppa Italia 2018/19, buah dari kemenangan agregat 5-4 atas Fiorentina di partai semifinal. Itu berarti, Atalanta akan berjibaku dengan Lazio di duel final pada 15 Mei 2019.
Bagi tim lain, Coppa Italia mungkin bukan target yang mesti diupaya-upayakan amat. Tapi, tidak bagi Atalanta. Percik kebangkitan itu benar-benar menyala saat mereka mengandaskan Juventus 3-0 pada babak perempat final Coppa Italia.
Terlebih, ini menjadi pertama kalinya Atalanta melaju ke final sejak 1995/96. Terakhir kali Atalanta menjadi kampiun Coppa Italia adalah pada 1962/63, berkat kemenangan 3-1 atas Torino.
Tak cuma pelatih Atalanta, Gian Pierro Gasperini, yang percaya bahwa kemenangan ini adalah capaian menakjubkan buat klub. Pun dengan sang presiden, Antonio Percassi. Bagi Percassi, keberhasilan Atalanta mencapai final merupakan upaya menaklukkan kemustahilan.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat bergembira akan rangkaian hasil ini. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan sekarang adalah mengapresiasi pelatih, staf, dan tim untuk perjalanan luar biasa mereka. Jujur saja, ini mimpi buat kami. Kami mengalahkan tim-tim yang rasanya mustahil ditaklukkan. Sekarang kami ada di sini. Kami harus mempersiapkan diri untuk laga final," jelas Percassi, dilansir Football Italia.
Kini, siapa-siapa yang ada di dalam Atalanta sepakat bahwa bermimpi bukan hal yang menyakitkan untuk dilakoni. Tak cuma menatap Coppa Italia, Atalanta pun tengah berupaya mengejar satu tempat di Liga Champions musim depan.
Sepanjang musim 2018/19, Atalanta memang tampil sebagai salah tim yang menggila dalam produktivitas. Di sepanjang kompetisi resmi saja, mereka sudah menyegel 92 gol.
ADVERTISEMENT
Jika ditambah dengan enam laga persahabatan, torehan gol mereka sudah menyentuh angka 110. Bahkan di pentas Serie A, mereka menjadi tim terproduktif kedua setelah Juventus. Koleksi 66 gol hanya satu setrip di bawah torehan 'Si Nyonya Tua'.
Tak heran, zona Liga Champions yang begitu prestisius itu diprediksi tak bakal menjadi target mustahil bagi mereka. Apalagi, Atalanta kini ada di peringkat kelima dan mengumpulkan poin yang sama dengan AC Milan (56) yang ada di peringkat empat saat Serie A menyisakan lima pertandingan.
Dibandingkan dengan Atalanta, penampilan Milan lebih tak stabil. Maka, laga melawan Udinese pada pekan ke-34 merupakan titik balik penting bagi Atalanta untuk mewujudkan mimpi menutup musim di zona kompetisi level Eropa paling elite itu.
ADVERTISEMENT
"Proyek klub akan terus berlanjut dengan cara yang sama, persis dengan yang kami lakukan selama tiga musim terakhir. Musim demi musim kami bertumbuh secara proporsional sebagai sebuah klub dari Atalanta. Kami tidak akan mengubah pendekatan klub. Kami akan terus memperkenalkan pemain-pemain berkualitas, tapi tidak akan kelewat batas," jelas Percassi.