Final Liga Champions: Liverpool Menekan, Real Madrid Harus Bagaimana?

25 Mei 2018 13:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Real Madrid vs Liverpool (Foto: AFP/Franck Fife)
zoom-in-whitePerbesar
Real Madrid vs Liverpool (Foto: AFP/Franck Fife)
ADVERTISEMENT
Liga Champions musim 2017/18 akhirnya sampai di ujung jalan. Satu pertandingan lagi dan sang juara akan muncul. Di NSC Olympiyskiy Stadium, Kiev, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB, juara bertahan Real Madrid akan ditantang oleh juara lima kali Liverpool.
ADVERTISEMENT
Baik Real Madrid maupun Liverpool memiliki pertaruhannya sendiri-sendiri. Untuk Real, ini adalah kesempatan untuk menandingi pencapaian para pendahulu mereka di era 1950-an. Jika dulu Real punya Alfredo Di Stefano, kini mereka punya Cristiano Ronaldo. Jika dulu mereka berhasil menjadi juara dalam lima edisi beruntun, berapa trofi yang akan dibawa pulang generasi yang ini?
Sementara, bagi Liverpool ini adalah ajang pembuktian tentang apakah mereka sebenarnya masih punya masa depan atau tidak bersama Juergen Klopp. Sejak mulai membesut 'Si Merah' pada Oktober 2015, Klopp sudah membawa anak-anak asuhnya ke tiga final, yakni final Liga Europa, final Piala Liga, dan kini, final Liga Champions.
Dua final sebelumnya, Klopp selalu gagal. Kata orang, third time's a charm -- yang ketiga akan membawa keberuntungan --, tetapi apakah pepatah itu saja cukup untuk membawa gelar bagi Klopp?
ADVERTISEMENT
Real Madrid Full Team, Liverpool Pincang
Tak ada satu pemain pun yang bakal absen dari kubu Real Madrid. Gareth Bale yang sebelumnya doyan sekali masuk ruang perawatan itu kini sudah bugar. Tak cuma bugar, Bale juga sudah mulai rajin bikin gol. Dalam tiga pertandingan terakhirnya, dia berhasil membukukan empat gol. Dengan keberadaan sosok Bale, opsi di lini depan Real Madrid pun makin kaya. Apalagi, selama ini Real cuma punya Karim Benzema dan Ronaldo yang bisa diandalkan.
Selain Bale, pulihnya Dani Carvajal secara penuh juga merupakan berkah tersendiri. Pada laga semifinal leg I menghadapi Bayern Muenchen, pemain 26 tahun ini sempat mengalami cedera hamstring. Namun, kini Carvajal telah pulih. Pada laga penutup musim La Liga menghadapi Villarreal, mantan penggawa Bayer Leverkusen ini sudah bermain. Diperkirakan, Carvajal tetap bakal jadi pilihan utama Zinedine Zidane pada laga menghadapi Liverpool.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Liverpool harus bertolak ke Kyiv tanpa Alex Oxlade-Chamberlain, Joe Gomez, dan Joel Matip. Ketiga pemain tersebut mengalami cedera parah yang membuat mereka baru akan bisa tampil lagi musim depan.
Bagi Klopp, kehilangan Chamberlain seperti kehilangan jimat keberuntungan karena musim ini, mantan pemain Arsenal itu berhasil mencetak gol di pertandingan-pertandingan penting. Saat menghadapi Manchester City, misalnya, baik di Liga Champions maupun Premier League, Chamberlain berhasil mencetak gol.
Sementara, cedera yang dialami Gomez dan Matip berarti pilihan di lini belakang Liverpool menipis. Memang, kedua pemain itu bukanlah pemain utama. Akan tetapi, jika hal-hal yang tidak diinginkan menimpa para pemain belakang macam Trent Alexander-Arnold, Dejan Lovren, atau Virgil van Dijk, Klopp bakal harus berpaling pada pemain minim jam terbang seperti Nathaniel Clyne dan Ragnar Klavan.
ADVERTISEMENT
Bale sudah kembali ke performa terbaik. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
zoom-in-whitePerbesar
Bale sudah kembali ke performa terbaik. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
Beruntung, Liverpool sudah bisa diperkuat oleh Emre Can. Pemain asal Jerman ini sebelumnya mengalami cedera punggung dan absen cukup lama. Dengan kembalinya Can yang serbabisa itu, setidaknya Liverpool akan memiliki pemain yang sanggup diutilisasi di berbagai posisi tanpa mengurangi kualitas permainan tim secara drastis.
Soal Formasi, Klopp Lebih Tahu Mana yang Bisa Diandalkan
Musim ini, Klopp hampir selalu menggunakan formasi dasar 4-3-3. Dari 12 pertandingan yang telah dijalani Liverpool, 11 di antaranya dilalui dengan menggunakan formasi tersebut. Artinya, Klopp paham betul apa yang menjadi kekuatan timnya dan hal itulah yang terus dia pertahankan.
Adapun, kekuatan yang dimaksud tentu saja adalah trio penyerang dalam diri Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah. Ketiga sosok itu sudah bertanggung jawab atas terciptanya 28 dari 40 gol Liverpool di Liga Champions. Dengan kualitas seperti itu, mustahil rasanya bagi Klopp untuk mengorbankan mereka dengan tujuan apa pun.
ADVERTISEMENT
Dengan formasi 4-3-3 itu, Klopp bakal kembali memainkan sepak bola heavy metal yang telah jadi ciri khasnya sejak dulu. Sebagai pengisi trio lini tengah, nama Jordan Henderson, Giorginio Wijnaldum, dan James Milner diprediksi bakal kembali digunakan oleh Klopp.
Henderson, Wijnaldum, dan Milner bakal menjadi senjata utama dalam melakukan pressing, counterpressing, maupun transisi. Tak lupa, Firmino yang rajin bertahan itu bakal membantu ketiga rekannya tadi dalam melakukan aksi defensif.
Firmino, Salah, dan Mane. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
zoom-in-whitePerbesar
Firmino, Salah, dan Mane. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
Sementara itu, di lini belakang, kuartet Alexander-Arnold, Lovren, Van Dijk, dan Andy Robertson bakal berdiri di depan penjaga gawang Loris Karius. Kuartet bek Liverpool itu, secara individual, memang kalah dari bek-bek milik Real Madrid. Akan tetapi, pada perempat final leg II menghadapi City, mereka sudah menunjukkan bahwa secara kolektif, mereka sebetulnya bisa saja membentuk tembok tangguh.
ADVERTISEMENT
Jika formasi dan pemilihan pemain Klopp sudah paten, lain halnya dengan Zidane. Musim lalu, Real Madrid menjadi juara dengan formasi 4-3-1-2 tanpa Bale. Namun, musim ini formasi tersebut tak lagi menjadi andalan utama. Cedera Bale plus minimnya kepercayaan Zidane terhadap Isco Alarcon membuat pelatih asal Prancis itu jadi doyan bereksperimen.
Di Liga Champions, Real Madrid sudah bermain dengan empat formasi berbeda. Meski 4-3-1-2 tetap jadi andalan, 4-4-2 juga tak jarang digunakan oleh Zidane. Dengan formasi 4-4-2 itu, Zidane mengorbankan satu gelandang kreatifnya untuk bisa memainkan dua sayap murni dalam diri Lucas Vazquez dan Marco Asensio.
Lalu, bagaimana dengan 4-3-3? Musim ini, di Liga Champions, Zidane baru sekali menggunakan formasi tersebut. Namun, dengan sudah kembalinya Bale ke performa terbaik, kemungkinan besar formasi inilah yang bakal digunakan oleh Zidane agar penyerang-penyerang terbaiknya bisa bermain.
ADVERTISEMENT
Sisi negatifnya, jika Zidane menggunakaan formasi 4-3-3, mereka bakal lebih mudah ditekan oleh para pemain tengah Liverpool. Tanpa keunggulan jumlah pemain, lini tengah Real Madrid akan lebih rentan kehilangan bola dengan formasi itu. Sebagai solusi, Real Madrid bisa kembali menggunakan 4-3-1-2, tetapi dengan begitu, mereka harus mengorbankan salah satu dari Bale atau Benzema untuk jadi pendamping Ronaldo.
Zidane memimpin latihan Real Madrid. (Foto: AFP/Gabriel Bouys)
zoom-in-whitePerbesar
Zidane memimpin latihan Real Madrid. (Foto: AFP/Gabriel Bouys)
Liverpool Menekan, Real Madrid Harus Bagaimana?
Seperti yang dikatakan Toni Kroos dalam sesi konferensi pers, Liverpool tidak akan terlalu banyak menguasai bola. Akan tetapi, layaknya sekumpulan binatang, mereka bakal terus menekan dan berusaha menerkam para pemain Real Madrid. Dengan demikian, pressing resistance dan kemampuan bermain dengan kepala dingin mutlak harus dimiliki Real Madrid untuk bisa mengalahkan Liverpool.
ADVERTISEMENT
Real Madrid bisa saja menggunakan cara yang digunakan oleh Manchester United, yakni dengan bermain menunggu seraya mengandalkan bola panjang. Namun, karena ini adalah Real Madrid dan Florentino Perez pasti takkan senang dengan cara itu, maka mereka sebaiknya tetap bermain seperti biasa dengan peningkatan pada pressing resistance serta kepala dingin tadi.
Untuk Liverpool, tak ada jalan lain. Mereka harus tetap menggunakan apa yang selama ini jadi senjata mereka untuk masuk ke final. Sekecil apa pun celah di pertahanan Real Madrid harus bisa mereka manfaatkan. Selain itu, mereka juga kudu waspada dengan serangan-serangan sayap serta bola-bola mati Real Madrid karena dari sinilah gol Ronaldo serta Sergio Ramos kerapkali tercipta.
Menilik cara bermain Real Madrid dan Liverpool selama ini, masuk akal jika memperkirakan pertandingan ini bakal berlangsung dengan tempo tinggi. Jika ini yang terjadi, kita bisa mengharapkan terciptanya cukup banyak gol pada pertandingan ini. Namun, tolong siapkan pula diri Anda untuk menghadapi sebuah antiklimaks.
ADVERTISEMENT
=====
Laga final Liga Champions 2017/18 antara Real Madrid dan Liverpool akan digelar di NSC Olympiyskiy Stadium, Kyiv, Minggu (27/5/2018) dini hari pukul 01.45 WIB