Final Liga Champions: Memberi Apresiasi Lebih untuk Jordan Henderson

24 Mei 2018 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapten Liverpool, Jordan Henderson. (Foto: CRISTINA QUICLER / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Liverpool, Jordan Henderson. (Foto: CRISTINA QUICLER / AFP)
ADVERTISEMENT
Enam tahun lalu, beberapa jam sebelum Liverpool menghadapi Hearts of Midlothian di babak playoff Liga Europa, Brendan Rodgers memanggil Jordan Henderson.
ADVERTISEMENT
Rodgers yang kala itu berstatus sebagai manajer Liverpool berkata bahwa ada tawaran yang mengharuskan Henderson pergi dari Liverpool. Tawaran itu dari Fulham. Fulham menginginkan Henderson sebagai alat tukar karena Liverpool ingin memboyong striker mereka, Clint Dempsey.
"Itu menyiratkan kepada saya bahwa dia akan membiarkan saya pergi dan semua terserah saya. Saya kembali ke kamar. Saya akhirnya menangis sedikit karena itu sangat menyakitkan. Saya punya pertandingan di malam hari untuk dipikirkan juga," kata Henderson seperti dilansir Sky Sports.
Usai merenung di kamarnya, Henderson membuat keputusan yang cukup berani. Dia tak menerima tawaran yang diajukan Rodgers. Gelandang berpaspor Inggris itu memutuskan akan tetap bertahan di Liverpool dan berjuang memperebutkan tempat inti.
Di situasi sudah terusir seperti itu, Henderson masih mau memperjuangkan tempat yang belum tentu akan dia dapatkan. Namun, justru berkat momen itulah nasib Henderson pada akhirnya berhasil berubah.
ADVERTISEMENT
Dempsey pada akhirnya tak pernah tiba di Anfield. Rodgers memutuskan tak berjuang lebih jauh untuk mendatangkan striker asal Amerika Serikat itu. Sementara Henderson, meski tak mendapat menit bermain yang banyak, tetap diberi kesempatan sedikit demi sedikit.
Henderson adalah andalan lini tengah The Reds. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Henderson adalah andalan lini tengah The Reds. (Foto: Reuters)
Enam tahun setelah malam menyakitkan itu, Henderson adalah kapten Liverpool. Dia jadi salah satu sosok terpenting di lini tengah 'Si Merah' yang saat ini ditangani oleh Juergen Klopp. Terlebih lagi, Henderson adalah kapten yang berpeluang memberikan trofi Liga Champions untuk Liverpool setelah Steven Gerrard.
Rodgers mungkin tak menyangka bahwa pemuda yang akan dijadikan alat tukar itu bakal berada di momen seperti ini. Pun begitu mungkin dengan para pendukung Liverpool sendiri. Siapa yang menyangka jika Henderson bisa sampai ke final Liga Champions sebagai kapten Liverpool?
ADVERTISEMENT
***
Mantan pemain Sunderland itu memang bukanlah sosok yang terlihat dominan di lapangan. Sebagai pengatur serangan Liverpool, dia bukanlah sosok yang punya umpan-umpan ciamik, tendangan spektakuler, dan daya jelajah tinggi seperti Gerrard. Dia juga bukan pria dengan visi secerdas Xabi Alonso.
Henderson hanyalah Henderson. Dia adalah pria yang kadang mendapat kritik keras karena kurang kreatif; karena lebih sering memberi umpan ke samping atau belakang ketimbang ke depan. Dia juga kerap dikritik karena minim berkontribusi dalam gol maupun assist.
Namun, memang begitulah Henderson. Secara kemampuan individu, dia tak punya sebuah hal yang amat spesial. Jika ada yang paling menonjol dari dirinya, maka itu adalah kerja keras, kemampuan beradaptasi yang baik, dan semangat pantang menyerah di atas lapangan.
ADVERTISEMENT
Ekspresi Jordan Henderson saat melawan AS Roma. (Foto: Max Rossi/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi Jordan Henderson saat melawan AS Roma. (Foto: Max Rossi/Reuters)
Soal pertama, ini sudah terbukti dari keputusannya enam tahun silam. Dari bagaimana dia memutuskan untuk berjuang memperebutkan tempat utama meski dalam situasi terusir. Kerja keras yang juga terlihat di lapangan dan laga perempat final kontra Manchester City atau laga semifinal melawan AS Roma adalah contohnya.
Soal kedua, ini sudah dibuktikan Henderson kala Klopp memutuskan menggunakan pola 4-3-3. Tak seperti di era Rodgers atau Sunderland di mana dia berperan sebagai gelandang box-to-box dan bermain lebih ke depan, di Liverpool saat ini, Henderson adalah gelandang yang akan berdiri paling dalam. Dia adalah penyeimbang permainan tim, sekaligus pengatur (pertama) serangan tim.
Terakhir, soal semangat pantang menyerah. Henderson, selaku kapten, memang punya satu hal ini. Dan dia selalu menunjukkannya dengan semangat berapi-api di lapangan. Anda tak perlu heran jika melihat pemain berusia 27 tahun itu jadi sosok yang berteriak paling lantang di atas lapangan.
ADVERTISEMENT
Henderson mengakali kemampuannya yang biasa-biasa saja dengan tiga hal tadi dan itulah yang membuatnya terus dipercaya oleh Klopp. Henderson tahu fisiknya tak sekuat Emre Can untuk berduel dengan lawan, mobilitasnya tak seoke Gini Wijnaldum, dan visinya tak secemerlang James Milner.
Kini, Henderson selangkah lagi menyamai pencapaian Gerrard ataupun kapten legendaris Liverpool lainnya, Graeme Souness. Dia, di timnya Klopp saat ini, sama pentingnya dengan Mohamed Salah, Roberto Firmino, atau Virgil van Dijk.
Henderson dan sang manajer, Juergen Klopp. (Foto: Oli Scarff/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Henderson dan sang manajer, Juergen Klopp. (Foto: Oli Scarff/AFP)
Jika ada yang akan memantik semangat Liverpool pada laga final kontra Madrid di Stadion NSC Olimpiskiy, Kiev, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB nanti, maka orang itu adalah Henderson. Jika ada yang akan menekel pergerakan memukau Luka Modric atau Toni Kroos, maka orang itu juga adalah Henderson.
ADVERTISEMENT
Dia adalah pemain yang hampir dibuang ke Fulham. Dia adalah pria yang dikritik Sir Alex Ferguson karena memiliki gaya berlari yang aneh. Dia adalah pemain yang didatangkan 20 juta poundsterling dari Sunderland untuk kemudian sempat mendapat olok-olok dari para fans.
"Dari titik itu (enam tahun lalu), saya hanya mencoba menundukkan kepala. Saya tahu saya tidak akan mendapatkan waktu bermain sebanyak yang saya inginkan, tetapi saya masih memiliki keyakinan. Saya cukup muda untuk menundukkan kepala, tetap bekerja keras, melakukan lebih, dan membuktikan mereka salah--aku merasa berhasil melakukannya saat Brendan pergi," ceritanya tentang momen kelam itu.
"Selalu ada saat-saat dalam sepakbola - dan kehidupan secara umum - yang dapat menentukan jalan dan rute yang Anda lalui. Bagi saya tidak pernah ada pilihan untuk pergi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Henderson adalah sosok yang jarang mendapat apresiasi lebih dari para pendukung Liverpool dan itu bisa berubah jika yangannya menjadi tangan pertama yang menggenggam trofi Liga Champions di Kiev, akhir pekan nanti.
====
*Final Liga Champions akan dihelat di Stadion NSC Olimpiskiy, Kiev, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB. Sepak mula dilakukan pukul 01:45 WIB.