Football Rant: Mengapa Premier League Malah Sibuk di Bulan Desember?

30 November 2017 15:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hiasan Natal di Stadion Old Trafford. (Foto: Alex Livesey/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Hiasan Natal di Stadion Old Trafford. (Foto: Alex Livesey/Getty Images)
ADVERTISEMENT
Saya sudah menyaksikan Premier League sejak pertengahan 1990-an, yang artinya tidak jauh sejak musim perdana mereka bergulir pada 1992/1993. Tentu saja ini semua berkat televisi nasional yang memperkenalkannya ke masyarakat Indonesia, termasuk bocah seperti saya yang ketika itu masih duduk di bangku SD.
ADVERTISEMENT
Karena terpapar Premier League sedemikian lama, ada banyak hal yang lantas saya kenal dan saya identikkan dengan Premier League. Misalnya saja: iklan Essenza (No Tile Like It!) yang tayang tiap jeda babak dan desain produksi Premier League yang berkesan mewah dan anggun. Jauh sebelum desain tematik dan produksinya se-modern dan se-pop sekarang, Premier League menggunakan desain velvet warna merlot untuk memancarkan kesan berkelas.
Saya lantas menyadari beberapa "keanehan" --jika memang bisa disebut demikian. Salah satunya adalah jadwal pertandingan Premier League yang acapkali terlihat acak-acakan. Berbeda dengan liga-liga di Eropa daratan --Italia, Spanyol, Jerman-- yang jadwal paruh pertama dan paruh keduanya berurutan --dalam artian, lawan yang dihadapi di pekan pertama akan dihadapi lagi di pekan ke-18 atau 20 (tergantung jumlah tim dalam satu liga ada 18 atau 20)--, Premier League tidak demikian. Bisa saja sebuah tim sudah melawan Tim A di pekan pertama, tetapi liga belum berjalan separuhnya, mereka sudah harus bertemu lagi.
ADVERTISEMENT
Hal aneh lainnya? Ya, apalagi kalau bukan jadwal yang malah makin padat di bulan Desember. Anda tentu juga sudah tahu ini. Bertahun-tahun, jadwal padat Premier League di bulan Desember dikeluhkan oleh manajer-manajer yang datang dari Eropa daratan. Selain itu, jadwal padat ini juga dituding jadi penyebab melempemnya kesebelasan-kesebelasan Inggris di kancah antarklub Eropa dan Timnas Inggris di turnamen internasional.
Ketika liga-liga di Italia, Jerman, dan Spanyol mengenal winter break, bagi Inggris itu adalah sebuah konsep yang absurd. Mengapa demikian?
Nah, dalam Football Rant episode 9 ini, Yusuf Arifin menjelaskan kepada saya bahwa budaya menonton pertandingan sepak bola di Inggris memang berbeda jika dibandingkan dengan Eropa daratan. Inilah yang menjadi pangkal padatnya jadwal Premier League di bulan Desember. Ini adalah persoalan kultur.
ADVERTISEMENT
Perkara kultur dan kondisi alam Inggris jugalah yang membuat negara tersebut memilih untuk memainkan gaya kick and rush (tendang sekeras-kerasnya dan lari sekencang-kencangnya) dalam sepak bola mereka. Ini, kata Yusuf lagi, mengingatkannya akan Brasil, favela-favela di dalamnya, dan kemampuan bocah-bocah jalanan mereka mengolah bola di jalanan yang tidak rata. Apa kaitannya? Simak pada video di bawah ini.