Football Rant: Real Madrid vs Liverpool, Siapa Juarai Liga Champions?

24 Mei 2018 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'Bola' final Liga Champions di kota Kiev, Ukraina. (Foto: Sergei Supinsky/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
'Bola' final Liga Champions di kota Kiev, Ukraina. (Foto: Sergei Supinsky/AFP)
ADVERTISEMENT
Menyebut bahwa Real Madrid dan Liverpool adalah tim yang agresif dan kerap mengandalkan agresivitas dan kecepatan memang tidak salah. Sudah sering kedua kesebelasan itu mengandalkan pressing dan kemampuan berlari pemain-pemainnya untuk mendobrak lawan.
ADVERTISEMENT
Maka, ketika keduanya bertemu di final Liga Champions 2018, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB, ada kemungkinan kedua gaya yang mirip-mirip itu bakal beradu. Liverpool, misalnya, punya trio Mohamed Salah-Roberto Firmino-Sadio Mane; ketiganya bergerak, berkelindan, saling membuka ruang, dan bergantian mencetak gol.
Salah memang jadi yang paling rajin bikin gol. Di Liga Champions musim ini saja, ia sudah mencetak 10 gol --hanya kalah dari Cristiano Ronaldo yang sudah mencetak 15 gol. Namun, simak catatan Firmino: pemain asal Brasil ini mencetak 10 gol dan 8 assist. Kontribusi Firmino terbilang lebih seimbang ketimbang dua rekannya di lini depan.
Posisi Firmino berada di tengah, diapit oleh Salah dan Mane. Biasanya ia berperan sebagai false nine, bukan target man. Dengan peran demikian, ia menjadi lebih mudah membuka ruang atau mengkreasikan peluang untuk rekan-rekannya.
ADVERTISEMENT
Mane, Salah, dan Firmino di Liga Champions. (Foto: Francisco Leong/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Mane, Salah, dan Firmino di Liga Champions. (Foto: Francisco Leong/AFP)
Selain itu, Firmino juga oke dalam melakukan pressing terhadap lawan. Ini bisa dilihat dari atribut defensif Firmino; menurut catatan WhoScored, ia rata-rata melakukan 1,8 tekel per laga di Liga Champions musim ini, sebuah angka yang cukup tinggi untuk ukuran pemain depan.
Bagaimana dengan Madrid? Well, mereka memang tidak lagi memiliki trio dengan kecepatan ajaib di lini depan. Cristiano Ronaldo-Karim Benzema-Gareth Bale makin jarang bermain bersama. Bale belakangan sering dibekap cedera, membuat Madrid kerap bermain dengan dua pemain depan saja.
Dengan format dua pemain depan, Madrid biasanya bermain dengan formasi 4-3-1-2 atau 4-4-2 dengan lini tengah membentuk diamond (berlian). Opsi ini biasanya memunculkan Isco Alarcon sebagai 'orang ketiga' di belakang Ronaldo dan Benzema.
ADVERTISEMENT
Isco memang tidak punya kecepatan, tetapi ia jago bergerak untuk mencari ruang. Lalu, kalau opsi ini tidak berhasil, biasanya Madrid akan berpaling pada Marco Asensio yang tidak hanya gesit dan cepat, tetapi juga punya timing yang bagus dalam melepas operan.
Ronaldo dan Bale, dua andalan Real Madrid. (Foto: REUTERS/Heino Kalis)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo dan Bale, dua andalan Real Madrid. (Foto: REUTERS/Heino Kalis)
Di luar itu, masih ada Ronaldo yang masih sama ganasnya dibanding musim-musim sebelumnya. Ronaldo memang bukan lagi winger yang menyisir sayap dan mengandalkan dribel serta kecepatannya, tetapi percayalah bahwa ia tidak kehilangan agresivitasnya. Membiarkan CR7 bergerak bebas di dalam kotak penalti berarti petaka --tanya saja Juventus, mereka paham akan hal itu.
Jika lini depan Madrid mengandalkan kelincahan dan agresivitas, dari mana kecepatan mereka datang? Ya, dari kedua full-back mereka. Namun, di sinilah bahayanya. Jika kedua full-back Madrid terlalu asyik menyerang, trio lini depan Liverpool bisa mencuri kesempatan.
ADVERTISEMENT
Di Football Rant episode kali ini, saya akan membahas apa saja kelebihan dan kekurangan kedua tim bersama Bergas Agung dan Billi Pasha. Selamat menyaksikan.
=====
*Final Liga Champions akan dihelat di Stadion NSC Olimpiskiy, Kiev, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB. Sepak mula dilakukan pukul 01:45 WIB.