Ganjar Inter dengan Hukuman, FIGC Diapresiasi UEFA dan FIFPro

29 Desember 2018 8:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kericuhan saat Paolo Mazzoleni memberi kartu merah pada Kalidou Koulibaly. (Foto: Reuters/Alberto Lingria)
zoom-in-whitePerbesar
Kericuhan saat Paolo Mazzoleni memberi kartu merah pada Kalidou Koulibaly. (Foto: Reuters/Alberto Lingria)
ADVERTISEMENT
FIGC langsung bertindak usai perilaku rasialis terjadi dalam laga Inter Milan melawan Napoli pada laga Boxing Day Serie A 2018/19. Tindakan ini pada akhirnya mendapatkan apresiasi dari UEFA dan FIFPro.
ADVERTISEMENT
Adalah Kalidou Koulibaly, bek Napoli asal Senegal, yang menjadi sasaran aksi rasialis tersebut. Suporter Inter menyorakinya dengan sorakan bernada monyet yang juga berhasil memengaruhi penampilan Koulibaly sendiri.
Meski memenangi laga dengan skor 1-0, akibat dari perilaku tidak terpuji dari para suporternya, FIGC mengganjar Inter dengan hukuman tanding di kandang tanpa penonton sebanyak dua laga. Respons cepat FIGC ini mendapatkan apresiasi khusus dari UEFA dan FIFPro, badan kenamaan sepak bola dunia.
"Kami mengapresiasi langkah otoritas sepak bola Italia (FIGC) yang langsung menghukum Inter Milan dengan hukuman dua laga tanpa penonton di kandang. Bahkan, hukuman ini bisa saja bertambah menjadi tiga jika kelak perilaku serupa kembali dilakukan suporter Inter," ujar pernyataan resmi bersama UEFA dan FIFPro, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
"FIFPro dan UEFA juga mendukung langkah-langkah otoritas sepak bola Italia untuk memerangi aksi rasialis di stadion-stadion yang ada di Italia. Kami tidak akan menoleransi aksi-aksi rasialisme," tambahnya.
Serupa elemen sepak bola yang lain, FIFPro dan UEFA juga mengutuk aksi rasialisme yang dilakukan suporter Inter. Bukan cuma itu, mereka juga mempertanyakan sikap dari wasit, apalagi pada pertandingan tersebut, peringatan sudah sempat diumumkan lewat pengeras suara di stadion, bahkan sampai beberapa kali.
"Kami akan mendalami juga tindakan rasialis ini. Menurut analisis kami, di sini juga ada kegagalan elemen penyelenggara pertandingan dalam menjalankan protokol anti-rasialis," ujar pernyataan resmi tersebut.
"Koulibaly, bek keturunan Prancis-Senegal, akhirnya menjadi objek dari perilaku rasialis tersebut. Meski pengumuman lewat pengeras suara di stadion sudah diserukan, nyanyian rasialis itu tetap tidak berhenti. Staf pelatih Napoli juga sudah mengingatkan wasit beberapa kali akan kejadian ini. Namun, mereka semua tidak menggubris," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Melihat segala kejanggalan ini, langkah yang akan dilakukan UEFA dan FIFPro untuk mencegah terulangnya aksi rasialis menjadi pertanyaan. Akankah ke depan, kejadian yang sama malah kembali terulang karena tak adanya tindakan tegas?
Jika kelak kejadian yang sama terjadi lagi dan wasit tidak menghentikan laga, bisa saja kata-kata Carlo Ancelotti yang menyebut bahwa ia dan timnya tak akan segan meninggalkan lapangan jika kejadian serupa terulang, jadi kenyataan.