Gattuso: Lazio Berhasil Mempermalukan Milan

25 April 2019 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gattuso mendampingi Milan dalam laga melawan Juventus. Foto: Reuters/Massimo Pinca
zoom-in-whitePerbesar
Gattuso mendampingi Milan dalam laga melawan Juventus. Foto: Reuters/Massimo Pinca
ADVERTISEMENT
San Siro menjadi saksi kegagalan AC Milan melangkah ke final Coppa Italia 2018/19. Pemandangan tak sedap bagi tuan rumah mewujud dalam rupa kekalahan 0-1 dari Lazio pada Kamis (25/4/2019). Gol tunggal Joaquin Correa pada menit 58 menjadi kunci yang membukakan pintu laga puncak untuk Lazio.
ADVERTISEMENT
Gennaro Gattuso tak menampik bahwa Milan dipermalukan di rumah sendiri. Terlebih, ini menjadi kesempatan terakhir bagi Milan untuk menutup musim dengan gelar juara.
"Kami mencoba untuk memperlakukan partai ini sebagai laga hidup dan mati. Tetapi, hasilnya tetap tidak sesuai keinginan kami. Tak ada gunanya menampik hal ini. Malam ini, Lazio berhasil mempermalukan kami. Sekarang, kami mesti menatap ke depan," ujar Gattuso, dilansir Football Italia.
"Toh, Lazio juga mengalami situasi sulit. Tapi, permainan kami justru mempermudah mereka mencapai tujuan. Sekarang kami memiliki waktu sebulan lagi di musim ini. Sudah jadi kewajiban kami untuk memberikan yang terbaik dan mengerahkan segala daya," jelas Gattuso.
Milan memang kalah menggigit pada laga semifinal kali ini. Padahal, leg pertama di kandang Lazio selesai dengan skor 0-0. Turun arena tanpa keuntungan gol tandang seharusnya menjadi pecut bagi Milan untuk tampil menyengat.
ADVERTISEMENT
Gattuso melakukan perubahan dengan mengganti 4-3-3 andalan mereka menjadi 3-4-3. Tiga kans emas dibuat Milan di sepanjang paruh pertama. Sayangnya, tak satu upaya pun yang berujung gol.
Lazio bahkan tampil lebih agresif ketimbang si tuan rumah. Buktinya, Lazio mampu membuat 13 upaya tembakan, sementara Milan cuma sanggup melepaskan enam percobaan di sepanjang pertandingan.
Segala potensi itu bisa dimanfaatkan sedemikian rupa oleh Lazio untuk mencetak gol. Kekuatan sisi tepi dan kecepatan serangan balik menjadi senjata utama yang mengantarkan Lazio ke duel pemungkas.
"Terkadang kamu perlu melakukan hal berbeda untuk mengubah nasib. Tentunya keputusan ini berdasarkan keinginan untuk meningkatkan penampilan dan mengangkat tim. Tapi, rencana itu tidak berhasil dan kami juga kepayahan sepanjang bulan ini," jelas Gattuso.
ADVERTISEMENT
Tiemoue Bakayoko berduel dengan Andrea Belotti di laga AC Milan melawan Torino. Foto: Miguel MEDINA / AFP
Tak ada lagi tempat di Coppa Italia, kompetisi liga menjadi satu-satunya ruang bagi Milan. Serie A 2018/19 menyisakan lima pertandingan untuk Milan. Posisi empat besar yang kini ditempati memang menjadi target paling masuk akal untuk 'Rossoneri'.
Yang menjadi salah satu persoalan paling serius adalah Atalanta yang mengekor di peringkat kelima. Baik Milan maupun Atalanta sama-sama mengoleksi 64 poin. Itu berarti, Milan mesti kembali melakoni laga hidup dan mati pada Senin (29/4/2019). Kali ini, Torino yang menjadi lawan.
"Saya pikir masalah yang melanda tim bukan cuma persoalan fisik, tapi juga mental dan taktik. Ini terlihat dari penampilan kami yang di bawah rata-rata. Ini memang momen sulit. Tapi, kami harus berlaga melawan Torino pada akhir pekan. Serupa hari ini, pertandingan itu juga akan jadi duel hidup dan mati buat kami," ucap Gattuso.
ADVERTISEMENT