Gianluigi Buffon di Juventus: Ada Kualitas, Ada Harga

29 Januari 2019 22:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buffon dilempar ke udara oleh pemain Juventus. (Foto: Reuters/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon dilempar ke udara oleh pemain Juventus. (Foto: Reuters/Stefano Rellandini)
ADVERTISEMENT
Ada kualitas, ada harga. Ungkapan itu menjadi tepat untuk menggambarkan korelasi antara uang yang dihabiskan Juventus untuk membeli Gianluigi Buffon dan sepak terjangnya bersama 'Si Nyonya Tua'.
ADVERTISEMENT
Juventus memecahkan rekor pada 2001 dengan mendatangkan Buffon dari Parma. Kala itu, Juventus harus merogoh kocek sebesar 52 juta euro. Hebatnya, rekor ini bertahan selama 17 tahun. Baru pada awal musim 2018/19, Liverpool memecahkan rekor baru dengan mendatangkan Alisson Becker dari AS Roma senilai 72,5 juta euro. Hanya, 'The Reds' tak memegang rekor ini dalam waktu lama karena Chelsea menggaet Kepa Arrizabalaga seharga 80 juta euro dari Athletic Bilbao.
Buffon memang bukan pebisnis, tapi sebagai profesional ia tahu bahwa nilai juga ditentukan oleh kualitas. Kedatangannya dengan harga sedemikian tinggi menuntut tanggung jawab. Karena itulah ia berkeras hati menjaga gawang Bianconeri sambil menutup kuping rapat-rapat dari serbuan omongan tak sedap.
"Sepak bola sedang ada di periode di mana tim mengeluarkan uang dengan jumlah yang jauh luar biasa untuk merekrut pemain dibandingkan dengan sebelumnya. Saya pikir, ini manuver yang cerdas. Jika kita putar balik ke masa saya dikontrak Juve, jumlah uang yang dihabiskan acap memantik kritik," jelas Buffon, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
"Yang menyebalkan, kritiknya itu selalu sama. Mereka selalu bilang, kamu tidak bisa menghabiskan uang sedemikian banyak untuk penjaga gawang. Tapi, tidak peduli sesering apa pun kritik itu datang, saya tetap di Juventus selama 17 tahun," ucap Buffon.
Spanduk raksasa Buffon di Allianz Stadium. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk raksasa Buffon di Allianz Stadium. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
Kritik itu akhirnya mereda saat diperhadapkan dengan pencapaian sang penjaga gawang. Buffon memang bukan sosok yang berlari dari ujung lapangan satu ke ujung lain untuk mencetak gol, tapi Buffon-lah yang bersetia menjaga gawang Juventus dari serangan lawan.
Selama 17 tahun bermarkas di Turin, Buffon mempersembahkan sembilan gelar juara Serie A, satu trofi juara Serie B, empat gelar Coppa Italia, dan lima trofi Supercoppa Italiana. Bicara soal scudetto, tujuh di antaranya dipersembahkan Buffon dalam tujuh musim beruntun.
ADVERTISEMENT
Raihan scudetto Serie A itu juga turut mencatatkan rekor baru. Catatan terbaik sebelumnya dipegang oleh Virginio Rosetta, Giovanni Ferrari, dan Giuseppe Furino yang mempersembahkan delapan gelar. Maka, lewat rangkaian aksi penyelamatannya di bawah mistar gawang Juventus yang berbuah prestasi itulah ia membuktikan bahwa uang yang sedemikian banyak bukan aksi pemborosan, tapi investasi.
"Saya pikir Juventus sudah membuat kesepakatan bisnis terbaik di sepanjang sejarah dengan merekrut saya. Kalau kalian melihat saya sekarang, saya ragu ada orang-orang yang tidak setuju dengan perkataan tadi. Saya percaya, setiap penjaga gawang harus dibayar sesuai dengan nilai mereka. Dan seharusnya memang tidak ada persaingan harga antara penjaga gawang dan bek, penjaga gawang dan penyerang, ataupun penjaga gawang dan gelandang," jelas Buffon.
ADVERTISEMENT