Godin: Malaikat Tanpa Sayap untuk Uruguay

1 Juli 2018 7:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Godin menggendong Suarez. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)
zoom-in-whitePerbesar
Godin menggendong Suarez. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diego Godin sangat pas dengan deskripsi penulis Dewi Lestari tentang malaikat tanpa sayap: cahayanya memang tak berkilau, tetapi kehadirannya sangat terasa. Godin tak pernah menyombongkan dirinya ketika bermain sepak bola. Karena hanya ada tim di dalam kepalanya.
ADVERTISEMENT
Dia pernah bermain dengan kondisi hidungnya patah hingga mulut yang bersimbah darah bersama Atletico Madrid. Di Piala Dunia 2018, suara Godin terdengar lantang di lini belakang Tim Nasional (Timnas) Uruguay. Dan tentu saja, dia juga bekerja sama kerasnya seperti suaranya supaya Fernando Muslera bisa sesekali bersantai di bawah mistar gawang Uruguay.
Independent menyebut bahwa bek berusia 32 tahun itu adalah yang terbaik dalam urusan melancarkan sapuan (12), tekel (8), dan duel udara (8) selama fase grup. Selain itu, WhoScored mencatat bahwa Godin melakukan 2,3 intersep per laga. Kerja kerasnya sungguh bisa dirasakan oleh rekan-rekannya. Di babak grup, La Celeste tak kebobolan satu gol pun.
Memang pada akhirnya rekor tak kebobolan Uruguay terhenti saat menghadapi Timnas Portugal di laga 16 besar, Minggu (1/7/2018) dini hari WIB. Hal itu disebabkan Godin luput menghitung kemungkinan pemain lain macam Pepe untuk cetak gol melalui sundulan.
ADVERTISEMENT
Berita baiknya, keputusannya untuk sangat fokus kepada Cristiano Ronaldo masih dibilang tepat. Matinya bintang Real Madrid itu berakhir dengan mampetnya build-up serangan anak-anak asuh Fernando Santos selama 90 menit.
Ronaldo tak berkutik menghadapi Uruguay. (Foto: REUTERS/Hannah Mckay)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo tak berkutik menghadapi Uruguay. (Foto: REUTERS/Hannah Mckay)
Suplai bola-bola pendek kepada Ronaldo dari gelandang berhasil dimatikan Godin dan kolega di lini belakang Uruguay. Alhasil, Ronaldo hanya menyentuh bola sebanyak 49 kali dan melakukan operan sebanyak 25 kali dengan 21 di antaranya mampu diputus pertahanan lawan. Jumlah ini adalah yang terendah di skuat Portugal.
Buntu dengan umpan pendek, winger dan full-back Portugal terpaksa melancarkan umpan lambung untuk memberikan suplai bola kepada Ronaldo. Nah, dari sinilah berkah Uruguay tiba. Memanfaatkan full-back yang telat mundur, Uruguay mampu melancarkan serangan balik cepat yang berakhir dengan Edinson Cavani cetak gol di menit ke-7 dan ke-62.
ADVERTISEMENT
Di akhir pertandingan, kamera menyorot wajah Ronaldo yang tampak frustrasi sementara Cavani terlihat bangga. Yang tak terlalu lama disorot adalah wajah penuh syukur Godin karena kerja kerasnya pada akhirnya berujung kemenangan 2-1 bagi timnya. Kemenangan yang membuat mimpi Uruguay di Piala Dunia masih terpelihara.