Gol Tunggal Politano Antar Italia pada Kemenangan atas AS

21 November 2018 5:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uji tanding Italia vs Amerika Serikat (Foto: REUTERS/Francois Walschaerts)
zoom-in-whitePerbesar
Uji tanding Italia vs Amerika Serikat (Foto: REUTERS/Francois Walschaerts)
ADVERTISEMENT
Laga terakhir Timnas Italia di tahun 2018 tuntas dengan manis. Bertanding di Luminus Arena pada Rabu (21/11/2018), Italia menuai kemenangan 1-0 atas Timnas Amerika Serikat (AS). Gol Matteo Politano di menit 90+4 menjadi torehan tunggal yang mengantarkan kemenangan itu ke kubu Italia.
ADVERTISEMENT
Skuat muda Italia itu akhirnya diturunkan oleh Roberto Mancini. Bermain dalam pakem 4-3-3, Federico Chiesa, Kevin Lasagna, dan Domenico Berardi ditugaskan di lini serang. Sementara, pos tiga gelandang diisi oleh Nicola Barella, Stefano Sensi, dan Marco Verratti.
Kubu AS turun lapangan dengan formasi dasar 3-5-2. Duet Joshua Sargent dan Christian Pulisic kebagian tugas sebagai juru gedor utama. Lima gelandang diturunkan demi menjaga kestabilan area tengah sekaligus memperbanyak opsi seragan.
Berbekal penguasaan bola yang tidak pernah berada di bawah 65%, Italia berusaha untuk mengambil inisiatif serangan dan kendali permainan sejak awal. Cara ini cukup menjanjikan. Tim besutan Mancini itu berkali-kali menebar ancaman yang dibangun dengan umpan-umpan pendek.
Di babak pertama, superioritas Italia tidak hanya tampak dari penguasaan bola, tapi juga agresivitas serangan. Setidaknya, ada enam upaya tembakan yang dicatatkan oleh Azzurri. Kendati tampil lebih agresif, upaya Italia masih mentah di hadapan tim didikan Dave Sarachan itu. Alasan pertama, nyaris seluruh pemain AS disiplin dalam menutup aliran bola Italia.
ADVERTISEMENT
Alasan kedua, penyelesaian akhir Italia masih terkesan sporadis. Italia bukannya tidak bisa merangsek masuk ke wilayah pertahanan dan kotak penalti AS. Namun, akurasi penyelesaian akhir yang belum mumpuni membikin rangkaian upaya itu tidak ada yang berujung gol. Misalnya, sundulan Emerson pada menit ke-22 yang masih melebar dari gawang. Atau, delapan menit sebelumnya lewat sundulan Domenico Berardi yang masih melebar ke kanan.
Situasi ini diperparah pula dengan kesigapan kiper Ethan Horvath mengawal gawang AS. Walau berkali-kali melepaskan tembakan tak tepat sasaran, Italia juga menebar ancaman dengan tembakan-tembakan mengarah gawang.
Bahkan, saat laga baru berjalan tiga menit, Chiesa sudah berhasil menerobos masuk ke kotak penalti AS dan berada dalam situasi satu lawan satu dengan kiper. Namun, penyelamatan brilian Horvath sanggup mengamankan gawang AS dari kebobolan diri. Begitu pula yang terjadi pada menit 19, saat kapten Leonardo Bonucci melesakkan tembakan voli yang kembali dapat digagalkan oleh penjaga gawang. Alhasil, skor 0-0 menutup jalannya laga paruh pertama.
ADVERTISEMENT
Shaquell Moore (AS) berduel dengan Mattia De Sciglio. (Foto: REUTERS/Francois Walschaerts)
zoom-in-whitePerbesar
Shaquell Moore (AS) berduel dengan Mattia De Sciglio. (Foto: REUTERS/Francois Walschaerts)
Usai turun minum, situasi tidak banyak berubah. Italia masih sibuk menyerang dengan beringas, sementara AS masih mempertahankan diri dari gempuran lawan. Hingga laga memasuki menit 60, Italia sudah mencatatkan 11 upaya tembakan dengan empat di antaranya mengarah ke gawang. Bandingkan dengan satu upaya tembakan yang dibukukan oleh sang lawan.
Sadar timnya kalah saing di sektor tengah, Sarachan memasukkan Wil Trapp dan Bobby Wood serta menarik Marco Delgado dan Sargent demi memperkaya kreativitas serangan. Mancini juga menukar Berardi dengan Moise Kean. Sebelumnya, Chiesa ditarik dan digantikan oleh Vincenzo Grifo.
Keasyikan menyerang, Italia hampir kebobolan di menit 64. Andai Salvatore Sirigu tak berhasil menepis sundulan Walker Zimmerman, bukannya tidak mungkin Italia yang harus gigit jari usai menyerang dengan menggebu-gebu.
ADVERTISEMENT
Sadar efektivitas serangannya masih belum cukup, Mancini kembali melakukan pertukaran pemain pada menit 87. Kali ini, giliran Lasagna yang diistirahatkan dan digantikan oleh Politano. Keputusan subsitusi Mancini membuahkan hasil gemilang. Sebelum Politano masuk, Kean juga mampu menembus barikade pertahanan AS yang di babak kedua ini bertambah rapat dan ada di situasi satu lawan satu dengan kiper walau tembakannya kembali digagalkan Horvath.
Matteo Politano (kostum 20) merayakan gol ke gawang AS bersama Marco Verratti (kostum 6) dan Stefano Sensi (kostum 23). (Foto: REUTERS/Francois Walschaerts)
zoom-in-whitePerbesar
Matteo Politano (kostum 20) merayakan gol ke gawang AS bersama Marco Verratti (kostum 6) dan Stefano Sensi (kostum 23). (Foto: REUTERS/Francois Walschaerts)
Nah, saat injury time mencapai ujungnya, tepat di menit 90+4, kebuntuan Italia akhirnya kandas. Politano mempertontonkan seperti apa super sub itu lewat lesakan golnya yang mengantarkan Italia pada kemenangan.
Prosesnya bermula dari keberhasilan Marco Veratti menembus pertahanan AS lewat umpan jauhnya. Bola kirimannya itu berhasil diterima oleh Roberto Gagliardini dan diteruskan kepada Politano yang sudah ada di dalam kotak 16 yard. Terlambat mengantisipasi, Horvath harus menerima kenyataan bahwa gawangnya berhasil dibobol di pengujung laga. Kemenangan 1-0 menjadi penutup yang manis untuk agresivitas dan kesabaran Italia di pertandingan ini.
ADVERTISEMENT
Walaupun laga ini bersifat persahabatan sehingga tak ada gelar atau poin yang diperebutkan, hasil ini menjadi penawar yang baik bagi tahun 2018 yang tidak berjalan menyenangkan untuk Italia. Kegembiraan yang lahir dari kemenangan tipis ini tidak dapat disembunyikan oleh Mancini yang sejak pertengahan babak kedua menunjukkan raut wajah harap-harap cemas karena timnya belum sanggup membobol gawang lawan.
Kelegaan yang teramat sangat itu tergambar jelas dari perayaan kecil-kecilan yang dilakukan Mancini sesaat setelah Politano menorehkan gol tunggal sekaligus kemenangan Italia itu: tertawa lepas sambil mengganjar staf-stafnya dengan rangkulan.
Bagaimanapun, kelegaan itu adalah ekspresi yang pantas. Sebabnya, Mancini bertaruh cukup hebat di pertandingan persahabatan ini dengan memulangkan lima pemain senior demi memberikan ruang yang layak bagi para pemain mudanya. Bukan pertaruhan yang benar-benar aman, tapi setidaknya, risiko yang diambil sepadan dengan hasilnya: kemenangan.
ADVERTISEMENT