Guardiola Akui Agresivitas Liverpool Buat Manchester City Kewalahan

15 Januari 2018 7:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guardiola bingung City kalah dari Liverpool. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Guardiola bingung City kalah dari Liverpool. (Foto: Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
Pep Guardiola mungkin tak menyangka bila pada laga kontra Liverpool, Minggu (14/1) malam WIB tadi, timnya bakal kebobolan empat gol. Empat gol di Anfield yang membuat catatan tak terkalahkan milik Manchester City sepanjang musim ini terhenti.
ADVERTISEMENT
Pada kekalahan perdananya musim ini, City memang seperti dikejutkan Liverpool. Pada awalnya, tuan rumah memang berhasil unggul lebih dulu melalui Alex-Oxlade Chamberlain, tapi setelah itu City menguasai laga dan berhasil menyamakan kedudukan lewat Leroy Sane.
Di awal babak kedua, City terus mengurung Liverpool sampai akhirnya, pressing ketat dan tinggi dari anak-anak asuh Juergen Klopp membuat mereka kewalahan dan kebobolan tiga gol hanya dalam waktu tak lebih dari 10 menit. City memang bisa mencetak dua gol setelahnya, tapi itu tetap membuat mereka kalah 3-4.
Menanggapi kekalahan itu, Guardiola mengakui bila Liverpool tampil lebih efektif dari tim asuhannya. Sebab, kendati kalah dalam hal penguasaan bola dan sempat kehilangan momentum, "Si Merah" nyatanya berhasil mencetak tiga gol cepat dan menang atas City.
ADVERTISEMENT
"Selamat kepada Liverpool. Saya harus memberikan pujian kepada mereka. Kami tahu betapa sulitnya Anfield dan betapa agresif timnya Juergen Klopp. Kami mencoba build-up dengan baik dan menemukan ruang-ruang itu, tapi akhirnya kredit jatuh untuk Liverpool," ujar Guardiola kepada Sky Sports.
"Ini adalah laga yang mereka mulai dengan baik dan, setelah kami pulih, kami menyamakan kedudukan. Pada babak kedua, kami memulai jauh lebih baik dan laga ada di tangan kami. Kami memiliki satu atau dua peluang, tapi penyelesaiannya tidak bagus."
De Bruyne, dimatikan para pemain Liverpool.  (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
De Bruyne, dimatikan para pemain Liverpool. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
"Di babak kedua, mereka tidak bisa melakukan dua atau tiga umpan berturut-turut, tapi dalam 10, 15 menit, skor berubah dari 1-1 jadi 4-1, dan setelah itu adalah pemulihan yang rumit. Pada saat itu kami tidak cukup solid, tapi kami melanjutkan, pada akhirnya kami bisa mencetak dua gol, tapi tak ada hasilnya."
ADVERTISEMENT
"Anda harus menjalani situasi seperti ini selama musim ini karena di sepak bola Anda bisa kehilangan satu gol, tapi Anda harus selalu stabil," pungkas eks-pelatih Barcelona itu.
Pada akhirnya, dominasi City memang tak berarti apa-apa. Penguasaan bola itu, upaya-upaya itu, sama sekali tak menghasilkan poin. Justru efektivitas, agresivitas, dan daya juang para penggawa Liverpool yang berbuah tiga poin di laga tadi.
Beruntung bagi Guardiola, dalam tabel klasemen kekalahan ini tak berarti apa-apa karena mereka tetap kokoh di puncak dan masih unggul 15 poin dari Manchester United di posisi dua. Namun, di satu sisi kekalahan jelas menunjukkan bila di musim ini, City memang bukanlah tim yang digdaya kendati mendominasi permainan sekalipun.
ADVERTISEMENT