news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Guardiola Ancam 'Walk Out' jika Sterling Jadi Target Rasialisme (Lagi)

30 Maret 2019 8:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. Foto: Reuters/Andrew Boyers
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. Foto: Reuters/Andrew Boyers
ADVERTISEMENT
Aksi rasialisme kembali dialamatkan kepada Raheem Sterling. Meskipun momen itu tak terjadi di level klub, Pep Guardiola sebagai pelatih Manchester City tetap menyoroti perlakuan tak menyenangkan terhadap anak buahnya.
ADVERTISEMENT
Sterling bersama Danny Rose dan Callum Hudson-Odoi menjadi target aksi rasialisme dalam laga Kualifikasi Piala Eropa 2020 antara Timnas Inggris dan Montenegro, Selasa (26/3/2019). Suara menyerupai monyet terdengar sebelum laga di Stadion Pod Goricom itu berakhir.
Kejadian tersebut bukan kali pertama dialami oleh Sterling. Suporter Chelsea sempat meneriakkan komentar bernada rasialisme ke telinga Sterling ketika hendak mengambil bola di pinggir lapangan.
Kalau hal serupa kembali terulang di pertandingan Manchester City, Guardiola berjanji akan mengambil langkah serius. Yakni menarik para pemain keluar lapangan alias walk out.
"Ya, kami bisa melakukan aksi walk out. Namun, saya tak boleh sendirian. Harus ada dukungan dari CEO, kapten tim, serta pemain-pemain lainnya. Jika kami sepakat, mengapa tidak untuk melakukannya?" tutur Guardiola sebagaimana dikutip dari Telegraph.
ADVERTISEMENT
Walk out demi menangkal rasialisme sebetulnya tak sepenuhnya mendapatkan dukungan. Carlo Ancelotti, misalnya, pernah menuai kritik dari Kepolisian Italia setelah mengancam walk out jika pemainnya menerima perlakuan rasialisme lagi. Alasannya, aksi tersebut dikhawatirkan memicu kisruh lebih besar.
Kendati demikian, Guardiola memiliki dasar kuat untuk melakukannya. Dia menilai rasialisme di Eropa sudah terlalu parah. Dan, bagi para pemain yang menjadi korban, sepak bola dianggap merupakan alat paling realistis untuk menunjukkan sikap perlawanan.
"Masalahnya bukan tentang sepak bola, melainkan masyarakat. Inilah yang terjadi di masyarakat Eropa. Dengan kelompok sayap kanan dan pesan yang mereka kirim demi memenangi pemilihan, kita berada dalam situasi tak aman. Situasinya semakin buruk," tutur Guardiola.
Selebrasi Raheem Sterling di laga vs Rep. Ceko. Foto: Reuters/Carl Recine
"Orang-orang berpesan agar tidak mencampurkan sepak bola dengan politik, tetapi itu tidak benar. Sepak bola adalah senjata ampuh untuk mempertahankan kemanusiaan. Saat menangani Valencia dulu, Guus Hiddink sempat menolak bermain karena ada bendera Nazi di belakang gawang.
ADVERTISEMENT
"Situasi berubah ketika Anda melakukan sesuatu. Itulah mengapa Sterling dan pemain yang mengalami perlakuan serupa mengutarakan pandangannya demi kebaikan di masa mendatang," ujar sang juru taktik.