Guardiola: Meraih Treble Domestik Lebih Sulit Ketimbang Liga Champions

19 Mei 2019 6:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manchester City merayakan gelar Piala FA. Foto: Reuters/John Sibley
zoom-in-whitePerbesar
Manchester City merayakan gelar Piala FA. Foto: Reuters/John Sibley
ADVERTISEMENT
Musim 2018/19 berakhir apik bagi Manchester City. Setelah meraih gelar Premier League dan Piala Liga Inggris, mereka menutup musim ini dengan merengkuh trofi Piala FA.
ADVERTISEMENT
Gelar Piala FA ini mereka dapat usai mengalahkan Watford dalam laga final yang digelar di Stadion Wembley, Sabtu (18/5/2019) malam WIB. Tanpa kesulitan, The Citizens sukses menggulung The Hornets dengan skor yang mencolok, 6-0.
Berkat raihan trofi Piala FA ini, City jadi klub sepak bola pria pertama yang berhasil meraih treble domestik dalam satu musim. City juga menyamai torehan dari klub perempuan Arsenal (Arsenal Women) yang pernah meraih treble domestik pada musim 1992/93, 2000/01, 2006/07, dan 2008/09.
Atas capaian apik ini, Pep Guardiola selaku memberikan pujian bagi para pemainnya. Menurutnya, tanpa kehadiran para pemainnya, rentetan gelar ini belum tentu bisa didapat City. Apalagi, meraih treble--meski di ajang domestik--adalah sesuatu yang sulit didapat.
ADVERTISEMENT
"Musim ini (2018/19) adalah salah satu musim terbaik yang pernah saya alami sebagai pelatih. Selama 10 bulan bermain di berbagai kompetisi, adalah sesuatu yang berat. Bahkan, saya yakin tim terbaik di dunia pun belum tentu bisa melakukannya. Tapi, kami bisa dan kami jadi yang pertama," ujar Guardiola dilansir situs resmi City.
Memang, pada musim 2018/19 ini, City bermain di banyak ajang. Selain tiga ajang domestik: Piala FA, Premier League, dan Piala Liga Inggris, City juga harus tampil di ajang Liga Champions. Mengatur susunan serta menjaga kebugaran pemain perlu dilakukan secara cermat, dan itu adalah hal yang sulit.
"Saya memang menyukai Liga Champions, tapi, melihat apa yang kami raih sekarang, saya rasa meraih ini (treble domestik) itu lebih sulit daripada meraih trofi Liga Champions," ungkap Guardiola.
ADVERTISEMENT
"Tidak mudah untuk main dalam rentang waktu selama tiga hari. Kadang, dalam satu laga energi kami hilang, tapi itu normal. Kami berusaha mengatur energi kami sebisa mungkin tiap pekannya, dan itu berat," lanjutnya.
Masa-masa sulit itu pun sekarang sudah terlewati. Manchester City akhirnya mampu merengkuh tiga gelar domestik pada musim 2018/19. Meski begitu, Guardiola mengingatkan bahwa City tidak boleh berpangku tangan. Perlu ada beberapa peningkatan yang dilakukan agar City tidak disalip oleh penantang di musim depan.
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, menjadi Pelatih Terbaik Premier League 2018/2019. Foto: Reuters/Carl Recine
"Kami harus terus berkembang, kami tidak boleh diam di tempat. Kami harus ingat, bahwa kami memenangi Premier League dengan selisih hanya satu poin dari Liverpool. Itu mestinya jadi pengingat jika kami tidak boleh terlalu lama bersantai," ungkap Guardiola.
ADVERTISEMENT
"Liverpool menunjukkan kepada kami di musim ini mengenai standar yang harus kami penuhi. Dalam setiap pertandingan, kami harus berkembang. Jangan sampai terulang kesalahan yang sama," pungkasnya.