Hengkang ke Chelsea, Potensi Higuain untuk Hidup Kembali Bersama Sarri

22 Januari 2019 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol Gonzalo Higuain saat masih memperkuat Napoli. (Foto: Roberto Salomone/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Gonzalo Higuain saat masih memperkuat Napoli. (Foto: Roberto Salomone/AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Chelsea tinggal selangkah lagi mendapatkan Gonzalo Higuain dari AC Milan. Dalam perspektif lain, langkah ini menjadi sebuah keputusan absurd. Usia Higuain sudah menginjak 31 tahun. Performanya bersama Rossoneri juga jauh dari kata meyakinkan karena baru mengemas 8 gol dari 22 pertandingan di lintas ajang.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, besar harapan dan kebutuhan The Blues untuk segera memiliki Higuain. Utamanya adalah bagaimana Higuain nantinya mengisi kekosongan hati pasca-kepergian Diego Costa. Sulit dimungkiri bahwa ketiadaan penyerang kelahiran Brasil itu yang kemudian membuat performa Chelsea jeblok.
20 gol yang dicetaknya pada 2016/17 berhasil mengantar tim pimpinan Antonio Conte saat itu menjuarai Premier League. Setelahnya, tak ada lagi penyerang yang mampu menyaingi ketajaman Costa. Kedatangan Alvaro Morata dan Olivier Giroud masih di bawah ekspektasi. Bila ditotal, keduanya cuma memproduksi 6 gol di Premier League sejauh ini. Jumlah tersebut masih kalah dari Eden Hazard (10) dan Pedro (7), yang notabene berposisi alami sebagai winger.
Sampai di sini cukup dimengerti betapa butuhnya Chelsea akan sosok penyerang haus gol. Lalu, mengapa pilihan mereka jatuh kepada Higuain?
ADVERTISEMENT
Diego Costa merayakan gol yang dicetaknya. (Foto: Darren Staples/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Diego Costa merayakan gol yang dicetaknya. (Foto: Darren Staples/Reuters)
Isu kedekatan Chelsea dengan Higuain bukanlah berita baru. Keduanya sudah digosipkan bakal memadu sejak bursa transfer musim panas lalu. Tak lain tak bukan, ya, karena Maurizio Sarri adalah sosok yang pernah menjalin kebersamaan dengan Higuain semasa di Napoli.
Well, Sarri dan Higuain sebenarnya tak cukup lama berinteraksi langsung. Meski sama-sama mengecap tiga edisi di Napoli, hanya semusim keduanya bekerja sama. Tetapi, justru di bawah Sarri-lah Higuain meraih pencapaian terbaik sepanjang kariernya. Serie A edisi 2015/16 ditutupnya dengan 36 gol, sekaligus memecahkan rekor penyerang AC Milan asal Swedia, Gunnar Nordahl.
Selain itu, Higuain juga merupakan pilihan nomor wahid Sarri di Partenopei. Hanya tiga kali mantan pemain Real Madrid dan River Plate itu absen mentas di Serie A --itu pun cuma gara-gara diganjar suspensi, bukan perkara taktik.
ADVERTISEMENT
Maurizio Sarri berbahagia. (Foto: Reuters / Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Maurizio Sarri berbahagia. (Foto: Reuters / Stefano Rellandini)
Sarri mewadahi Higuain dalam format dasar 4-3-3 di Napoli. Sistem yang berbeda dibanding rezim Rafael Benitez sebelumya yang menggunakannya sebagai penyerang tunggal pada pakem 4-2-3-1.
Peralihan skema itu terbukti mengasah ketajaman Higuain. Perannya sebagai target-man tak berubah, hanya sokongan serangan dari lini belakang menjadi lebih tertata di era Sarri.
Belum lagi dengan kemampuan akomodir sepasang winger Napoli, Lorenzo Insigne dan Jose Callejon, yang cukup tinggi. Nama yang disebut belakangan sukses mencetak 7 asisst. Insigne lebih hebat lagi karena berhasil mengumpulkan 10 assist, satu assist lebih sedikit dari Marek Hamsik sebagai pendulang terbanyak.
Secara garis besar, umpan pendek dan build-up serangan yang rapi jadi kekuatan utama Napoli saat itu. Makanya mereka berhasil mengukir rata-rata 17,3 percobaan per laganya, tertinggi ketimbang Juventus yang keluar sebagai juara.
ADVERTISEMENT
Adalah peran Jorginho yang membuat alur bola Napoli tetap mengalir deras, kemudian diberikan kepada Hamsik dan disebarkan ke trisula terdepan, Higuain, Insigne, dan Callejon. Hal itu pula yang membuat Insigne dan Callejon mencetak gol yang tak sedikit --19 gol bila ditotal.
Insigne setelah mencetak gol. (Foto: REUTERS/Ciro De Luca)
zoom-in-whitePerbesar
Insigne setelah mencetak gol. (Foto: REUTERS/Ciro De Luca)
Sarri masih mengaplikasi sistem dan formasi serupa di Chelsea. Jorginho sebagai distributor, N'Golo Kante untuk menggantikan Allan Marques, Pedro atau Willian sebagai penukar Callejon, sementara Hazard sebagai subtitusi Insigne.
Sistem serta komposisi ini yang membuat Higuain berpotensi untuk menemukan bentuk terbaiknya, sebagaimana yang pernah ditorehkannya di Napoli dan juga Juve. Ini pula yang membedakan keduanya dengan Milan.
Suka tidak suka, klub yang bermarkas di San Siro itu memang tak cukup mampu menumbuh-kembangkan Higuain. Komposisi pemain yang terlalu 'sederhana' jadi alasannya. Kreativitas Milan cuma tertuju pada Suso dan Hakan Calhanoglu. Bandingkan dengan Juve yang mampu mengakomodirnya lewat Paulo Dybala, Douglas Costa, Miralem Pjanic, Juan Cuadrado, serta Federico Bernardeschi di musim lalu.
ADVERTISEMENT
Penyerang tentu saja tak bisa berdiri sendirian. Butuh sokongan dari lini kedua, tentang kualitas dan performa mereka juga. So, melabeli Higuain sebagai penyerang mandul saat ini, semasa berseragam Milan, bukanlah langkah tepat.
Di sinilah optimisme Chelsea terbangun, karena mereka punya aspek-aspek yang nantinya bakal memicu pendar Higuain, yakni komposisi pemain serta Sarri itu sendiri. Meski, ya, bukan perkara mudah untuk beradaptasi di Premier League, dalam waktu yang relatif singkat pula.
Mengenai itu, publik Stamford Bridge bisa menyerahkannya kepada Sarri. Arsitek yang hobi merokok itu tahu betul bagaimana merawat Higuain.
"Dia sedikit keras kepala, tetapi Anda hanya harus tahu cara menanganinya. Bahkan pemain hebat seperti dia kadang-kadang membutuhkan nasihat sehingga dia merasa seolah-olah ada seseorang yang selalu berada di sisinya," kata Sarri kepada Corriere dello Sport Desember lalu.
ADVERTISEMENT
Hazard merayakan gol ke gawang Liverpool pada ajang Piala Liga. (Foto: Reuters/Lee Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Hazard merayakan gol ke gawang Liverpool pada ajang Piala Liga. (Foto: Reuters/Lee Smith)
Bolehlah Chelsea sedikit berharap dengan kedatangan Higuain. Oke, dari usia yang sudah mencapai kepala tiga, pengalaman di Premier League yang masih buta, dan performa di Milan yang biasa-biasa saja. Namun, Chelsea punya ramuan cespleng untuk memulihkan Higuain ke performa terbaiknya: Komposisi pemain dan, tentu saja, Sarri.