Indonesia vs Thailand: Pihak Keamanan Tak Ingin Kecolongan Lagi

10 September 2019 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kepolisian melakukan pengamanan saat suporter melompati pagar pembatas ketika pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia pada laga perdana Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kepolisian melakukan pengamanan saat suporter melompati pagar pembatas ketika pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia pada laga perdana Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 menjadi perhatian khusus buat pihak keamanan. Pasalnya, kericuhan sempat terjadi ketika Timnas Indonesia melawan Malaysia, Kamis (5/9/2019) pekan lalu, di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
ADVERTISEMENT
Pihak keamanan yang terdiri dari kepolisian dan TNI pun panik. Alhasil, pergerakan keamanan tak terkoordinasi dengan baik. Gas air mata meluncur deras untuk mengurai kerusuhan. Kejadian itu disesali Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol. Harry Kurniawan.
“Yang pegang kendali di lapangan itu Kapolres. Kalau kalian mau pergunakan peluru gas air mata, lihat dulu sekitar kalian. Perintah menggunakan gas air mata itu ada di Kapolres, tapi saya lihat kalian langsung keluarkan sendiri-sendiri, itu terpancing,” ujar Harry dalam apel keamanan jelang laga Indonesia versus Thailand, Selasa (10/9/2019).
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Harry Kurniawan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Harry lebih lanjut menuturkan kejadian di laga Indonesia melawan Malaysia menjadi bahan evaluasi. Ia tak ingin lagi kecolongan ketika menjamu Thailand.
"Ini evaluasi dari kejadian kemarin. Kalau ada keributan-keributan lagi, saya akan berada paling depan. Saya tidak akan mundur ke belakang teman-teman. Jadi, jangan ada pergerakan sendiri-sendiri. Jika sendiri-sendiri (seperti kemarin), saya sulit mengaturnya,” tutur Harry.
ADVERTISEMENT
Menurut Harry, pengamanan di laga melawan Malaysia merupakan yang terburuk. Sebelumnya, Kapolres Jakarta Pusat itu juga memimpin partai panas Persija kontra Persib dan Persija versus PSM. Pengamanan kedua pertandingan itu sukses.
Pemain PSM Makassar Eero Markkanen menyundul bola pada lanjutan Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Tak heran, dalam apel menjelang sepak mula skuat Garuda versus Thailand, Harry menyiapkan beberapa tahapan antisipasi. Ia menginstruksikan agar pasukan keamanan mendengarkan kendali dan komando dengan baik.
Selain itu, kali ini tribun atas akan dikosongkan dan diisi personel dari Satuan Sabhara. Lalu, bila ada kekisruhan, kendaraan Raisa (Pengurai Massa) berada paling depan untuk tindakan persuasif.
“Yang kemarin itu tidak boleh terjadi lagi, tidak seharusnya langsung serbu. Itu yang mereka (suporter) inginkan. Bila ada massa-massa seperti kemarin, jangan langsung dorong. Tunggu Raisa (Pengurai Massa) dan nanti saya ngomong jangan sampai hal-hal tidak baik terjadi lagi, seperti pengeluaran gas air mata,” pungkas Harry.
ADVERTISEMENT