Infantino: Piala Dunia 2022 Akan Jadi yang Terbaik Sepanjang Masa

22 November 2018 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khalifa International Stadium, Qatar. (Foto: Reuters/Ibraheem Al Omari)
zoom-in-whitePerbesar
Khalifa International Stadium, Qatar. (Foto: Reuters/Ibraheem Al Omari)
ADVERTISEMENT
21 November 2022, atau empat tahun kurang sehari lagi, Piala Dunia 2022 akan digelar di Qatar. Piala Dunia tersebut adalah Piala Dunia pertama yang bakal diselenggarakan pada musim dingin. Selain itu, turnamen tersebut juga merupakan yang pertama kali dihelat di kawasan Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Dalam prosesnya, mulai dari penunjukkan tuan rumah sampai persiapan, ada banyak sekali masalah yang menghinggapi Piala Dunia 2022 ini. Terpilihnya Qatar disebut sebagai buah penyuapan yang dilakukan kepada para petinggi FIFA. Salah satu pejabat itu adalah almarhum Julio Grondona, administrator sepak bola asal Argentina yang merupakan tangan kanan eks presiden FIFA, Sepp Blatter.
Selain perkara penyuapan, Piala Dunia 2022 di Qatar juga tak henti-hentinya mendapat sorotan dunia internasional karena pengabaian HAM yang dialami oleh para pekerja. Untuk mengebut pengerjaan stadion serta infrastruktur, pemerintah Qatar banyak mendatangkan pekerja migran dari Asia Selatan serta Asia Tenggara. Sampai 2015 lalu, setidaknya 1.200 pekerja migran meninggal dunia karena kondisi kerja yang buruk.
Terakhir, ada masalah diplomasi yang dialami Qatar. Pada 2017 silam, sejumlah negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Negara-negara itu menuduh Qatar sebagai negara sponsor teroris. Pemutusan hubungan diplomatik itu berimbas salah satunya pada tertutupnya akses pelabuhan yang menghambat laju pembangunan stadion serta infrastruktur tadi.
ADVERTISEMENT
Qatar yang kecil, kaya, tapi terkucil. (Foto: Reuters/Fadi Al-Assaad)
zoom-in-whitePerbesar
Qatar yang kecil, kaya, tapi terkucil. (Foto: Reuters/Fadi Al-Assaad)
Masalah yang dialami Qatar memang sangat banyak. Akan tetapi, presiden FIFA saat ini, Gianni Infantino, tetap yakin bahwa Piala Dunia 2022 nanti akan menjadi 'Piala Dunia terbaik sepanjang masa'.
"Piala Dunia nanti akan sangat menarik...benar-benar mengagumkan dan fantastis," kata Infantino kepada saluran televisi olahraga Qatar, beIN Sports.
"Kami adalah FIFA dan kami hanya mau yang terbaik. Itu artinya, setiap Piala Dunia harus menjadi yang terbaik sepanjang masa, seperti halnya di Rusia kemarin. Piala Dunia 2022 punya segala hal untuk menjadikannya sebuah ajang yang tak terlupakan," Infantino mengimbuh.
Qatar adalah negara mungil. Jarak terjauh dari satu titik ke titik lain di negeri itu hanya 180 km, tak lebih dari jarak antara Yogyakarta dan Semarang. Jumlah penduduk di sana pun sangat sedikit, hanya mencapai 2,5 juta orang. Namun, fakta inilah yang justru membuat Infantino yakin bahwa Piala Dunia di Qatar bisa berjalan sangat lancar.
ADVERTISEMENT
"Jarak dari stadion satu ke stadion lain paling lama hanya satu jam perjalanan. Negara ini juga sudah punya infrastruktur bagus yang siap untuk menjamu tamu-tamu dari seluruh dunia. Suhu udaranya juga bakal sangat nyaman, antara 15 dan 25 derajat Celcius di Doha (ibu kota Qatar, red). Ini adalah situasi yang ideal untuk event seperti Piala Dunia," ujar Infantino.
Presiden FIFA, Gianni Infantino. (Foto: REUTERS/Jaime Saldarriaga)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden FIFA, Gianni Infantino. (Foto: REUTERS/Jaime Saldarriaga)
Soal abainya Qatar terhadap HAM, Infantino punya pendapat tersendiri. Menurut pria Swiss-Italia itu, justru karena adanya Piala Dunia ini, pembicaraan soal HAM di Qatar bisa terjadi.
"Piala Dunia ini akan meninggalkan warisan besar. Di bidang sosial, impaknya untuk wilayah sekitar sudah terasa. Ketika kita bicara soal HAM dan kesejahteraan pekerja, tanpa Piala Dunia, pembicaraan itu takkan ada. Perbaikan-perbaikan juga tidak akan terjadi," jelas Infantino.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Infantino berbicara bahwa Piala Dunia 2022 ini adalah Piala Dunia yang berkesinambungan. Maksudnya, jumlah 'gajah putih' alias stadion terbengkalai tidak akan sebesar Piala Dunia sebelum-sebelumnya, khususnya yang dilangsungkan di Afrika Selatan dan Brasil.
"Ini adalah pertama kalinya 170 ribu tempat duduk bisa dibongkar dan dikirimkan ke negara-negara lain yang membutuhkan, di Afrika dan Asia. Hal ini akan menunjukkan sisi positif Arab dan dunia akan terkejut karenanya," pungkas Infantino.