Inferioritas Liverpool di Balik Keperkasaan Napoli

4 Oktober 2018 6:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gol kemenangan Napoli yang dicetak Insigne. (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
zoom-in-whitePerbesar
Gol kemenangan Napoli yang dicetak Insigne. (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
ADVERTISEMENT
Napoli jadi pemenang dalam duel yang dihelat di San Paolo setelah mengandaskan perlawanan Liverpool 1-0, Kamis (4/10/2018) dini hari WIB. Gol tunggal Lorenzo Insigne di menit 90 lebih dari cukup untuk membuat runner-up Serie A musim lalu itu meraup poin sekaligus memuncaki Grup C Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Di balik superioritas Napoli, tersemat kekerdilan Liverpool. Seperti itulah bila cerita keseluruhan laga direduksi menjadi satu kalimat. Nah, untuk memahami apa-apa saja yang sebenarnya terjadi di laga ini, kumparanBOLA telah merangkum catatan menarik hanya untuk Anda. Monggo.
Kekalahan Perdana Klopp
Takluknya Liverpool di tangan Napoli mengandung banyak arti. Salah satunya, ya, mencoreng torehan Klopp bersama Liverpool di Liga Champions. Pasalnya, kekalahan yang dialami Jordan Henderson dan kawan-kawan ini merupakan yang pertama kalinya di fase grup pada era Klopp.
Di musim 2017/18 lalu, pelatih kelahiran Stuttgart itu sukses membawa Liverpool mengakhiri fase grup tanpa sekalipun kalah --tiga kali menang dan tiga kali imbang. Hingga akhirnya mereka melaju ke babak final dan dipecundangi Real Madrid. Sabar, ya, Klopp, mungkin Liga Champions edisi kali ini lebih berat daripada musim sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Liverpool yang Kerdil di Hadapan Napoli
Agresivitas Liverpool yang kondang itu berubah menjadi jinak di depan Napoli. Meski persentase penguasaan bola tak begitu senjang --43,1% berbanding 56,9%-- lini depan The Reds tak cukup menyengat. Hanya empat tembakan yang berhasil mereka lepaskan ke gawang Napoli. Parahnya lagi, tak ada satupun yang menghujam sasaran.
Sebagai perbandingan, Liverpool rata-rata mengukir 15,4 tembakan dalam tujuh pertandingan di Premier League. Untuk bukti lebih spesifik, mereka sukses melepaskan 17 tembakan dan 7 di antaranya mengenai target saat menjamu Paris Saint-Germain di matchday pertama dua pekan silam.
Liverpool Mulai Inkonsisten?
Hasil negatif di San Paolo kali ini melengkapi kandasnya asa Liverpool untuk meraih kemenangan dalam dua laga sebelumnya. Di Premier League akhir pekan lalu, mereka nyaris saja tumbang dari Chelsea andai Daniel Sturridge tak mencetak gol penyama kedudukan di pengujung laga. Nasib Liverpool tiga hari sebelumnya bahkan lebih nahas, karena disingkirkan Chelsea di babak ketiga Piala Liga Inggris.
ADVERTISEMENT
Liverpool melawan Chelsea. (Foto: REUTERS/Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool melawan Chelsea. (Foto: REUTERS/Andrew Yates)
Masalahnya, klub berlogo Liver Bird itu akan kembali melakoni laga berat pada Premier League pekan kedelapan esok. Tak tanggung-tanggung, Manchester City yang akan jadi tamu mereka pada Minggu (7/10). Pertanyaannya, mampukah mereka bangkit dari krisis kemenangan saat ini?
Kecemerlangan Don Carlo
Keberhasilan Napoli tentu tak bisa dilepaskan dari kejelian Carlo Ancelotti dalam meredam agresivitas Liverpool. Pria yang akrab dipanggil Don Carlo itu sukses memaksimalkan Allan Marques sebagai pelindung back-four.
Berikut juga pemilihan Nikola Maksimovic, yang relatif lebih piawai menjaga kedalaman ketimbang Elseid Hysaj. Hasilnya tokcer, kombinasi Sadio Mane dan Andrew Robertson sukses dijinakkan.
Pelatih Napoli, Carlo Ancelotti. (Foto: Reuters/Jennifer Lorenzini)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Napoli, Carlo Ancelotti. (Foto: Reuters/Jennifer Lorenzini)
Di tangan Ancelotti, Napoli tak hanya agresif, tetapi juga kokoh di belakang. Nyatanya, belum ada satu gol pun yang mengoyak gawang Partenopei, sejajar dengan Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund.
ADVERTISEMENT
Pudarnya Tuah Salah
Mohamed Salah mungkin sudah kehilangan tuahnya. Sebagai produsen gol Liverpool musim lalu, sudah sepantasnya Klopp mengandalkannya dalam laga penting seperti ini. Namun, performanya alpa. Tujuh kali dia kehilangan penguasaan bola, terbanyak di antara pemain lainnya.
Upaya tembakan tepat sasaran dan dribel sukses juga nihil. Bila dirunut lebih jauh, cuma satu gol yang mampu dicetaknya bersama Liverpool dalam tujuh laga di lintas ajang.
Salah meninggalkan lapangan. (Foto: Phil Noble/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Salah meninggalkan lapangan. (Foto: Phil Noble/Reuters)