news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ironi Petualangan Karier Yabes Roni: Bersinar, Redup, Bersinar Lagi

22 Mei 2019 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Bali United merayakan gol ke gawang Bhayangkara FC. Foto: Dok. Bali United
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Bali United merayakan gol ke gawang Bhayangkara FC. Foto: Dok. Bali United
ADVERTISEMENT
Bali United meraih kemenangan kedua di Liga 1 2019. Kemenangan yang bikin mereka berada di puncak klasemen sementara dengan raihan enam angka.
ADVERTISEMENT
'Serdadu Tridatu' sempat kesulitan untuk menembus pertahanan lawan. Tapi, tendangan keras dari luar kotak penalti Yabes Roni sukses menembus gawang Bhayangkara FC yang dikawal Awan Setho dalam lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Selasa (21/5/2019).
Yabes berhasil melepaskan tendangan keras kaki kiri dari dalam kotak penalti. Bola kemudian membentur mistar dan masuk ke gawang Bhayangkara FC.
Yabes senang bukan kepalang. Selebrasi menutup telinga dilakukannya usai mencetak gol. Yabes tahu, banyak pihak yang mengecam penampilannya yang tak konsisten.
Namun, dirinya tetap berjuang dan membuktikan yang terbaik. Kisah yang sama ketika dirinya pertama kali masuk ke Timnas U-19.
***
Untuk bermain sepak bola, Yabes harus melewati perjuangan yang sangat berat. Ibunya menentang keinginan Yabes untuk bermain bola karena harus menjaga adiknya yang masih kecil.
ADVERTISEMENT
Ya, saat itu ibunda Yabes mesti bekerja lantaran ayah Yabes sudah meninggal dunia ketika dirinya masih duduk di kelas 2 SD. Tapi, Yabes tak terima begitu saja, ia meyakinkan ibundanya untuk bisa bermain sepak bola. Sekolah dan keluarga ditinggalkan Yabes demi mengejar cita-cita menjadi pemain sepak bola.
Sukses meyakinkan bundanya tak membuat Yabes gampang. Perjalanan jauh harus ditempuh untuk bisa berlatih mengolah si kulit bulat.
Wajar saja, Yabes tinggal di Moro dan kudu menempuh waktu 2 jam untuk ke Kalabahi ibu kota Pulau Alor. Sulit untuk Yabes berlatih sepak bola, dirinya harus dua kali naik angkot serta bolos sekolah guna berlatih sepak bola.
Takdir memang tak bisa dihindari, blusukan Indra Sjafri untuk mencari talenta guna menghuni skuat Timnas U-19 menjadi berkah bagi Yabes. Tepatnya pada 2013, Indra Sjafri yang ditemani Rudi Eka menggelar kursus dan seleksi pemain.
ADVERTISEMENT
Yabes Roni berebut bola dengan Joshua Jake Foto: Antara/Wahyu Putro A
Lagi-lagi, jalan yang didapat Yabes tidaklah mudah. Pemain kelahiran 6 Februari 1995 itu tak bisa tepat waktu mengikuti seleksi akibat kecelakaan pesawat yang terjadi di Bandara El Tari Kupang.
Semua penerbangan ditunda, hal itu menyebabkan Yabes tak bisa berangkat untuk melakukan seleksi. Akan tetapi, namanya sudah takdir tak dapat ditolak karena Yabes akhirnya tetap ikut seleksi.
Indra Sjafri memundurkan jadwal kepulangannya untuk menunggu Yabes. Sebuah keputusan yang tak sia-sia karena Yabes berhasil lolos mewakili Kupang bersama empat orang rekannya yang lain.
Kisah orang sukses memang tak selalu mulus. Yabes merasakan itu karena dirinya tak serta merta gampang saat seleksi di Timnas U-19.
Saat Timnas U-19 tampil di Piala AFF 2013, Yabes tak mendapat tempat. Padahal, Timnas U-19 itu berhasil keluar sebagai juara usai mengalahkan Vietnam melalui adu penalti.
ADVERTISEMENT
Namun, menyerah rasanya tak ada dalam kamus Yabes. Dirinya tetap berlatih untuk bisa mendapat tempat di skuat Timnas U-19.
Tempaan serta kritik dari pelatih sering diterima oleh Yabes dalam seleksi. Semangat serta skill dari Yabes akhirnya berbuah manis karena dirinya berhasil menembus skuat Timnas U-19 di kualifikasi Piala Asia 2014.
Yabes Roni Malaifani Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Debut didapat Yabes kala Timnas U-19 berlaga menghadapi Filipina. Masuk sebagai pemain pengganti, Yabes bisa mencetak gol dan melambungkan namanya hingga saat ini.
Sukses mengantarkan Timnas U-19 ke putaran final Piala Asia di Myanmar, tak membuat nama Yabes aman. Pemain yang berposisi sebagai winger ini malah tak masuk ke dalam 23 pemain yang ikut ke turnamen.
Sekali lagi, Yabes tak patah arang. Dirinya percaya dengan kerja keras dan usaha bisa membikin namanya masuk ke Timnas Indonesia. Betul saja, di bawah arahan Luis Milla, Yabes kembali mendapat tempat di Timnas U-23. SEA Games 2017 di Malaysia lantas menjadi panggung bagi Yabes membuktikan diri.
ADVERTISEMENT
Yabes jadi pilihan oleh Luis Milla. Namun, 'Garuda Muda' gagal dibawanya meraih medali emas. Anak asuh Luis Milla hanya mendapat medali perunggu usai kalah di semifinal menghadapi Malaysia.
Tampil di SEA Games 2017 ternyata bukan jaminan bagi Yabes. Cedera lutut yang dialaminya membuat Yabes tak masuk skuat Asian Games 2018. Milla memilih Irfan Jaya untuk menggantikan Yabes.
Yabes pun harus beristirahat cukup lama. Oleh karena itu, pada pentas Liga 1 musim 2018 hanya sedikit menit bermain yang didapat oleh Yabes. Tercatat hanya 12 kali Yabes mendapat waktu bermain.
Kendati demikian, pergantian nahkoda Bali United dari Widodo Cahyono Putro ke Stefano 'Teco' Cugura menjadi berkah untuk Yabes. Gemarnya Teco dengan sayap-sayap cepat dan agresif menjadi keunggulan dari Yabes.
ADVERTISEMENT
Di Persija dulu, Teco karib selai memakai Riko Simanjuntak dan Novri Setiawan di kedua sisi. Keduanya memiliki kecepatan dan kemampuan untuk merangsek masuk serta tajam.
Hal ini yang dilihat oleh Teco dalam diri Yabes. Dua pertandingan awal, Yabes mendapat tempat utama. Bersama Ilija Spasojevic dan Stefano Lilipaly, Yabes menjadi trio lini serang 'Serdadu Tridatu'.
Menarik melihat kiprah Yabes musim ini di Bali United. Akankah pemain berusia 24 tahun itu berpendar dan kembali ke Timnas Indonesia? Menarik dinantikan.