Jadi, Mari Bicara Soal Burnley yang Mengejutkan Itu

13 Desember 2017 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Burnley. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Burnley. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
ADVERTISEMENT
Di papan klasemen Premier League saat ini terselip sebuah kejutan: ada nama Burnley di posisi empat besar.
ADVERTISEMENT
Musim panas silam, ketika gegap gempita bursa transfer Premier League masih begitu riuh, tidak ada pihak yang meyakini jika Burnley bisa membuat kejutan sebesa ini. Orang-orang lebih banyak membicarakan Everton sebagai tim yang bakal membongkar dominasi enam tim besar Premier League.
Tapi nyatanya, 17 pekan setelah Premier League berjalan, prediksi semua orang salah. Everton saat ini masih terseok-seok di lini tengah dan bahkan sempat terpuruk di papan bawah. Sebaliknya, Burnley-lah yang dapat menantang tim-tim enam besar di papan atas klasemen.
Kita tahu, cerita ini memang agak di luar nalar. Burnley, klub yang pada musim lalu hanya finis dua strip di atas zona degradasi dan pada musim sebelumnya berjibaku di Divisi Championship itu, bisa tiba-tiba bertengger di papan atas.
ADVERTISEMENT
Kendati kisahnya memang tak seheroik kisah Leicester City pada dua musim lalu, tetap saja, kisah yang tengah ditulis Burnley ini adalah salah satu yang mengejutkan. Lagipula, skuat yang dimilik Burnley ini memang tak sementereng skuat Leicester pada musim tersebut.
Pemain-pemain Burnley merayakan gol Stephen Ward. (Foto: Reuters/Tony O'Brien)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Burnley merayakan gol Stephen Ward. (Foto: Reuters/Tony O'Brien)
Lantas, apa yang membuat Burnley tiba-tiba bisa bertengger di papan atas klasemen?
Mari kita tilik statistik--yang kami himpun dari Whoscored--untuk mencari tahu. Begini, Burnley melejit pada musim ini dengan meninggalkan gemuruh sepak bola yang menekankan pada dominasi-hegemoni. Burnley melejit dengan keterbatasan, kesederhanaan mereka. Tengok saja catatan penguasaan bolanya.
Sejauh musim ini berjalan, Burnley cuma mencatatkan rata-rata 44,5% penguasaan bola. Jumlah itu adalah yang tersedikit ketiga jika dibanding 20 tim peserta Premier League. Bayangkan lagi, Burnley juga merupakan tim dengan rata-rata umpan sukses terkecil di Premier League dengan angka 71.3%.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rata-rata tembakan yang mereka hasilkan per laganya juga tak banyak. Burnley cuma mencatatkan 10,1 tembakan per laga dan itu merupakan yang terburuk kedelapan di ajang Premier League. Karena itu, dari 17 laga berjalan, Burnley cuma berhasil menceploskan 16 gol.
Lantas bagaimana tim dengan agresivitas seburuk itu bisa sampai di posisi empat?
Jawabannya tentu saja adalah pertahanan yang kokoh. Burnley sejauh ini baru kebobolan 12 gol saja. Jumlah itu di Premier League adalah yang terbaik kedua setelah Manchester City dan United yang sama-sama baru kebobolan 11 gol. Itulah kemudian yang jadi kunci sukses mereka.
Liverpool kala menghadapi Burnley. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool kala menghadapi Burnley. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Tapi mereka tak hanya asal bertahan saja. Burnley bertahan dengan bersih dan benar-benar kokoh. Tengok saja bagaimana rata-rata tekel mereka cuma menyentuh angka 14,6 dan itu jadi yang tersedikit ketiga di Premier League. Mereka juga cuma mencatatkan rata-rata 8,9 pelanggaran per laga yang juga tersedikit ketiga di liga.
ADVERTISEMENT
Mereka juga bukan tim yang gemar melakukan intersep. Rata-rata intersep mereka cuma 11,4 per laga dan itu hanya jadi yang terbaik ke-13 di liga. Tapi ada satu aspek yang membuat mereka unggul segala-galanya atas kontestan Premier League lainnya.
Burnley sejauh ini muncul menjadi tim yang paling bagus dalam duel udara. Burnley mencatatkan rata-rata 24,2% menang duel udara per laga. Inilah aspek yang benar-benar diandalkan Sean Dyche dan kemudian membantu mereka meroket.
Burnley memang memasang garis pertahanan rendah dan biasa menumpuk delapan sampai sembilan pemain di daerah permainan sendiri. Hal itu kemudian membuat The Clarets mempersempit ruang gerak lawan-lawan mereka dalam melakukan serangan. Sehingga mau tak mau, lawan pun menyerang dengan mengandalkan bola-bola panjang.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut mempermudah kinerja pemain-pemain Burnley yang memang dominan berpostur tinggi. Serangan-serangan lawan pun mudah dipatahkan. Karenanya tak heran jika saat menghadapi tim-tim yang tak terbiasa bermain bola panjang seperti Liverpool, Chelsea, dan Tottenham Hotspur, Burnley bisa tak kehilangan poin.
Sejauh ini pun mereka baru kalah empat kali dan salah satunya didapat dari City yang begitu superior. Sisanya, Burnley kalah dari Arsenal, Leicester, dan West Brom, dan itu pun cuma kalah 0-1. Dalam setiap laga, Sean Dyche menekankan agar timnya lebih dulu tak kebobolan dibanding mencetak gol.
Sean Dyche mungkin teringat kata-kata Sir Alex Ferguson, manajer United yang begitu legendaris itu: "Attack wins you games, defence wins you titles." Terlebih apa yang dia lakukan juga begitu efektif. Karena dibanding sibuk-sibuk bermain ofensif, bermain defensif adalah cara terbaik untuk--setidaknya--bertahan di Premier League.
ADVERTISEMENT
Manajer Burnley, Sean Dyche. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Manajer Burnley, Sean Dyche. (Foto: Reuters/John Sibley)
Selain itu, aspek lain yang membuat The Clarets terus konsisten adalah kedalaman skuat mereka. Dyche memiliki banyak opsi di skuatnya dan dalam opsinya itu, dia memiliki banyak pemain dengan kualitas yang hampir setara. Artinya, tambal lubang tutup lubang di skuat pun tak masalah.
Karena buktinya, setelah mereka kehilangan dua pilar; Michael Keane dan Andrei Gray, di bursa transfer musim panas lalu, para pemain yang ditunjuk sebagai pengganti bisa bermain dengan baik. Selain itu pembelian yang dilakukan mereka juga pas. Nama-nama seperti Chris Wood, Phil Bardsley, atau Jack Cork memang didatangkan untuk membuat skuat Burnley variatif.
Ini sudah Desember, perjalanan Premier League memang masih panjang. Kini Burnley berada di posisi empat dan apakah mereka bisa terus di atas sana hingga akhir musim? Kita tak tahu. Satu hal yang yang bisa mereka terus lakukan adalah mempertahankan efektivitas dan konsistensi ini.
ADVERTISEMENT
Sementara klub-klub besar sibuk sikat sikut sana-sini dengan pelbagai keriuhannya, biarlah Burnley meroket dengan cara mereka sendiri.