Jadwal Piala Dunia 2018: Misi Belgia dan Inggris Menangi Laga Perdana

18 Juni 2018 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Tunisia di fans zone Volgograd. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Tunisia di fans zone Volgograd. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)
ADVERTISEMENT
Piala Dunia 2018 mulai menunjukkan kelasnya sebagai turnamen sepak bola paling akbar tahun ini. Kemarin (Minggu 17/6/2018) juara bertahan Jerman dipermalukan 0-1 satu oleh Meksiko yang terbiasa dengan cerita-cerita surealis ala Amerika Latin.
ADVERTISEMENT
Hari ini, Senin (18/6/2018) ada laga Swedia melawan Korea Selatan pada pukul 19:00 WIB. Pertandingan pun berlanjut pada pertarungan Belgia melawan Panama pada pukul 22:00 WIB. Sementara Inggris yang jadi satu kontestan unggulan siap menunjukkan kelasnya kepada sang lawan, Tunisia, pada Selasa (19/6/2018) pukul 01:00 WIB.
Swedia vs Korea Selatan
Laga perdana Swedia dan Korea Selatan diawali dengan ribut-ribut persoalan mata-mata. Bukan, ini bukan tentang agen rahasia kenegaraan atau perkara James Bond. Sehari sebelum pertandingan pertama mereka digelar, pelatih Swedia, Janne Andersson, menyampaikan permohonan maafnya kepada Korea Selatan karena satu staf kepelatihannya kedapatan sedang memata-matai Timnas Korea Selatan berlatih.
Lucunya, Korea Selatan sampai harus mengganti nomor punggung dan nama pemain di kostum latihan. Piala Dunia memang soal kemenangan dan kemenangan, sampai-sampai satu-dua tim rela melakukan segala cara, termasuk yang paling absurd sekalipun, untuk menyegel kemenangan.
ADVERTISEMENT
Bicara soal strategi, Andersson kemungkinan bakal bermain dengan formasi 4-4-2. Sebagai pelatih, Andersson ingin siapa pun pemain yang dimainkan, sistemnya tetap sama. Prinsip itulah yang ia dibawa di laga yang dihelat di Nizhny Novgorod Stadium.
Masalahnya, tidak ada yang bisa kita sebut betul-betul pemain bintang selain Emil Forsberg di skuat Swedia saat ini. John Guidetti kehilangan insting cetak golnya di Alaves, sementara Victor Lindeloef melewati musim penuh bencana di Manchester United. Ya, tak ada nama Zlatan Ibrahimovic di Piala Dunia kali ini.
Di kubu Korea Selatan, formasi 4-4-2 menjadi paling masuk akal yang bakal diusung di laga ini. Bila melihat daftar pemain, hanya tiga nama yang bisa disebut sebagai pemain bintang. Pertama, Son Heung-min karena dialah pemain Asia dengan jumlah gol terbanyak sepanjang sejarah Premier League.
ADVERTISEMENT
Kedua, Sung-yeung Ki yang kini membela tim EFL Championship, Swansea City. Terakhir, adalah Chung-yong Lee yang kini memperkuat Crystal Palace. Beban untuk membawa Korea Selatan melangkah begitu menumpuk di pundak Son. Sebagai pemain depan, ia cukup luwes. Kendati diposisikan sebagai striker, tak jarang Son bergerak dinamis ke lini tengah ataupun sisi sayap.
Grup F Piala Dunia 2018 (Foto: Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Grup F Piala Dunia 2018 (Foto: Basith Subastian/kumparan)
Belgia vs Panama
Hanya karena Belgia bertabur bintang, bukan berarti gelar juara dunia bisa mereka segel dengan mudah. Lihatlah langkah mereka di perhelatan Piala Dunia 2014 yang hanya sampai menjejak di perempat final.
Memperkecil scoop sampai ke turnamen Piala Eropa 2016 juga demikian. Langkah mereka habis begitu sampai di perempat final. Malahan, Wales-lah yang mengalahkan mereka dengan skor 3-1. Tren buruk itulah yang dicoba untuk dihapus Belgia di Rusia tahun ini. Upaya pertama mereka siap diadang oleh Panama di Fisht Stadium.
ADVERTISEMENT
Pelatih asal Spanyol, Roberto Martinez, termasuk pelatih yang saklek menyoal taktik. Ia bersikukuh untuk bermain dengan 3-4-3, formasi yang membuatnya meninggalkan Radja Nainggolan, yang dianggapnya lebih cocok jadi playmaker ketimbang gelandang box-to-box.
Meningkatnya penampilan Belgia dalam beberapa tahun terakhir tidak terlepas dari kualitas pemain yang ada di dalam skuat mereka. Di pos penjaga gawang ada Thibaut Courtois yang kenyang dengan kompetisi Premier League. Keberadaannya akan disokong oleh ketangguhan bek macam Jan Vertonghen, dan Alderweireld.
Bergeser ke tengah, Kevin De Bruyne bisa diandalkan sebagai otak permainan tim. Lantas Eden Hazard kerap tampil sebagai pemain di lini tengah yang memberikan service memuaskan untuk para juru gedornya, mulai dari Romelu Lukaku, Dries Mertens (Napoli), hingga Michy Batshuayi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Panama adalah tim eksentrik yang menjadi lawan. Ini menjadi pertama kalinya mereka menjejak di Piala Dunia. Ibarat usia, mereka masih kanak. Datang ke Rusia dengan kepolosan gelar, pengalaman, dan nama besar.
Untuk kategori terakhir, cobalah tengok siapa-siapa yang masuk dalam skuat mereka. Tak ada pemain-pemain Eropa yang mentereng. Kebanyakan dari mereka beradu skill di Liga Amerika Serikat (MLS), liga-liga di Amerika Tengah, dan Liga Amerika Selatan.
Di antara semua nama, barangkali Blas Perez yang bermain untuk Tim Municipal di Liga Guatemala, menjadi yang paling dikenal. Perez sudah membela negaranya 100 kali. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini bermain empat kali selama babak penyisihan dan sejauh ini telah mencetak 11 gol.
Latihan Timnas Panama. (Foto:  REUTERS/Francois Lenoir)
zoom-in-whitePerbesar
Latihan Timnas Panama. (Foto: REUTERS/Francois Lenoir)
ADVERTISEMENT
Tunisia vs Inggris
Timnas Inggris tak datang ke Rusia untuk sekadar menjadi tim penggembira, mereka punya latar belakang sebagai juara dunia pada 1966. Perjalanan mereka di Piala Dunia 2018 untuk memperebutkan gelar juara yang sama bakal dimulai dengan menghadapi Tunisia di Volgograd Arena. Ini adalah pertemuan ketiganya. Satu pertemuan berakhir dengan kemenangan Inggris, satunya lagi berakhir seri.
Gareth Southgate menjadi pelatih Inggris yang paling berani melakukan perubahan. Ia berani mengubah pola 4-4-2 klasik atau 4-2-3-1 yang kerap digunakan para pendahulunya menjadi 3-4-2-1 atau 3-5-2. Di laga ini sendiri, kemungkinan Southgate akan bermain dengan pakem dasar 3-5-2.
Walau tak sepopuler Inggris, Tunisia bukan lawan yang patut disepelekan. Laga Jerman melawan Meksiko seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi Inggris sebelum memasuki pertandingan ini. Tunisia pada kenyataannya berhasil merepotkan Spanyol di uji tanding mereka. Walaupun laga itu ditutup dengan kemenangan Spanyol, Tim Matador cuma bisa menceploskan satu gol. Tunisia, mereka berhasil mengisolir lini serang lawan.
ADVERTISEMENT
Hal ini pulalah yang harus dipikirkan dengan baik oleh Inggris. Kecenderungan untuk selalu bergantung pada mesin gol mereka, Harry Kane, harus dienyahkan cepat-cepat sebelum laga dimulai. Lini kedua Inggris diprediksi bakal menjadi senjata pamungkas tim untuk mengalahkan Tunisia. Dele Alli dan Jesse Lingard harus bisa menjadi opsi serangan Inggris dan lebih berani untuk masuk ke kotak penalti lawan.
Grup G Piala Dunia 2018. (Foto: Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Grup G Piala Dunia 2018. (Foto: Basith Subastian/kumparan)