Jalan Kesatria Dimas Drajad di Laga Melawan Brunei Darussalam

27 Maret 2019 0:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Pemain Timnas U-23 Indonesia, Dimas Drajad (tengah) saat menjadi kiper pengganti pada Pertandingan babak kualifikasi Piala Asia U-23 di Stadion My Dinh, Hanoi, Selasa (26/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Pemain Timnas U-23 Indonesia, Dimas Drajad (tengah) saat menjadi kiper pengganti pada Pertandingan babak kualifikasi Piala Asia U-23 di Stadion My Dinh, Hanoi, Selasa (26/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Saat kartu merah diterima Muhammad Riyandi pada menit 81 di laga Timnas U-23 Indonesia melawan Brunei Darussalam, ketegangan datang melanda. Jatah pergantian pemain sudah habis.
ADVERTISEMENT
Tak ada yang menyangka ini terjadi. Dalam situasi genting itulah, Dimas Drajad muncul dan menapak jalan kesatria.
Dalam laga ketiga Kualifikasi Piala Asia U-23 2020 yang berlangsung di My Dinh National Stadium, Selasa (26/3/2019), ia memang gagal menahan tendangan Azim Izamuddin. Tendangan itu membawa Brunei Darussalam memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2.
Namun, sisanya adalah malam yang menyenangkan bagi Dimas.
Aksi Pemain Timnas U-23 Indonesia, Egy Maulana (tengah) pada Pertandingan babak kualifikasi Piala Asia U-23 antara Indonesia vs Brunei Darussalam di Stadion My Dinh, Hanoi, Selasa (26/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Tampil sebagai penjaga gawang, Dimas sama sekali tidak gugup. Ketika memang harus menguasai bola, ia mampu mendistribusikan bola dengan baik.
Ia juga mampu menangkap bola dengan apik. Puncaknya, pada menit akhir laga, Dimas beralih rupa: dari kestaria menjadi juru selamat.
Brunei Darussalam mendapatkan tendangan penalti kedua akibat pelanggaran Egy Maulana Vikri terhadap salah seorang pemain Brunei. Naziruddin Haji Ismail (Nazir) maju sebagai eksekutor.
ADVERTISEMENT
Jika Nazir mampu membobol gawang, Brunei akan sukses menyamakan kedudukan. Jika Dimas mampu menahan, tiga poin bukannya tak mungkin dibawa pulang Timnas U-23.
Pemain Timnas U-23 Indonesia bersalaman dengan Pemain Timnas U-23 Brunei Darussalam usai Pertandingan babak kualifikasi Piala Asia U-23 antara Indonesia vs Brunei Darussalam di Stadion My Dinh, Hanoi, Selasa (26/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dimas pun maju. Pertarungan dengan Nazir dimulai. Ketika Nazir menendang, Dimas sudah tahu ke mana ia akan meloncat. Dimas akhirnya sukses memenangi pertarungan dengan Nazir.
Setelah mencetak gol bagi Timnas U-23 sebagai penyerang, Dimas sukses menahan penalti lawan ketika menjadi penjaga gawang. Ini menjadi pencapaian penting baginya.
"Dimas (Drajad) cukup bagus jadi kiper pengganti. Walaupun tadi sempat kebobolan satu penalti, tapi dia bsa menepis penalti kedua dari Brunei," ujar Indra Sjafri, pelatih Timnas U-23, saat diwawancarai selepas laga.
Meski dirundung kekecewaan karena gagal membawa Timnas U-23 ke putaran final, keberhasilan menahan penalti lawan dan mencetak gol perdana di babak kualifikasi, mendatangkan kesenangan tersendiri bagi Dimas. Entah bagaimana caranya, Dimas juga mengaku sempat punya firasat bakal jadi kiper di laga ini.
ADVERTISEMENT
"Kemarin mungkin firasat itu. Saya sempat latihan mau coba jadi kiper. Sama Awan Setho sama Bagas Adi, sama Ucil (Fredyan Wahyu). Kalau untuk jadi kiper itu, memang saya yang ingin sendiri. Saya dari depan sampai belakang langsung mengajukan diri," ungkapnya.
Sebagai pemain yang berposisi sebagai penyerang, ia sudah paham betul mengenai mindset penyerang saat mengeksekusi penalti. Pemahaman itulah yang digunakannya saat berlaga satu lawan satu dengan Nazir. Ia pun yakin mampu menggagalkan sepakan penalti lawan.
"Saya lihat matanya. Saya tahu soalnya saya biasanya penalti kayak gitu juga. Kalau untuk yang pertama memang bolanya susah, yang kedua saya tahu mungkin saya bisa tebak," ujar Dimas.
Gagal lolos ke putaran final memang menyebalkan. Tapi setidaknya, Dimas sukses menyelamatkan muka Timnas U-23 dari hasil imbang lawan Brunei.
ADVERTISEMENT
Barangkali nama Dimas tidak akan tercatat di tugu-tugu penghormatan My Dinh National Stadium. Mungkin sosoknya tidak akan diabadikan dalam rupa patung--persis pesohor lapangan hijau termasyhur.
Tapi, sebaik-baiknya tabik, yang terbaik adalah menyimpan rapi dalam ingatan masing-masing. Dan di sanalah cerita tentang jalan kesatria Dimas di hadapan penggawa Brunei Darussalam akan tinggal tetap.