news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jangan Heran jika Kelak Tavares Bakal Sering Mengkritik PSSI

30 September 2019 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Persija, Edson Tavares (tengah). Foto: Alan Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Persija, Edson Tavares (tengah). Foto: Alan Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
Suatu kali saat Edson Tavares mulai bertugas di Persija Jakarta, tak usah kaget bila kamu sering mendengar dia melontarkan kritik. Dalam hal ini, PSSI dan operator liga sangat mungkin menjadi sasaran.
ADVERTISEMENT
Terlebih, sepak bola Indonesia memang tak bisa dibilang normal di bawah dua organisasi tersebut. Soal jadwal Liga 1, misal, yang padatnya minta ampun. Bikin kepala puyeng.
Belum lagi jeda internasional FIFA yang, aduh, hampir selalu berdekatan dengan pertandingan klub. Ada pula permasalahan wasit, lapangan pertandingan yang buruk, dan sederet hal bobrok lainnya.
Eits.. Manajemen Persija jangan senang dulu. Selain PSSI dan operator liga, kalian bisa saja jadi sasaran.. hehehe.
Yakk... Tavares memang sosok yang vokal. Ia tak segan buka suara jika ada sesuatu yang dianggap mengganjal. Paling gamblang adalah saat ia memutuskan hengkang dari Sepahan pada 2006 lalu.
Kepada Persian League, hampir segala hal buruk menyangkut sepak bola Iran ia beberkan dengan panjang, rinci, dan jelas. Padahal, itu merupakan musim perdananya di Iran.
ADVERTISEMENT
Terkait manajemen Sepahan yang kerap melakukan intervensi, juga terutama tentang gaji yang hampir selalu terlambat, adalah sedikit di antaranya.
"Ini masalah besar dalam manajemen Sepahan. Mereka tak pernah membayarkan gaji tepat waktu," tutur Tavares.
"Mereka masih berutang kepadaku dan seorang pemain Brasil, Rodrigo, yang sebetulnya menjalani musim bagus. Aku pikir ini tak fair dan legal," lanjut dia.
Pelatih Persija Jakarta, Edson Tavares. Foto: Dok. Persija Jakarta
Di luar itu, kritik pedas juga ia lontarkan kepada federasi sepak bola Iran. Menurut dia, masalah Iran adalah tidak adanya tujuan dan arah yang jelas. Begitu pun dengan organisasi yang mengelolanya.
Tavares juga sempat mengedepankan hal serupa jelang Iran berlaga di Piala Dunia 2006. Bahkan, ia adalah satu-satunya pelatih Liga Iran yang kala itu melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia berkata bahwa Timnas Iran bakal mendapat malapetakan jika tidak memiliki rencana yang matang. Apalagi waktu itu liga masih berjalan, sementara Piala Dunia sudah tak lama lagi menjelang.
Menurut Tavares, "Agar dapat bersiap untuk Piala Dunia, Anda harus menghentikan liga beberapa bulan sebelumnya. Piala Dunia adalah kompetisi yang ketat. Jadi harus ada sistem yang baik untuk berhasil."
Masalahnya, "Tak satu pun orang di federasi mendengarkan masukan. Aku berulang kali berbincang kepada mereka bahwa sepak bola di sini masih muda. Anda butuh tujuan dan arah yang jelas."
"Aku satu-satunya orang yang mengkritik dia (Branko Ivankovic, pelatih Iran waktu itu) dan perwakilan federasi sebelum Piala Dunia. Aku bilang bahwa mereka salah. Rencana mereka salah," kata Tavares.
ADVERTISEMENT
Saat Piala Dunia tahun itu berakhir, kamu tahu bahwa ucapan Tavares benar-benar terbukti. Iran babak bingkas. Mereka berada di posisi terbuncit Grup D usai cuma bermain imbang dan dua kali kalah.
Padahal, grup yang Iran tempati kala itu relatif ringan bila dibandingkan dengan grup lain. Jika Portugal sudah pasti sulit dikalahkan, mereka hanya perlu bersaing dengan Meksiko dan Angola.
"Aku sudah menjadi pelatih empat timnas berbeda di masa lalu. Jadi, aku punya cukup pengalaman untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Dan aku tak pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya di sepanjang karier!" tegas Tavares.
Jika Iran saja yang level sepak bolanya di atas Indonesia masih disebut dengan ungkapan 'tak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya', sulit membayangkan bakal seperti apa yang terlontar saat ia mulai bertugas kelak.
ADVERTISEMENT