Jelang Derbi Madrid, Atletico di Atas Angin

28 September 2018 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diego Costa berduel dengan Sergio Ramos. (Foto: AFP/Javier Soriano)
zoom-in-whitePerbesar
Diego Costa berduel dengan Sergio Ramos. (Foto: AFP/Javier Soriano)
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari dua puluh tahun sejak Paulo Futre terakhir kali mengenakan seragam merah-putih kebanggaan Atletico Madrid. Akan tetapi, kebanggaan itu masih meletup-letup di dadanya. Futre pun sama sekali tak tertarik untuk mengerem emosinya ketika berbicara mengenai rivalitas Atletico dengan Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Sebelum dikenal sebagai seorang petualang, Futre adalah pahlawan Atletico. Masa keemasan kariernya yang berlangsung selama enam musim itu dihabiskannya di Estadio Vicente Calderon. Futre datang ke Atletico pada 1987, meninggalkannya pada 1993, sebelum kembali lagi di musim 1997/98. Setelah pensiun pada 1999, Futre balik lagi ke Atletico untuk menjadi direktur olahraga pada 2000 sampai 2003.
Dengan rekam jejak seperti itu, Futre pun menjadi salah satu sosok yang paling berhak untuk bicara soal rivalitas dua klub Madrid tersebut. Jelang El Derbi Madrileno yang akan dilangsungkan Minggu (30/9/2018) dini hari WIB, Futre diwawancarai oleh surat kabar yang, ironisnya, merupakan pendukung utama Real Madrid, Marca.
Walau demikian, Futre tetap bicara tanpa tedeng aling-aling. Secara tidak langsung, pria yang dulu bermain sebagai penyerang sayap itu menuduh Real Madrid doyan bermain curang dan banyak mendapat bantuan dari wasit.
ADVERTISEMENT
"Aku bermain delapan kali menghadapi Real Madrid di kandang, dan dalam tiga kesempatan di antaranya, kami menang 3-0, 4-0, serta memenangi final (Copa del Rey) yang luar biasa tahun 1992. Aku juga berhasil meraih tiga kemenangan di Santiago Bernabeu dan angka itu sebenarnya bisa saja bertambah seandainya ketika itu VAR sudah ada," tutur Futre.
Dalam kesempatan itu Futre bicara panjang lebar. Selain soal kecurangan Real Madrid di masa lalu, sosok asal Portugal itu juga membahas satu hal lain, yakni masalah psikologis akut yang melanda Atletico setiap kali berhadapan dengan saudara sekotanya itu. Menurut Futre, pada pertemuan kali ini Atletico tak perlu lagi merasa minder karena mereka telah berhasil mengalahkan Real di laga final kompetisi Eropa.
ADVERTISEMENT
"Aku tahu bahwa pemain-pemain Diego Simeone, pada Sabtu (malam waktu setempat, red) nanti, akan bermain tanpa dihantui kegagalan masa lalu," lanjut Futre.
Apa yang diucapkan Futre itu seirama dengan optimisme yang diumbar oleh Diego Costa. Penyerang Atletico kelahiran Brasil itu, seperti halnya Futre, menyoroti masalah mental. "Kami selalu tak terkalahkan ketika bersua Madrid dan kami selalu datang dengan mentalitas lebih kuat setiap kali kembali ke Santiago Bernabeu,” kata Costa.
Ya, mental memang selalu menjadi pokok bahasan utama ketika Atletico bertemu dengan Real. Secara tradisional, rasa sakit adalah bahan bakar Atletico dalam laga El Derbi Madrileno. Baik pemain maupun suporter Atletico adalah masokis-masokis yang menikmati rasanya menjadi pecundang di kota sendiri.
ADVERTISEMENT
Penyerang Atletico Madrid, Diego Costa, berduel dengan pemain Getafe pada pertandingan La Liga 2018/19. (Foto: REUTERS/Juan Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang Atletico Madrid, Diego Costa, berduel dengan pemain Getafe pada pertandingan La Liga 2018/19. (Foto: REUTERS/Juan Medina)
Namun, situasinya kali ini memang berbeda dan Futre benar ketika dia menyebut laga Piala Super Eropa 2018 sebagai momen di mana Atletico telah menyejajarkan diri dengan Real Madrid. Saat ini, Atletico sudah resmi berhenti menjadi kuda hitam. Bagi publik sepak bola Spanyol, Los Colchoneros berada satu tingkat dengan Barcelona dan Real Madrid sebagai penguasa di negeri itu.
Atletico menghadapi laga derbi ini dengan modal apik. Pada pertandingan pekan keenam, tengah pekan lalu, mereka sukses menghantam Huesca dengan skor 3-0. Itu adalah kemenangan kedua yang diraih Antoine Griezmann dkk. secara beruntun. Di saat yang bersamaan, Real Madrid harus menelan kekalahan 0-3 tatkala melawat ke markas Sevilla.
Saat ini, di klasemen Atletico memang masih berada di bawah Real Madrid karena mereka sempat telat panas. Akan tetapi, dua kemenangan beruntun itu menunjukkan bahwa Atletico saat ini sudah mulai menemukan bentuk terbaiknya, terutama menyusul kedatangan dua pilar lini tengah baru, Rodri dan Thomas Lemar.
ADVERTISEMENT
Secara umum, sama sekali tidak ada yang berubah dari cara bermain Atletico jika dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya. Mereka masih bermain dengan pakem dasar 4-4-2, masih mengandalkan soliditas dan agresivitas dalam bertahan, serta masih bertumpu pada kemampuan individual serta kecepatan para pemain depan dalam menginisiasi serangan.
Thomas Lemar dan Antoine Griezmann dalam sebuah laga Atletico Madrid. (Foto: AFP/Gabriel Bouys)
zoom-in-whitePerbesar
Thomas Lemar dan Antoine Griezmann dalam sebuah laga Atletico Madrid. (Foto: AFP/Gabriel Bouys)
Di awal-awal musim, ada dua hal yang menjadi masalah besar Atletico, yaitu buruknya penyelesaian akhir dan rentannya mereka terhadap kesalahan-kesalahan individual. Dua hal itu membuat mereka cuma bisa menang sekali dari empat pertandingan. Namun, setelah berhasil menang atas Monaco di Liga Champions, permainan Atletico membaik.
Umpan-umpan kombinasi di sisi sayap dan half-space yang jadi ciri khas penyerangan Atletico mulai terlihat. Lemar menjadi bintang dalam dua kemenangan terakhir Atletico lewat dua gol serta satu assist yang dia bukukan. Pada prinsipnya, Atletico yang sempat limbung kini sudah kembali normal.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Real Madrid harus menerima tamparan keras saat dihajar Sevilla 0-3. Pada pertandingan itu tampak jelas kelemahan utama mereka dalam menghadapi serangan balik lawan, khususnya yang dilancarkan dari sisi kiri pertahanan tempat Marcelo beroperasi. Dua dari tiga gol Sevilla dihasilkan lewat serangan cepat memanfaatkan kealpaan Marcelo dalam bertahan.
Di pertandingan menghadapi Atletico nanti, Marcelo kemungkinan besar tidak akan bermain. Hal ini bisa menjadi pedang bermata dua bagi Real. Di satu sisi, kekuatan pertahanan mereka bisa meningkat, di sisi lain agresivitas serangan dari sisi kiri bakal berkurang drastis.
Bek kiri Real Madrid, Marcelo Viera (kanan), berusaha melewati wing-back kanan Sevilla, Jesus Navas. (Foto: Reuters/Marcelo Del Pozo)
zoom-in-whitePerbesar
Bek kiri Real Madrid, Marcelo Viera (kanan), berusaha melewati wing-back kanan Sevilla, Jesus Navas. (Foto: Reuters/Marcelo Del Pozo)
Sementara itu, di sisi kanan pertahanan Real Madrid juga terdapat masalah. Seperti halnya Marcelo, ada kemungkinan Dani Carvajal akan absen. Jika Carvajal tidak bermain, ini akan menjadi pukulan telak bagi El Real karena kekuatan serangan utama Atletico ada di sisi kiri tempat Lemar bermain. Namun, cedera Carvajal hanyalah cedera ringan dan kemungkinan eks pemain Bayer Leverkusen ini bisa diturunkan.
ADVERTISEMENT
Yang jadi persoalan lain bagi Real Madrid adalah ketiadaan Isco Alarcon. Pemain kesayangan Julen Lopetegui itu masih harus absen usai menjalani operasi usus buntu. Dengan absennya Isco, Lopetegui bakal sangat bergantung pada Luka Modric untuk menjadi katalis serangan. Lopetegui beruntung karena kondisi kebugaran Modric sudah tak lagi menjadi soal.
Dari kubu Atletico, masalah terbesar datang dari Jose Maria Gimenez yang menderita cedera engkel ringan. Meskipun pemain asal Uruguay itu kemungkinan tetap bakal bermain -- karena Stefan Savic sudah tumbang duluan --, masalah engkel itu bisa menjadi penghambat bagi dirinya. Namun, perlu diingat bahwa Atletico adalah tim yang bertahan secara kolektif. Sehingga, cedera Gimenez ini bisa dikesampingkan efeknya.
Well, begitulah situasi terkini Atletico dan Real Madrid jelang laga derbi kedua musim ini. Di atas kertas, Atletico lebih diuntungkan dengan membaiknya tren performa serta lebih sedikitnya pemain kunci yang harus absen. Terlebih, dalam lima pertandingan liga terakhir di Bernabeu, Atletico tidak pernah kalah dan bahkan mampu memetik tiga kemenangan.
ADVERTISEMENT
=====
Derbi Madrid di pekan ketujuh La Liga antara Real dan Atletico akan tersaji di Estadio Santiago Bernabeu, Minggu (30/9/2018) dini hari pukul 01:45 WIB.