news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Joachim Loew Dinilai Terlambat Mencoret Boateng, Hummels, dan Mueller

20 Maret 2019 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jerome Boateng, Mats Hummels, dan Thomas Mueller di Piala Dunia 2018. Foto: AFP/Kirill Kudryavtsev
zoom-in-whitePerbesar
Jerome Boateng, Mats Hummels, dan Thomas Mueller di Piala Dunia 2018. Foto: AFP/Kirill Kudryavtsev
ADVERTISEMENT
Bagi Timnas Jerman, 2018 adalah tahun di mana segala hal buruk terjadi. Mereka tersisih di fase grup Piala Dunia —yang jadi capaian terburuk sejak Piala Dunia 1938, terdegradasi dari level teratas Nations League, dan kehilangan Mesut Oezil akibat isu rasialisme yang memanas.
ADVERTISEMENT
Situasi itu akhirnya direspons oleh Joachim Loew dengan membuat keputusan besar. Pada 2019 perombakan besar-besaran dilakukan oleh pria 59 tahun tersebut. Menyingkirkan Mats Hummels, Jerome Boateng, dan Thomas Mueller adalah salah satu bentuk konkret perombakan tersebut. Kini, Timnas Jerman pun dihuni oleh banyak pemain muda atau pemain yang masih minim pengalaman internasional.
Nah, meski Loew sudah berusaha, tetap saja ada pihak yang tidak puas. Salah satunya, legenda Timnas Jerman sendiri, Lothar Matthaeus. Menurut peraih gelar juara dunia 1990 itu Loew memilih waktu yang salah untuk melakukan perombakan.
"Selama kurang lebih 40 tahun aku sudah mengalami dari dekat momen-momen yang dijalani oleh Timnas Jerman. Dan aku tidak ingat ada perubahan, pencoretan, diawalinya sebuah era sebelum kualifikasi atau turnamen. Itu semua selalu terjadi setelah berakhirnya sebuah turnamen," kata Matthaeus kepada Sky Germany.
ADVERTISEMENT
Lothar Matthaeus dalam acara promosi Piala Dunia 2018 di Moskow. Foto: AFP/Aleksander Nemenov
"Aku melihat adanya kebobrokan, kesialan, dan kesalahan bahkan sejak sebelum Piala Dunia. Mereka gagal menangani masalah Mesut Oezil dengan baik. Mereka juga entah bagaimana tidak menyertakan Leroy Sane."
"Dan setelah kegagalan memalukan di penyisihan, tidak ada konsekuensi yang dihadapi para pemain. Para pemain sebenarnya akan memahami kalau seandainya mereka disingkirkan setelah turnamen. Loew melewatkan kesempatan itu dan hanya karena loyalitas dia memberi sebagian besar pemain kesempatan kedua di Nations League."
"Bagiku itu tidak bisa diterima. Aku mengerti keputusannya dari sudut pandang olahraga. Dia ingin mengintegrasikan pemain muda bertalenta yang masih punya ambisi besar. Namun, sebagaimana para pemain membuat keputusan buruk di Piala Dunia, Loew juga salah pilih waktu untuk menyingkirkan mereka," tambah sosok 58 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak cuma soal pemilihan waktu dalam menyingkirkan Hummels, Boateng, dan Mueller, kesetiaan Loew terhadap kiper Manuel Neuer juga dipermasalahkan oleh Matthaeus. Menurut mantan pelatih Timnas Hongaria tersebut, sudah semestinya Marc-Andre ter Stegen menjadi kiper utama Die Mannschaft.
Ter Stegen beraksi di El Clasico. Foto: Reuters/Juan Medina
"Ban kapten [di lengan Neuer] tidak semestinya jadi jaminan bagi seorang pemain untuk terus dimainkan. Ter Stegen sudah layak mendapat kesempatan berkat penampilan kelas dunianya dalam dua musim terakhir. Jika kamu memilih berdasarkan performa, itu harus kamu berlakukan untuk semua orang," ujar Matthaeus kepada Bild.
Pemilihan Neuer sebagai kiper utama Timnas Jerman ini sudah menjadi kontroversi juga sejak sebelum Piala Dunia 2018 dimulai. Pasalnya, pada musim 2017/18 Neuer hampir tidak pernah bermain untuk Bayern. Sementara, Ter Stegen secara konsisten mampu jadi tumpuan Barcelona di bawah mistar.
ADVERTISEMENT
Musim ini, Ter Stegen terus membuktikan diri sebagai salah satu kiper terbaik dengan keberhasilannya menghalau 50 dari 63 tembakan yang dia hadapi bersama Barcelona. Loew pun kini kesempatan lebar-lebar bagi eks pemain Borussia Moenchengladbach tersebut.
"Kami senang punya dua kiper kelas dunia di Jerman. Tahun lalu aku bilang Neuer adalah kiper nomor satu karena dia adalah kapten kami. Namun, tahun ini kami memulai segalanya dari awal dan Marc akan mendapat kesempatan di Kualifikasi Piala Eropa 2020. Tentu saja, akan ada pertarungan sengit," ujar Loew seperti dilansir DW.