Kalahkan Roma, Plzen Tinggalkan Liga Champions dengan Elegan

13 Desember 2018 2:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Steven N'Zonzi berduel dengan Tomas Chory di laga Viktoria Plzen vs AS Roma. (Foto: REUTERS/David W Cerny)
zoom-in-whitePerbesar
Steven N'Zonzi berduel dengan Tomas Chory di laga Viktoria Plzen vs AS Roma. (Foto: REUTERS/David W Cerny)
ADVERTISEMENT
AS Roma, si runner up Grup G Liga Champions 2018/19 itu, tak sanggup memetik kemenangan di laga pamungkas fase grup. Bertandang ke markas Viktoria Plzen di Doosan Arena pada Kamis (13/12/2018), Roma menyudahi pertandingan dengan kekalahan 1-2.
ADVERTISEMENT
Plzen membuka keunggulan di menit 62 berkat gol Jan Kovaric. Empat menit kemudian, Roma membalas dengan gol penyama kedudukan yang ditorehkan oleh Cengiz Uender. Lantas pada menit 72, gol penentu kemenangan tuan rumah berhasil dibukukan oleh Tomas Chory.
Sebelum matchday keenam digelar, Grup G sudah menelurkan Real Madrid dan Roma sebagai dua wakil yang lolos ke babak 16 besar. Itulah sebabnya, hasil pertandingan ini tak memengaruhi kans mereka ke babak selanjutnya. Lucunya, di laga lain, Madrid menelan kekalahan telak, 0-3, dari CSKA Moskva di Santiago Bernabeu. Dengan hasil ini, Plzen resmi berangkat ke Liga Europa.
Pavel Vrba menginstruksikan anak-anak asuhnya untuk bertanding dalam formasi dasar 4-2-3-1 dengan menempatkan Chory sebagai ujung tombak serangan yang ditopang oleh Kovarik, Ales Cermak, dan Jan Kopic. Sementara, Eusebio Di Francesco juga memulai laga dalam skema dasar serupa. Patrik Schik kembali mendapat kepercayaan sebagai penyerang tunggal dan disokong oleh trio Uender, Javier Pastore, dan Justin Kluivert.
ADVERTISEMENT
Roma bukannya bermain kelewat menunggu. Di sepanjang jalannya babak pertama, ada tujuh upaya tembakan yang dikreasikan. Tapi, ya, begitu. Dua tembakan tepat sasaran yang masing-masing dilesakkan oleh Pastore dan Kluivert tak bertaji melawan aksi penyelamatan kiper Plzen, Ales Hruska.
Di sisi lain, walau menorehkan empat upaya tembakan, pemain-pemain Plzen gagal melepaskan tembakan mengarah ke gawang. Wajar bila mengingat bahwa pada dasarnya Plzen kesulitan membangun serangan karena dikurung oleh penguasaan bola Roma yang mencapai 64,3%.
Pastore dan Kolarov menjadi sosok terpenting menyoal kreativitas Roma. Keduanya menjadi kondaktur permainan Roma yang memprakarasi aliran bola tim. Namun, penyelesaian akhir yang tak matang dan ditambah primanya permainan sang penjaga gawang membikin penguasaan bola itu masih menjadi sia-sia. Maka, tak heran bila kedua tim masuk ruang ganti tanpa membawa torehan satu gol pun.
ADVERTISEMENT
Roma memulai babak kedua dengan serangan cepat. Kluivert dan Steven N'Zonzi menjadi ancaman tersendiri bagi kubu Plzen. Pada menit 46, umpan silang N'Zonzi diteruskan oleh Kluivert lewat tembakan menyasar sudut kiri atas gawang walau masih bisa ditangkal oleh Hruska.
Semenit berselang, giliran N'Zonzi yang menyebar ancaman berkat kerja samanya dengan Uender. Hanya, serupa percobaan Kluivert tadi, tembakannya ini pun belum dapat membawa Serigala Ibu Kota pada keunggulan pertama.
Mandeknya aliran bola Plzen juga disebabkan oleh kehilangan bola yang cukup sering. Plzen membangun serangan dari lini pertahanan. Bola memang bisa dialirkan oleh poros ganda mereka, Patrik Hrosovsky dan Roman Prochazka.
Namun, persoalannya muncul ketika bola dialirkan dari lini kedua ke penyerang tunggal. Pemain-pemain di lini kedua inilah yang paling sering kehilangan bola. Masing-masing mereka tercatat dua kali kehilangan bola. Menilik statistik Whoscored, Plzen sudah enam kali kehilangan bola hingga menit 52. Artinya, bola selalu terhenti di lini kedua sehingga penyerang mereka justru kekurangan suplai bola untuk membobol gawang Roma.
ADVERTISEMENT
Pemain-pemain Viktoria Plzen rayakan gol Jan Kovarik ke gawang AS Roma. (Foto: REUTERS/David W Cerny)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Viktoria Plzen rayakan gol Jan Kovarik ke gawang AS Roma. (Foto: REUTERS/David W Cerny)
Walau demikian, peluang emas itu hadir juga pada menit 54 berkat umpan Hrosovsky yang dikonversi oleh Prochazka menjadi tembakan mengarah sudut bawah. Namun, Antonio Mirante masih sigap untuk menggagalkan upaya ini. Situasi mirip muncul dua menit berselang. hanya, kali ini sepakan Cermak melambung sedikit lebih tinggi di atas gawang.
Gol yang diharapkan Plzen akhirnya menunjukkan rupanya pada menit 62. Umpan Kopic yang dilepaskan dari kanan pertahanan Roma disambut oleh Kovarik yang ada di tengah gawang. Lewat tendangan menyusur tanah, bola itu ditembakkannya ke arah gawang dan tak mampu diantisipasi oleh Mirante. Keunggulan 1-0 akhirnya berpihak pada tuan rumah, Vrba merayakan gol dari pinggir lapangan dengan menepukkan telapak tangannya kepada beberapa staf kepelatihannya.
ADVERTISEMENT
Sialnya, keunggulan ini tak bertahan lama. Empat menit berselang, Roma mampu menyamakan kedudukan berkat gol Uender. Prosesnya bermula dari umpan Nzonzi yang dilepaskan tepat di tengah lapangan ke arah Davide Santon yang ada di area sayap kiri. Kesalahan Plzen adalah, mereka tertipu dengan manuver Schick yang berlari mendekati ke kotak 6 yard.
Tiga hingga empat orang pemain Plzen mengepung Schick, tapi tak menyadari keberadaan Uender yang mengambil posisi sedikit lebih ke belakang. Alih-alih memberikan bola itu kepada Schick, Santon meneruskan umpan N'Zonzi kepada Uender yang pada akhirnya berujung pada gol penyama kedudukan.
Sejak memasuki menit 60-an tadi, laga memang bertambah panas. Terlebih, begitu kembali dari ruang ganti Plzen memang tampil menggebrak dengan bangunan-bangunan serangannya. Hingga memasuki menit 70, Plzen mencatatkan empat upaya tembakan dengan dua mengarah ke gawang dan satu berujung gol.
ADVERTISEMENT
Bahkan pada menit 72, Plzen kembali mengukir keunggulan berkat sundulan Chory yang tak mampu diamankan oleh Mirante. Roma sebenarnya tetap unggul penguasaan bola dengan memenangi 63%-nya. Namun, Plzen memang lebih efektif dalam membangun serangan, terutama lewat skema serangan balik.
Memasuki menit 80-an, intensitas serangan Plzen belum terhenti walau mereka tak kehilangan keseimbangan di lini pertahanan. Empat menit waktu tambahan yang diberikan wasit tidak cukup panjang untuk memberikan ruang bagi kedua tim untuk menambah gol. Alhasil, laga ini berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk Plzen. Bagi Plzen, ini menjadi cara terbaik untuk angkat kaki dari Liga Champions 2018/19.