Kalidou Koulibaly yang Bangga dengan Warna Kulitnya

27 Desember 2018 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koulibaly sedang kesal, ditenangkan pemain Inter. (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
zoom-in-whitePerbesar
Koulibaly sedang kesal, ditenangkan pemain Inter. (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
ADVERTISEMENT
Walau sudah banyak yang menyerukan agar segera dihentikan, pelecehan rasial di stadion ternyata masih terjadi. Di laga antara Inter Milan melawan Napoli, aksi itu muncul lagi. Kalidou Koulibaly yang jadi korbannya.
ADVERTISEMENT
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Giuseppe Meazza, Kamis (27/12/2018) dini hari WIB tersebut, Inter berhasil membukukan kemenangan dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal kemenangan Inter dicetak oleh pemain pengganti, Lautaro Martinez, jelang babak kedua usai. Kemenangan ini untuk sementara membuat selisih Inter dan Napoli di klasemen menipis menjadi lima poin saja.
Namun, kemenangan Inter ini sedikit ternoda oleh perilaku para suporternya. Alih-alih berlaku tertib, suporter Inter yang hadir di tribune stadion ini malah melakukan pelecehan rasial kepada salah satu pemain Napoli, Kalidou Koulibaly. Di Napoli, Koulibaly meamng jadi satu-satunya pemain yang berkulit hitam.
Sepanjang laga di Meazza, beberapa kali terdengar suara sahut-sahutan yang tampak menirukan suara monyet. Tujuannya jelas. Suara itu dialamatkan kepada Koulibaly yang di pertandingan itu sebenarnya tampil apik dalam menghalalu serangan-serangan Inter, sebelum akhirnya fokus Koulibaly terganggu karena aksi rasial ini, sehingga ia mendapatkan kartu merah.
ADVERTISEMENT
"Saya memang kecewa karena kakalahan ini, tetapi lebih dari itu, tolong jangan hina keluarga saya. Toh, saya bangga dengan warna kulit saya. Saya juga bangga selaku orang Senegal, Prancis, dan Naples. Saya adalah seorang pria," ujar Koulibaly dilansir Football Italia.
Mengenai aksi rasial yang dilakukan oleh para pendukung Inter ini, pelatih Napoli, Carlo Ancelotti, menyayangkan aksi itu terjadi. Ia bahkan menyebut bahwa jika kelak aksi yang sama kembali terjadi, ia tak segan untuk membawa para pemainnya keluar lapangan.
"Saya bertanya kepoada wasit sebanyak tiga kali, aksi apa yang akan ia ambil (atas perilaku rasial yang terjadi di lapangan), tapi pertandingan tetap dilanjutkan. Ada yang bilang kepada kami bahwa pertandingan sebenarnya bisa dihentikan, tapi apa itu dilakukan?" ujar Ancelotti.
ADVERTISEMENT
"Lain kali, jika hal yang sama kembali terjadi (adanya aksi rasial di atas lapangan), kami tidak akan segan untuk mengambil tindakan. Misalnya, dengan melakukan mogok main. Mereka (federasi) mungkin akan menjatuhkan hukuman kekalahan pada kami (WO), namun kami sudah siap untuk melakukannya," lanjutnya.
Khusus di Italia, sebenarnya ada sebuah protokol tersendiri yang mesti diterapkan ketika ada sebuah aksi rasial yang terjadi di stadion. Jika ada indikasi aksi rasial terjadi, maka akan ada pengumuman via pengeras suara di stadion, yang isinya adalah imbauan agar perilaku rasial dihentikan atau laga akan ditunda.
Jika pengumuman itu diabaikan, maka wasit sebenarnya punya kuasa untuk menunda laga selama beberapa menit. Dalam laga Inter-Napoli ini, saat ada indikasi aksi rasial dan pengumuman via pengeras suara stadion sudah dilakukan, wasit malah terus melanjutkan pertandingan. Hal inilah yang membuat tensi laga memanas di akhir.
ADVERTISEMENT
"Ada sebuah atmosfer yang aneh, karena kami sudah meminta sebanyak tiga kali agar laga dihentikan sementara, karena ada pengumuman lewat pengeras suara di stadion sebanyak tiga kali juga. (Kalidou) Koulibaly sudah begitu kesal (akan aksi rasial yang terjadi di stadion)," ungkap Ancelotti.
"Biasanya, ia adalah pemain yang tenang dan profesional. Namun, ia mendapat serangan berupa suara-suara mirip monyet sepanjang pertandingan. Sungguh, ini adalah sesuatu yang tidak baik untuk sepak bola Italia," tutupnya.