Kandaskan Boca Juniors, River Plate Juara Copa Libertadores

10 Desember 2018 5:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laga sengit khas Copa Libertadores, River Plate vs Boca Juniors. (Foto: REUTERS/Javier Barbancho)
zoom-in-whitePerbesar
Laga sengit khas Copa Libertadores, River Plate vs Boca Juniors. (Foto: REUTERS/Javier Barbancho)
ADVERTISEMENT
Madrid mengukir sejarah, Santiago Bernabeu memeram cerita baru. Pertandingan leg kedua final Copa Libertadores 2018 tidak dihelat di El Monumental, stadion yang seharusnya menjadi venue. Kerusuhan yang melanda pada 25 November 2018 menjadi penyebab. Terlepas dari segala kontroversi yang ikut menyeruak, CONMEBOL akhirnya memutuskan laga puncak ini digelar di rumah Real Madrid, Santiago Bernabeu.
ADVERTISEMENT
Bertanding di Bernabeu pada Senin (10/12/2018), River Plate berhasil mengandaskan perlawanan seteru seumur hidupnya, Boca Juniors, dengan kemenangan 3-1 dengan agregat 5-3. Boca menjadi tim yang unggul lebih dulu di laga ini lewat lesakan gol Dario Benedetto (45'). Namun, keunggulan itu hanya bertahan hingga menit 70 akibat gol penyama kedudukan yang dilahirkan oleh Lucas Pratto. Dua gol tambahan yang memastikan kemenangan River dicetak oleh Juan Quintero dan Gonzalo Martinez di babak tambahan.
Di bawah asuhan Marcelo Gallardo, River menjejak dengan mengusung pakem dasar 4-1-4-1. Pratto menjadi penyerang tunggal yang ditopang oleh empat orang penggawa di lini kedua. Sementara, Boca yang bermain dalam koridor taktik Guillermo Barros Schelotto turun arena dengan formasi dasar 4-3-3 yang mengedepankan keseimbangan antarlini. Trio Sebastian Villa, Dario Benedetto, dan Cristian Pavon diserahi peran sebagai ujung-ujung tombak serangan.
ADVERTISEMENT
River mengurung Boca dengan penguasaan bola, Boca mencoba keluar dengan agresivitas serangan. Hal ini tergambar jelas dari catatan statistik pertandingan yang dihimpun Whoscored. Dalam hal penguasaan bola, River unggul jauh dengan mencatatkan persentase 67%.
Namun, dominasi penguasaan bola yang demikian tidak membikin River juga unggul dalam agresivitas serangan. Mereka hanya membukukan dua upaya tembakan, berbanding dengan tujuh upaya tembakan yang dikreasikan oleh Boca.
Umpan-umpan pendek memang menjadi cara yang ditempuh oleh River untuk menggagas serangan mereka. Yang menjadi persoalan, umpan-umpan itu bukan umpan yang efektif karena aliran bolanya acap tak mencapai area pertahanan Boca. Kembali menilik catatan statistik, bangunan serangan Boca bahkan enam kali menyentuh kotak penalti River, sementara bangunan serangan River hanya sekali mencapai kotak terlarang Boca.
ADVERTISEMENT
Pemain-pemain Boca Juniors merayakan gol Benedetto. (Foto: REUTERS/Juan Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Boca Juniors merayakan gol Benedetto. (Foto: REUTERS/Juan Medina)
Efektivitas permainan memang menjadi senjata Boca di laga pamungkas ini. Kualitas itulah yang pada akhirnya membikin mereka sanggup mencetak gol pertama pada menit 45. Berkali-kali menyerang memang tidak menjamin Boca dapat mencetak gol dengan cepat.
Pada kenyataannya, aksi defensif pemain-pemain River juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, sumbat yang memampatkan aliran gol berhasil dicabut. Prosesnya bermula dari umpan yang dikirimkan oleh Nahitan Nandez. Benedetto yang berada di area tengah lapangan langsung menyambar umpan tersebut. Salah besar jika mengira lajunya mulus tanpa hambatan.
Dalam posisi menerima bola itu saja sudah ada tiga pemain River yang mengepung. Kualitas individu Benedetto menjadi penyelamat yang ulung. Kepungan para pemain lawan itu berhasil dilaluinya dan berlanjut pada aksi dribel. Begitu hendak mencapai kotak penalti, ada empat pemain River yang mengejar dan berusaha merebut bola. Namun, keempatnya terlambat karena Benedetto langsung melesakkan tembakan kencang yang tidak mampu dimentahkan oleh penjaga gawang.
ADVERTISEMENT
Sontak, tribune-tribune Bernabeu yang berisi suporter Boca melahirkan gemuruh tak terperi. Pemain-pemain yang duduk di bangku cadangan ikut berdiri, berulah sedikit nakal dengan ikut merayakan gol sambil menerobos sedikit garis tepi. Yang menjadi bandel dan jenaka bukan hanya penghuni bangku cadangan Boca, tapi juga si Benedetto. Dalam rangkaian perayaan golnya, ia berlari sambil menjulurkan kepala dan lidah ke arah pemain River yang sempat menghalanginya. Ya, seperti meledek begitu. Tak percaya? Nih.
Menutup babak pertama dengan ketertinggalan 0-1 tak membikin River patah arang, ya, karena sudah seperti itulah seharusnya tim sepak bola. Penguasaan bola yang sia-sia di babak awal berubah menjadi dominasi pertandingan. Operan-operan pendek yang tadinya acap tak tuntas, kali ini berubah menjadi gempuran serangan yang mematikan.
ADVERTISEMENT
Mulai dari awal babak kedua hingga menit 59, ada enam upaya serangan yang dibangun para penggawa River, berbanding dengan dua kreasi serangan yang digagas oleh Boca. Tekanan demi tekanan ini pada akhirnya membuahkan hasil di menit 70. Pratto mencetak gol penyama kedudukan dengan memanfaatkan umpan yang dikirim oleh Ignacio Fernandez. Artinya, untuk sementara kedudukan imbang 1-1.
Setelah gol penyama kedudukan itu, laga bertambah sengit, serangan-serangan cepat menjadi warna yang paling dominan. River pun melewati periode-periode krusial ini dengan perubahan model serangan. Bila awalnya mereka hanya mengandalkan pemain-pemain sayap sebagai hulu serangan, kini variannya bertambah dengan mengandalkan kreativitas para pemain bertahan dan lini kedua.
Pemain-pemain River Plate merayakan gol di laga leg kedua final Copa Libertadores. (Foto: REUTERS/Javier Barbancho)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain River Plate merayakan gol di laga leg kedua final Copa Libertadores. (Foto: REUTERS/Javier Barbancho)
Di menit 89, Schelotto melakukan pergantian pemain. Ia menarik sang kapten, Pablo Perez, dan memasukkan Fernando Gago. Pemandangan khas pergantian pemain muncul di fragmen ini. Perez tanpa ragu menunjukkan kekesalannya--entah karena keputusan sang pelatih atau alotnya permainan lawan.
ADVERTISEMENT
Yang jelas, ia melemparkan ban kapten yang dipakainya sesaat sebelum berjalan ke luar lapangan. Begitu menyentuh area pemain cadangan, sang pelatih menyambutnya dengan rangkulan, barangkali sambil menjelaskan bahwa ini demi kebutuhan taktik semata atau bahkan memuji penampilannya di sepanjang laga.
Menit 109 menjadi penanda bagi keunggulan yang diukir oleh River. Memanfaatkan assist Camilo Mayada dan celah yang ditinggalkan oleh para pemain Boca, Quintero sukses melesakkan gol yang mengantarkan timnya berbalik unggul. Usai ini, pertandingan jelas memanas. Pada menit 114, Lisandro Magallan mempersembahkan gol penyama kedudukan andai sepakan kerasnya dari luar kotak penalti tidak mampu digagalkan oleh kiper River.
Pemandangan khas laga krusial muncul di menit 121. Wujudnya, kiper Boca yang memutuskan untuk berlari maju hingga ke area pertahanan lawan saat. Maksudnya baik, membantu kawan-kawannya.Tapi, tindakan ini menjadi senjata makan tuan karena eksekusi tendangan sudut yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Kiper River berhasil menggagalkan tendangan sudut Boca lewat tepisan. Manuver itu membikin bola bergerak liar dan berhasil disambar oleh Quintero dan diteruskan kepada Martinez. Begitu menerima bola, Martinez langsung berlari kencang menuju area permainan lawan.
Sial bagi Boca karena sudah terlambat baginya untuk mengejar. Beberapa pemain Boca pun berusaha menggagalkan upaya tersebut, tapi berakhir nihil. Gol kemenangan itu berhasil dicetak Martinez, River mengakhiri laga puncak sebagai juara Copa Libertadores 2018.