Karena Kroasia Memang Raja 'Comeback' di Fase Gugur Piala Dunia

12 Juli 2018 8:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Kroasia merayakan keberhasilan lolos ke partai final Piala Dunia 2018 usai mengalahkan Inggris di semifinal dengan skor 2-1. (Foto: REUTERS/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Kroasia merayakan keberhasilan lolos ke partai final Piala Dunia 2018 usai mengalahkan Inggris di semifinal dengan skor 2-1. (Foto: REUTERS/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
Timnas Inggris menjadi korban Timnas Kroasia di Piala Dunia 2018. Pada babak semifinal yang dihelat di Luzhniki Stadium, Kamis (12/7/2018) dini hari WIB, Inggris harus mengubur mimpi membawa pulang trofi kemenangan usai dikalahkan dengan skor 1-2.
ADVERTISEMENT
Inggris sebetulnya bisa unggul lebih dulu lewat gol Kieran Trippier saat laga berusia lima menit. Akan tetapi, kerja keras para pemain Kroasia menghasilkan comeback luar biasa yang diawali gol penyama kedudukan di menit 68 oleh Ivan Perisic. Akhirnya, Kroasia memastikan kemenangan melalui gol Mario Mandzukic di menit 109.
Bagi Kroasia, kemenangan ini tak hanya menjadi tiket final Piala Dunia pertama mereka, tetapi juga melahirkan rekor anyar sebagai tim pertama yang bisa melakukan comeback di tiga pertandingan fase gugur Piala Dunia secara beruntun usai tertinggal lebih dulu.
Sebelum Inggris, Denmark menjadi korban ketangguhan Kroasia pertama ketika bertemu di babak 16 besar. Saat itu, Denmark unggul lebih dulu di menit pertama lewat Mathias Jorgensen, kemudian dibalas oleh Manzdukic di menit keempat. Skor 1-1 bertahan hingga dua babak tambahan, di babak adu penalti Kroasia menang dengan skor 3-2.
ADVERTISEMENT
Lewat skenario yang sama, Rusia menjadi korban kedua ketika berlaga di babak perempat final. Rusia unggul lebih dulu di menit 31 lewat Denis Cheryshev, sebelum Andrej Kramaric menyamakan skor sehingga laga berlanjut ke babak tambahan waktu.
Kroasia sempat berbalik unggul di menit 100 lewat gol Domagoj Vida, tapi gol balasan Mario Fernandes memaksa laga berlanjut ke babak adu penalti. Di adu tembakan 12 pas ini, Kroasia lagi-lagi menunjukkan mentalitas dengan mengalahkan Rusia 4-3.
Keberhasilan Kroasia keluar dari lubang jarum sebanyak tiga kali sudah pasti bukan kebetulan semata. Ada kerja keras dan rasa lapar akan kemenangan yang mereka tunjukkan selama pertandingan. Melawan Inggris, misalnya. Ketika tertinggal, Kroasia berupaya untuk merebut bola ke semua penjuru lapangan bahkan sampai ke pertahanan Inggris.
ADVERTISEMENT
Dari catatan yang dihimpun WhoScored, 8 dari 27 usaha tekel yang Kroasia lepaskan terjadi di daerah permainan Inggris. Mereka pun berupaya untuk menekan bek-bek Inggris agar tidak leluasa melakukan permainan direct yang kerap jadi andalan, sehingga bola sering kembali kepada kiper Jordan Pickford.
Menurut sudut pandang Perisic dan pelatih Zlatko Dalic, Kroasia memang pantas mendapatkan kemenangan dan melaju ke partai pamungkas karena mereka menunjukkan karakter pantang menyerah. Di partai final, Dalic pun optimistis bisa melewati adangan Prancis untuk membawa pulang trofi Piala Dunia pertama bagi Kroasia.
"Kami tahu betapa pentingnya semifinal ini bagi negara kecil seperti Kroasia. Kami memulai laga dengan lambat, tapi kami menunjukkan karakter dan berhasil bangkit dari ketertinggalan seperti yang kami lakukan di fase gugur sebelumnya," kata Perisic dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
"Turnamen ini akan dimenangi oleh tim yang memiliki karakter kuat. Kami tertinggal lebih dulu di tiga pertandingan beruntun, tapi kami menunjukkan karakter. Sekarang kami akan merayakannya dan beristirahat untuk bersiap melawan Prancis. Ini akan menjadi ujian selanjutnya, tapi kami siap untuk laga nanti," ujar Dalic mengakhiri.