Karena Marinus Sudah Semakin Dewasa

24 Februari 2019 8:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Marinus Wanewar (tengah) melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Timnas U-22 Kamboja dalam pertandingan Grup B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Jumat (22/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Marinus Wanewar (tengah) melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Timnas U-22 Kamboja dalam pertandingan Grup B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Jumat (22/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Dua tahun lalu, pada 24 Agustus 2017, Stadion Shah Alam di Kota Selangor, Malaysia, berubah menjadi arena yang panas. Di situ, Timnas U-23 Indonesia sedang menjalani partai hidup-mati menghadapi Timnas U-23 Kamboja.
ADVERTISEMENT
Kemenangan akan membawa anak asuh Luis Milla melaju ke babak semifinal SEA Games. Maka dari itu, skuat terbaik diturunkan oleh pelatih asal Spanyol ini termasuk menempatkan Marinus Mariyanto Wanewar di lini depan.
Marinus dipercaya oleh Milla karena sudah berhasil mencetak gol saat Timnas U-23 mengalahkan Timor Leste di pertandingan sebelumnya. Marinus diapit oleh Osvaldo Haay dan Saddil Ramdani di lini depan.
Namun, Marinus mendapat catatan kelam di laga tersebut. Pemain yang memperkuat Persipura itu terlibat kericuhan dengan pemain-pemain Kamboja. Marinus lalu membalasnya dengan gestur menunjuk-nunjuk kemaluan ke bench Kamboja.
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Marinus Wanewar (kanan) berusaha melewati penjaga gawang Timnas U-22 Kamboja dalam pertandingan Grup B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Jumat (22/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Marinus mendapat kartu kuning. Dirinya pun tak bisa membela Timnas U-23 di semifinal. Menghadapi tuan rumah Malaysia, Satria Tama dan kolega akhirnya kalah dengan skor 0-1.
ADVERTISEMENT
Dua tahun usai insiden tersebut, Marinus sudah mulai memperlihatkan kedewasaanya. Ajang Piala AFF U-22 menjadi panggung untuk Marinus memperlihatkan kapasitasnya.
Laga pertama menghadapi Myanmar, Marinus tak mendapat kesempatan tampil. Indra Sjafri selaku pelatih Timnas U-22 lebih memilih Dimas Drajad sebagai penyerang tengah.
Baru di laga kedua menghadapi Malaysia, Marinus tampil. Sejak menit awal, pemain yang musim kemarin tampil di Bhayangkara FC itu bermain bersama Billy Keraf dan Osvaldo Haay.
Pembuktian langsung diberikan oleh Marinus. Gol berhasil dibuatnya pada menit ke-52. Menerima umpan Osvaldo, Marinus lalu menendang bola. Meski tembakannya itu diblok, pantulan bola kembali ke Marinus yang kemudian bisa memasukkannya ke dalam gawang.
Selebrasi Pemain Timnas U-22 Indonesia, Marinus Wanewar (kanan) setelah mencetak gol ke gawang Timnas U-22 Malaysia dalam pertandingan Grub B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Rabu (20/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Gol itu memberikan kepercayaan diri kepada Marinus. Di laga pemungkas Grup B yang menentukan menghadapi Kamboja, Marinus kembali dipercaya bermain sejak awal. Pada laga ini juga Marinus memperlihatkan kedewasaannya.
ADVERTISEMENT
Acapkali mendapat hantaman serta provokasi lawan, Marinus tak menggubris. Dirinya tetap fokus kepada pertandingan dan bermain baik.
Bermain sebagai penyerang tengah, Marinus sangat tajam. Tubuhnya yang kekar ditambah posturnya yang tinggi membuat Marinus amat piawai mengawal bola. Dua gol dibuat Marinus di laga tersebut dan membuat Timnas U-22 menang 2-0.
Marinus menjadi perbincangan di laga itu. Selebrasi aneh di depan bench Kamboja dan video viral yang menolak salaman menjadi bahan perbincangan para netizen. Namun, mereka semua tak membicarakan penampilan Marinus. Penampilan yang jauh lebih dewasa dan berbahaya dari apa yang ia perlihatkan dua tahun lalu.
Marinus sudah lebih dingin dan tenang saat di lapangan. Sosok penyerang tajam nan lihai terlihat dalam diri Marinus.
ADVERTISEMENT
Tak melulu berada di dalam kotak penalti lawan, Marinus sangat aktif dan dinamis. Berlari ke kiri dan ke kanan untuk menarik bek-bek lawan menjadi keunggulan Marinus.
Saat tak bersama bola, Marinus juga sangat ngotot. Tak segan dirinya melakukan pressing kepada lawan atau mundur ke tengah lapangan untuk menggalang pertahanan.
Dua gol yang Marinus ciptakan saat menghadapi Kamboja membuat dirinya total sudah mengemas tiga gol selama turnamen. Marinus menjadi yang tersubur bersama penyerang Vietnam, Tran Danh Trung.
"Saya baru bergabung dengan Marinus sekitar tujuh minggu, dan saya pikir dia banyak perubahan, dan itu yang harus kita support ramai-ramai. Supaya kita bisa melihat kemampuan Marinus yang lebih baik lagi," puji Indra Sjafri.
ADVERTISEMENT
Pelatih Timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri(tengah) melakukan selebrasi setelah memenangkan pertandingan Grup B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Jumat (22/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Tidak hanya Indra, pelatih Timnas Senior Indonesia, Simon McMenemy, juga memuji mantan anak asuhnya tersebut. Menurut McMenemy, Marinus merupakan sosok penyerang modern.
"Saya pikir Marinus terus bekerja tanpa lelah. Ia bukan tipikal penyerang konvensional, tapi ia bekerja sangat keras untuk menyulitkan bek tengah lawan-lawannya, tidak semenit pun ia memberi bek lawan ketenangan," ujar pelatih asal Skotlandia tersebut.
Pada Minggu (24/2/2019) usia Marinus bertambah menjadi 22 tahun. Tentu, kedewasaan dan ketenangan Marinus diharapkan juga semakin membaik.
Laga semifinal Piala AFF menghadapi Vietnam di hari ulang tahunnya menjadi pembuktian yang tepat. Kemenangan dan gol bakal jadi kado yang manis untuk penyerang bernomor punggung 3 ini.
Selamat ulang tahun, Marinus!
ADVERTISEMENT