Karena Ronaldo Adalah Pakar Fase Gugur Liga Champions

13 Maret 2019 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain-pemain Juventus merayakan gol Cristiano Ronaldo. Foto: Reuters/Alberto Lingria
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Juventus merayakan gol Cristiano Ronaldo. Foto: Reuters/Alberto Lingria
ADVERTISEMENT
Hampir semua orang menganggap bahwa Juventus sudah tersingkir sebelum menghadapi Atletico Madrid di Allianz Stadium, Rabu (13/3/2019) dini hari WIB. Karena I Bianconeri tercatat tak pernah menorehkan comeback setelah tertinggal dua gol di leg pertama.
ADVERTISEMENT
Anggapan tersebut buyar dalam kurun 90 menit. Juventus membalikkan agregat dengan kemenangan 3-0. Dan, sang protagonis utama adalah Cristiano Ronaldo dengan sumbangan trigolnya.
Kegemilangan Ronaldo bukanlah sebuah kebetulan, melainkan telah menjadi repetisi di Liga Champions. Sudah delapan kali Ronaldo menorehkannya di kompetisi level teratas Eropa tersebut atau setara dengan megabintang Barcelona, Lionel Messi.
Berkat hat-trick ke gawang Los Rojiblancos pula, Ronaldo turut menegaskan predikatnya sebagai pakar gol di fase gugur Liga Champions. Total 63 gol dibukukan pemain 34 tahun itu bersama Manchester United, Real Madrid, serta Juventus.
Menyoal kontribusi di babak knockout, pemain sekaliber Messi pun tak mampu mendekati Ronaldo. Messi hanya mengoleksi 40 gol selama mengarungi fase gugur bersama Barcelona.
ADVERTISEMENT
Di bawah Messi dan Ronaldo, selisihnya juga cukup jauh. Hanya ada Raul Gonzalez dengan 34 gol, disusul Thierry Henry, Thomas Mueller, dan Andriy Shevchenko lewat torehan masing-masing 21 gol.
Semakin penting efek dari gol-gol Ronaldo menimbang kiprah timnya di fase gugur. Lihat saja rekam jejak Real Madrid selama sembilan tahun sang pemain berkarier di Santiago Bernabeu.
Cuma sekali Madrid terhenti di babak 16 besar, yakni pada musim pertama Ronaldo atau 2009/10 lalu. Ronaldo hanya mentas enam kali dari babak grup sampai fase gugur ketika itu.
Selebrasi Ronaldo (kanan) usai mencetak gol ke gawang Atletico Madrid di leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Allianz Stadium, (13/3). Foto: AFP/BERTORELLO
Setelahnya, capaian terburuk Ronaldo bersama Madrid adalah babak semifinal. Hal tersebut terjadi pada musim 2010/11, 2011/12, 2012/13, serta 2014/15. Adapun, empat musim lainnya berakhir di babak final yang dimenangi oleh Madrid.
ADVERTISEMENT
Menimbang fakta itulah, pendukung Juventus boleh berharap untuk mengakhiri tabu mereka di Liga Champions. Dalam empat tahun sebelumnya, Juventus mencapai babak final dua kali dan selalu gagal keluar sebagai kampiun.
Dan, karena itu pula, pantaslah Ronaldo bertutur dengan nada arogan selepas kemenangan atas Atletico, "Itulah alasan Juventus merekrut saya, demi mewujudkan malam ajaib seperti ini."