Karena Timnas Inggris Masih Akan Didominasi Pemain-pemain Muda

5 September 2018 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Southgate memimpin Timnas Inggris dalam latihan. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Southgate memimpin Timnas Inggris dalam latihan. (Foto: Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
Selepas Piala Dunia 2018, Gareth Southgate masih meneruskan kebiasaannya. Manajer Tim Nasional (Timnas) Inggris itu tetap gemar memanggil pemain-pemain muda ke dalam skuatnya.
ADVERTISEMENT
Setelah membawa Inggris menjadi semifinalis Piala Dunia 2018 dengan skuat yang didominasi pemain muda, Southgate percaya proyek panjangnya bisa terus berlanjut. Dan proyek panjang itu menggunakan pemain muda sebagai tenaga utamanya.
Bagi Southgate, pemain muda 'lebih gampang diatur' untuk menjalankan sistem yang ingin digunakannya. Ini terbukti di Piala Dunia 2018 lalu di mana sistem baru yang dibawa Southgate ke Timnas Inggris berjalan mulus dengan para pemain muda itu.
Karena itulah, dalam jeda internasional di awal September ini, banyak pemain muda yang masuk dalam skuat. Selain pemain yang dibawa ke Rusia, nama macam Luke Shaw dan Joe Gomez juga dipanggil untuk masuk dalam skuat yang bakal menghadapi Spanyol dan Swiss pada ajang UEFA Nations League.
ADVERTISEMENT
Yang menarik, Southgate menyingkirkan tiga nama senior yakni Gary Cahill, Ashley Young, dan Jamie Vardy dalam skuatnya. Padahal, dua nama itu turut serta ketika Inggris menjalani Piala Dunia 2018 dan merupakan pemain langganan yang kerap dipanggil oleh manajer kelahiran Watford itu.
Para pemain Timnas Inggris dalam latihan. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Timnas Inggris dalam latihan. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Southgate sendiri beralasan bahwa inilah siklus bagi skuatnya di mana para pemain yang dipanggil saat ini adalah sosok yang sesuai dengan sistem. Sementara pemain-pemain yang tak dipanggil adalah pemain yang dinilai tak cocok dengan sistem.
"Kami melihat melalui pemain yang berbeda selama beberapa tahun terakhir dan memutuskan--karena cara kami bermain dan tipe pemain yang kami ingin ada di tim--bahwa ada beberapa pemain yang tidak cocok dengan sistem itu," kata Southgate kepada Sky Sports.
ADVERTISEMENT
"Kami berada dalam siklus baru yang mungkin tidak akan kembali ke pemain yang telah ada sebelumnya, dan kami telah melihatnya dengan baik. Jadi, kelompok berikutnya yang kami lihat mungkin datang dengan kelompok usia yang lebih muda," tambahnya.
Bersama Southgate, wajah Inggris memang berubah. Mantan pemain Crystal Palace itu sudah meninggalkan skema 4-4-2 yang usang itu. Dia lebih memilih membuat pasukan 'Tiga Singa' bermain dengan formasi 3-4-2-1.
Dalam sistem ini, Inggris mencoba melakukan build-up dari lini belakang, tak lai didominasi permainan direct, dan meninggalkan sayap-sayap tradisional yang selama ini jadi tulang punggung tim. Sejauh ini, hasilnya, mereka berhasil menembus semifinal Piala Dunia untuk yang pertama kali dalam 28 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT