Kegagalan Barcelona di Liga Champions juga Tanggung Jawab Messi

25 Juni 2019 6:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi pemain FC Barcelona, Lionel Messi pada final Copa Del Rey melawan Valencia di stadion Benito Villamarin,Sevilla. Foto: REUTERS / Marcelo del Pozo
zoom-in-whitePerbesar
Aksi pemain FC Barcelona, Lionel Messi pada final Copa Del Rey melawan Valencia di stadion Benito Villamarin,Sevilla. Foto: REUTERS / Marcelo del Pozo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kambing hitam itu bernama Lionel Messi. Entah sudah berapa kali namanya disorot ketika tim yang dibelanya bermain buruk serta gagal meraih kemenangan dan gelar juara. Barangkali, itu adalah salah satu dari sekian perkara memuakkan dari menjadi megabintang.
ADVERTISEMENT
Argumen mirip-mirip 'pokoknya Messi yang salah' kali ini dilontarkan oleh Louis van Gaal. Mantan pelatih Barcelona ini menyebut Messi sebagai salah satu biang kerok kegagalan Barcelona mengangkat trofi 'Si Kuping Besar'.
"Saya percaya bahwa tidak ada yang lebih penting daripada bintang tim. Barca menderita karena itu, ”kata Van Gaal.
"Saya pikir Messi harus bertanya pada dirinya sendiri: Bagaimana mungkin dia sudah begitu lama tidak menjuarai Liga Champions?" lanjut Van Gaal, dilansir Goal International.
Louis van Gaal memimpin Belanda di Piala Dunia 2014. Foto: AFP/Adrian Dennis
Ya, begitulah Barcelona. Di La Liga, okelah, mereka masih dominan. Tapi, begitu melangkah ke pentas Eropa, kegagalan demi kegagalan justru menjadi kawan. Tak perlu jauh-jauh, lihat saja apa yang terjadi dalam dua musim terakhir.
ADVERTISEMENT
Pada 2017/18, Barcelona tergusur dari perburuan gelar juara Liga Champions karena memetik hasil imbang dengan AS Roma di leg kedua babak perempat final. Padahal, Barcelona sudah menang 4-1 di leg pertama.
Situasi mirip muncul lagi pada 2018/19. Di semifinal leg pertama, mereka sudah menang 3-0 atas Liverpool.
Alih-alih menggenggam tiket final, Barcelona justru takluk 0-4 di leg kedua. Hasil yang membikin entah berapa banyak bandar judi pening bukan kepalang itu pada akhirnya berujung pada keberhasilan Liverpool mengandaskan Tottenham Hotspur di partai puncak.
"Lihat saja Barcelona yang sekarang. Ada berapa banyak trofi Liga Champions yang mereka juarai ketika pemain yang disebut-sebut sebagai pemain terbaik di dunia ada di sana? Lihat saja Neymar di PSG. Ada berapa banyak gelar Liga Champions yang mereka miliki?" kata Van Gaal.
ADVERTISEMENT
"Ia adalah pemain individu terbaik di dunia karena catatan statistiknya luar biasa. Tapi, bagaimana dengan gelar Liga Champions dalam lima tahun terakhir?" lanjut Van Gaal.
Origi cetak gol pertama untuk Liverpool di laga melawan Barcelona. Foto: Reuters/Carl Recine
Meski marah-marah, bukan berarti Van Gaal asal semprot. Menurut sosok berkebangsaan Belanda ini, permainan tim lebih penting ketimbang individu.
Baginya non-sense jika tim menyesuaikan diri dengan pemain bintang. Seharusnya yang dilakukan adalah sebaliknya. Pemain bintang--sehebat apa pun ia--mesti menyesuaikan diri dengan tim.
"Sebagai kapten, kamu harus bertanya kepada diri sendiri mengapa timmu tidak bisa jadi juara di Eropa. Saya pikir, Messi juga harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Barcelona. Jadi, bukan cuma pelatih."
"Mereka memiliki 30 pemain. Saya percaya, Messi harus beradaptasi dengan tim, bukan sebaliknya," tegas Van Gaal.
ADVERTISEMENT
Mungkin Van Gaal benar adanya. Mungkin Barcelona bisa tetap tampil atraktif dan menang meyakinkan pada sejumlah laga bukan karena taktik Ernesto Valverde lebih akomodatif, tetapi karena mereka mempunyai Messi dan pemain-pemain kelas satu lainnya.
Messi merayakan gol ke gawang Atletico Madrid. Foto: REUTERS/Albert Gea
Ambil contoh laga semifinal leg kedua Liga Champions 2018/19. Rasanya pemain Barcelona yang pantas untuk pulang dengan kepala tegak kala itu cuma Messi. La Pulga mencatatkan 4 dribel, 3 umpan kunci, dan 5 tembakan sepanjang laga. Singkat kata, ia menjadi sumber serangan Barcelona.
Namun, apalah artinya kehebatan Messi jika rekan-rekannya tak mampu mengimbangi? Ketergantungan tim atau mungkin Valverde kepada kreativitas Messi itulah yang akhirnya beralih rupa menjadi bumerang yang gemar menyerang balik.
Berangkat dari situ, Van Gaal meyakini bahwa Pep Guardiola merupakan satu-satunya pelatih Barcelona yang tahu caranya menggunakan Messi dengan benar.
ADVERTISEMENT
"Guardiola membuat permainan Messi menguntungkan tim. Pelatih Barcelona belakangan cenderung menyesuaikan diri kepada Messi ketimbang melindungi spirit tim. Padahal, spirit tim adalah hal terpenting. Dulu, Messi yang menyesuaikan diri dengan rencana Guardiola, bukan sebaliknya," jelas Van Gaal.