news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kegagalan Penalti Southgate sebagai Dorongan untuk Timnas Inggris

4 Juli 2018 9:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Southgate memberi arahan kepada pemain Inggris. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Southgate memberi arahan kepada pemain Inggris. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
ADVERTISEMENT
Gareth Southgate memiliki kenangan buruk soal babak adu penalti. Pada semifinal Piala Eropa 1996 yang mempertemukan Inggris dengan Jerman, dia gagal mengeksekusi tendangan 12 pas. Dia adalah penendang pamungkas sehingga kegagalannya memastikan langkah Inggris terhenti.
ADVERTISEMENT
Dua dekade lebih berselang, palu nasib menghadirkan situasi serupa untuk Southgate. Kali ini, dia memimpin Inggris untuk melawan Kolombia di babak 16 besar Piala Dunia 2018. Duel juga harus ditentukan lewat adu penalti.
Sisi historis tak menguntungkan Southgate. Selain karena kegagalannya menjadi seorang eksekutor di turnamen besar, Inggris juga memiliki tabu berupa selalu gagal dalam tiga kesempatan adu penalti di Piala Dunia (1990, 1998, dan 2006).
Patutlah Southgate merasa lega setelah adu penalti rampung. Satu tendangan Inggris yang dieksekusi oleh Jordan Henderson memang sempat ditepis David Ospina, tetapi dua tendangan Kolombia yang gagal membuat laju mereka berlanjut ke perempat final.
Kemenangan ini diakui Southgate tak akan bisa menghapus memori kegagalannya 22 tahun lalu. Namun, keberhasilannya sebagai pelatih memberikan harapan agar Inggris melangkah semakin jauh di Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
"Itu (kenangan gagal penalti) tidak akan pernah lepas dari saya, menyedihkan. Itu adalah sesuatu yang akan terus ada di dalam hidup saya. Namun, hari ini adalah momen yang spesial untuk Inggris dan semoga ini akan memberikan kepercayaan diri kepada generasi baru," kata Southgate dikutip dari Reuters.
"Dalam hidup, kita harus meyakini hal-hal yang sebetulnya mungkin dan tidak terhalang oleh sejarah atau ekspektasi. Saya berpikir bahwa para pemain muda Inggris sudah menunjukkan itu dan mereka terlihat sangat menikmati turnamen ini," ujarnya menambahkan.
Ekspresi kegembiraan Southgate. (Foto: REUTERS/Sergio Perez)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi kegembiraan Southgate. (Foto: REUTERS/Sergio Perez)
Inggris sebetulnya bisa saja menang tanpa melewati adu penalti ketika Harry Kane membuka kunggulan di menit ke-56. Namun, sundulan Yerry Mina pada masa injury time babak kedua membuyarkan harapan itu dan laga berlanjut ke babak tambahan waktu.
ADVERTISEMENT
Tak ada gol tercipta selama dua babak tambahan dan pemenang laga terpaksa ditentukan di babak adu penalti. Sebelum adu penalti dimulai, Southgate menceritakan kegagalan dirinya di Piala Eropa 1996 kepada para pemain, tetapi enggan membiarkan anak-anak asuhnya terpengaruh. Dia meminta agar Harry Kane dan kolega mengabaikan kegagalan masa lalu dan menuliskan sejarah baru.
"Ini adalah malam ketika kami memiliki keyakinan untuk menuju titik putih. Saya berpesan kepada para pemain agar mereka menuliskan sejarah sendiri dan tidak menghiraukan yang sudah-sudah," kata Southagate.
"Kami harus benar-benar percaya dengan apa yang kami lakukan. Saya sangat percaya kepada kiper dan yakin dengan para penendang penalti. Saya tahu pesan yang ingin saya berikan. Kami juga tahu ini adalah proses untuk membuat sejarah baru," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Berikutnya, Inggris bakal menghadapi Swedia di babak perempat final. Keberhasilan mematahkan kutukan adu penalti bisa menjadi modal positif untuk mewujudkan ambisi melangkah lebih jauh di Piala Dunia 2018.