Kehilangan Ban Kapten Bukan Akhir Dunia bagi Pogba

8 November 2018 0:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pogba pada sebuah laga bersama Manchester United. (Foto: Peter Powell/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pogba pada sebuah laga bersama Manchester United. (Foto: Peter Powell/Reuters)
ADVERTISEMENT
Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Setidaknya, pemikiran macam itulah yang tercermin dalam tanggapan Paul Pogba soal isu hubungan buruknya dengan Jose Mourinho yang tak kunjung mereda.
ADVERTISEMENT
Usai laga pekan keenam Premier League 2018/19 melawan Wolverhampton Wanderers yang berakhir imbang 1-1, Pogba bersuara. Dalam wawancara usai pertandingan ia menjelaskan bahwa gaya bermain Manchester United terlampau bertahan. Menurut Pogba, United seharusnya lebih garang dalam menyerang, terlebih kala itu mereka bertanding di Old Trafford. Permainan yang kelewat menunggu itulah yang membikin United hanya sanggup menorehkan satu gol dan kebobolan satu gol pula.
Lantas, empat hari berselang laga itu, giliran Mourinho yang berbicara. Katanya, ban kapten tak akan melingkar lagi di lengan Pogba. Bila dirunut, sepanjang musim ini Pogba kerap mendapat peran kapten bila kapten utama mereka, Anthonio Valencia, tak bermain. Atas situasi itu, bolehlah Pogba disebut sebagai wakil kapten.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan yang direnggut tak jarang menurunkan performa. Kalaupun tak terlihat jelas di lapangan, setidaknya pencabutan kepercayaan punya efek merampas kenyamanan seorang pemain di dalam tim tersebut. Spekulasi macam itulah yang berkembang menyoal Pogba. Terlebih, seiring dengan berembusnya isu keretakan hubungan pemain dan manajer yang satu ini, penggawa Timnas Prancis itu juga diisukan sedang dalam perjalanan 'pulangnya' ke Juventus, klub lamanya.
Namun, dalam wawancara sebelum matchday keempat Liga Champions 20218/19 yang mempertemukan Juventus dengan United di Juventus Stadium, Pogba menegaskan bahwa pencabutan status wakil kapten tak berpengaruh apa-apa dalam permainannya, terlebih hubungannya dengan tim, termasuk Mourinho. Bagi Pogba, setiap pelatih punya wewenang unuk menentukan siapa yang menjadi kapten dan tidak.
"Manajer adalah orang yang memilih siapa yang menjadi kapten. Tadinya, saya memang kapten kedua setelah Valencia. Lalu, ia mencabut status itu dari saya, tapi tak ada yang berubah setelahnya. Saya hanya ingin bertanding, menunjukkan penampilan yang oke. Tugas saya di sini adalah memberikan yang terbaik untuk tim dan semua orang, termasuk untuk suporter dan klub. Keputusan itu tidak mengganggu saya, tidak berpengaruh apa pun. Benar-benar tidak ada yang berubah," jelas Pogba kepada The Guardian.
ADVERTISEMENT
"Dengar, seperti itulah hubungan manajer dan pelatih, pemain dan manajer. Pertanyaan soal bagaimana hubungan manajer dan pemain lainnya, ia (Mourinho) akan menjawabnya demikian: Ia adalah manajer dan yang lain adalah pemain. Saya melakukan apa yang dikatakannya. Ia adalah bos, ialah yang menjadi manajer. Saya mendengar dan menikmati situasi ini. Saya hanya mendengarkan dan melakukan apa yang ia katakan dengan senang hati," tegas Pogba.
Paul Pogba dan Jose Mourinho di laga Manchester United vs West Ham. (Foto: Reuters/Eddie Keogh)
zoom-in-whitePerbesar
Paul Pogba dan Jose Mourinho di laga Manchester United vs West Ham. (Foto: Reuters/Eddie Keogh)
Juventus menjadi salah satu tim yang belakang diisukan sedang mendekati Pogba. Tak peduli setegas apa pun sang direktur olahraga, Fabio Paratici, menyatakan bahwa klub tak berencana memulangkan kembali Pogba, isu ini semakin menjadi-jadi karena sejumlah penggawa menyatakan dukungannya agar Pogba kembali pulang. Mulai dari Leonardo Bonucci yang sempat menjadi diaspora di AC Milan, Medhi Benatia, ataupun Giorgio Chiellini yang walaupun menolak untuk berbicara soal isu transfer, tetap menegaskan bahwa Pogba adalah sosok yang begitu dicintai di Turin. Hanya, Pogba, dengan kekhasannya kembali menampik isu tersebut.
ADVERTISEMENT
"Apakah saya terlihat sedih? Tidak, kan? Ya, saya senang-senang saja di sini. Saya bahagia mengenakan jersi ini, saya bahagia karena bisa kembali ke Manchester United (setelah hengkang dari klub pada 2012), bermain untuk tim ini, bagi klub sebesar ini," ucap Pogba.
"Saat kamu bermain untuk klub sebesar United akan selalu ada pembicaraan tak sedap yang berusaha mengganggu. Kita semua tahu segala sesuatunya bisa terjadi, tetapi saya selalu gembira saat ada di atas lapangan. Saya selalu menghadapinya dengan senyuman, bertanding untuk rekan-rekan saya, klub, dan suporter. Inilah yang saya lakukan dan saya melakukannya dengan senang hati," pungkas Pogba.
Setali tiga uang dengan Pogba, Mourinho pun menegaskan bahwa segala hal yang 'menimpanya' dengan Pogba adalah kejadian normal dalam hubungan antara pemain dan manajer.
ADVERTISEMENT
"Kondisinya seperti ini: Media mengatakan satu hal, Paul (Pogba) mengatakan satu hal, dan saya mengatakan satu hal yang lain lagi. Media berkata bahwa hubungan saya dengan Paul menjadi buruk. Tapi, beberapa bulan lalu, Paul berkata bahwa hubungan kami ya, tipikal pemain dan pelatih-lah. Saya pikir, kami memiliki hubungan pelatih dan pemain yang baik," jelas Mourinho.