news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kekalahan Sassuolo, Penyesalan De Zerbi

17 September 2018 5:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manuel Locatelli berduel dengan Paulo Dybala. (Foto: Marco BERTORELLO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Manuel Locatelli berduel dengan Paulo Dybala. (Foto: Marco BERTORELLO / AFP)
ADVERTISEMENT
Pekan keempat Serie A 2018/19 menjadi waktu yang tak bersahabat dengan Sassuolo. Bertanding di Allianz Stadium pada Minggu (16/9/2018), Sassuolo menelan kekalahan 1-2 dari Juventus.
ADVERTISEMENT
Sassuolo bukannya pulang tanpa torehan gol sama sekali. Di menit 90+3, Khouma Babacar berhasil menjebol gawang yang dikawal oleh Wojciech Szczesny. Namun, dua gol Cristiano Ronaldo sudah cukup untuk membawa Juventus pada kemenangan di laga ini. Dan yang namanya kekalahan, ia tak pernah menjadi perkara yang menyenangkan buat diterima, termasuk oleh pelatih Sassuolo, Roberto De Zerbi.
Kalau ada yang disesalkan De Zerbi dan timnya, maka itu adalah strategi, mulai dari kealpaan menutup celah hingga keputusan untuk memasukkan pemain pengganti. Sassuolo tidak bisa disebut bermain buruk, walaupun tak istimewa. Di sepanjang babak pertama, mereka berhasil mengimbangi permainan Juventus. Kalaupun ada perbedaan, maka itu bukan perbedaan yang kelewat signifikan.
Di paruh pertama, Sassuolo berhasil memenangi penguasaan bola hingga 53,4%, berbanding 46,6% milik Juventus. Menyoal serangan, Juventus hanya unggul dua upaya atas Sassuolo. Bila anak-anak didik Massimiliano Allegri mencatatkan delapan upaya tembakan, Sassuolo membukukan enam upaya.
ADVERTISEMENT
Kekalahan mulai mengintip kubu Sassuolo sesaat setelah Ronaldo mencetak gol pertama. Dan benar saja, setelahnya, Juventus bermain lebih ofensif. Aliran bola mereka yang cenderung lebih cair mau tidak mau membuat De Zerbi menginstruksikan timnya untuk merapatkan lini tengah. Bila tadinya Sassuolo menggunakan formasi 4-3-3, dalam situasi ini skema beralih menjadi 4-5-1, dengan menempatkan Kevin Prince Boateng sebagai penyerang tunggal.
Walau terkesan rapat, Sassuolo bukannya tanpa celah. Ruang yang lebar dibiarkan terbuka di sisi kanan dan kiri ujung pertahanan mereka. Tak mengherankan bila Juventus sering melancarkan serangan dari area ini, termasuk ketika Ronaldo berhasil menorehkan gol keduanya.
"Saya sangat senang dengan keseluruhan permainan dan sikap tim ini. Kalah itu adalah hal yang menyebalkan, tapi kekalahan memang bisa mendatangi siapa saja, termasuk kami. Kalau mau jujur, hal paling mengecewakan yang bisa terjadi di laga ini adalah saat kami kebobolan gol pertama," jelas De Zerbi, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
"Saya juga menyadari, gol kedua itu lahir karena lawan berhasil memanfaatkan celah di area pertahanan kami. Mereka bisa mengeksploitasi area ini dan menambah keunggulan."
Gennaro Gattuso dan Roberto De Zerbi. (Foto: CARLO HERMANN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Gennaro Gattuso dan Roberto De Zerbi. (Foto: CARLO HERMANN / AFP)
Istilah super sub di laga ini pantas disematkan kepada Khouma Babacar. Walau baru masuk pada menit 83, kehadirannya langsung memberikan impak nyata karena berhasil mencetak gol di injury time. Waktu bermain yang singkat tak membuat Babacar tampil seadanya. Di 10 menit permainannya, ia berhasil melepaskan dua tembakan mengarah gawang dan mengonversi satu di antaranya menjadi gol.
"Kami bermain lebih baik setelah mereka mencetak gol yang terakhir, mungkin karena rasa tanggung jawab kami untuk memenangi laga dan meningkatnya tensi pertandingan. Di sisi lain, saya menyesal tidak memasukkan Khouma Babacar lebih cepat," ucap sosok yang baru menukangi Sassuolo di awal musim 2018/19 ini.
ADVERTISEMENT
"Juventus pantas diapresiasi karena serangan-serangan mereka yang tak tertebak dan kejelian mereka memanfaatkan celah di area pertahanan. Mereka mengunci tim ini, membuat para pemain bertahan tidak memiliki banyak opsi untuk bertindak."
"Kualitas yang begitu saya pelajari dari Juventus adalah sikap rendah hati dan respek mereka kepada lawan. Saya sudah menghadapi Juventus dalam tiga tahun terakhir dan mereka tidak pernah terlihat meremehkan lawan," tutup De Zerbi.