Kekecewaan Arsenal Menyoal Alokasi Tiket Final Liga Europa

16 Mei 2019 19:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aubameyang merayakan golnya ke gawang Valencia bersama Ainsley Maitland-Niles Foto: REUTERS/Sergio Perez
zoom-in-whitePerbesar
Aubameyang merayakan golnya ke gawang Valencia bersama Ainsley Maitland-Niles Foto: REUTERS/Sergio Perez
ADVERTISEMENT
Arsenal akhirnya resmi menyampaikan keluhan menyoal alokasi tiket yang ditetapkan UEFA untuk final Liga Europa melawan Chelsea. Pertandingan itu sendiri bakal berlangsung di Baku Olympic Stadium, Azerbaijan, Kamis (30/5/2019) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Alokasi tiket final Liga Europa yang disusun oleh UEFA memang menggelikan. Arsenal dan Chelsea hanya mendapatkan masing-masing 6.000 jatah kursi, kendati Olympic Baku Stadium mampu menampung 69,870 penonton.
UEFA berargumen bahwa berdasarkan perhitungan mereka sendiri, final Liga Europa di Baku tersebut hanya akan didatangi oleh sekitar 15 ribu orang dari luar negeri, termasuk klub yang berlaga itu sendiri. Oleh karena itu, UEFA hanya menyediakan total 12.000 kursi untuk suporter Arsenal dan Chelsea.
Tentu saja, Arsenal dan Chelsea sulit menerima argumen UEFA tersebut. Khusus Arsenal, klub yang berbasis di London Utara itu bahkan membuat pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa keputusan UEFA itu mengecewakan.
“Kami sangat bangga dapat masuk ke final Liga Europa dan kami sudah tidak sabar untuk segera berhadapan dengan Chelsea. Namun, kami sangat kecewa dengan fakta bahwa UEFA hanya memberikan jatah 6.000 tiket bagi Arsenal di stadion yang berkapasitas lebih dari 60,000 orang,” demikian pernyataan yang tertulis di situsweb resmi Arsenal.
ADVERTISEMENT
Kekecewaan Arsenal tak hanya seputar alokasi tiket saja. Pada pernyataan yang mereka tulis, Arsenal juga menyayangkan keputusan UEFA untuk mengadakan final di Baku, Azerbaijan. Alasannya, jarak antara London dan Baku begitu jauh, sementara transportasi yang tersedia tidak memadai.
“Kami memiliki 45,000 pemegang tiket musiman, dan akan ada banyak sekali suporter kami yang mesti melewatkan laga final ini karena venue yang dipilih UEFA. Memilih tempat yang pengadaan transportasinya sangat terbatas adalah sesuatu yang salah. Pada dasarnya, siapa pun yang akan mencapai final, akan kesulitan untuk membuat suporternya hadir.”
“Kami telah menerima aduan dari suporter kami tentang masalah ini, dan kami sepakat dengan keluhan mereka.”
Per catatan Sky Sports, hanya ada tiga penerbangan langsung dari London ke Baku tiap minggu. Ya, per minggu, bukan per hari. Semua penerbangan yang tersedia di hari sebelum dan sesudah laga final pun sudah habis tiketnya. Penerbangan tidak langsung membutuhkan waktu tempuh selama 10 jam lebih.
ADVERTISEMENT
Baku Olympic Stadium, venue final Liga Europa musim 2018/2019. Foto: Tofiq Babayev/ AFP
Masalah lain yang menimpa Arsenal adalah konflik yang melibatkan Azerbaijan dan Armenia. Penggawa Arsenal, Henrikh Mkhitaryan, yang berasal dari Armenia, terancam absen di partai final itu karena konflik ini.
Selain itu, pemegang tiket musiman Arsenal yang memiliki kewarganegaraan Inggris-Armenia juga tidak dibolehkan masuk ke Azerbaijan. Arsenal sudah berhubungan dengan Kantor Urusan Luar Negeri Inggris untuk mencari solusi dari masalah ini.
Segelintir permasalahan ini membuat Arsenal meminta penjelasan langsung dari UEFA menyoal kriteria pemilihan venue final Liga Europa. Lebih dari itu, mereka juga berharap agar di kemudian hari, UEFA mengedepankan kebutuhan suporter saat menentukan tempat partai final.
“Mewakili suporter kami, kami meminta penjelasan tentang kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan venue, dan bagaimana peran suporter dalam penentuan tempat tersebut. Ke depannya, kami berharap UEFA menjadikan logistik dan kebutuhan suporter sebagai persyaratan penentuan venue karena kali ini, itu tidak dapat diterima dan tak boleh terulang kembali.”
ADVERTISEMENT
“Kami juga bersedia untuk terlibat dalam pembahasan hal ini agar situasi yang kami alami saat ini tak terulang kembali,” tutup pernyataan tersebut.