Kenapa Marseille Mendatangkan Balotelli?

24 Januari 2019 19:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Striker Timnas Italia, Mario Balotelli. (Foto: Marco Bertorello/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Striker Timnas Italia, Mario Balotelli. (Foto: Marco Bertorello/AFP)
ADVERTISEMENT
Keputusan Olympique Marseille merekrut Mario Balotelli patutnya menimbulkan tanda tanya besar. Apalagi, Balotelli datang tak lama setelah OGC Nice memutus kontraknya.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini diambil manajemen Nice karena Balotelli tak mencetak satu gol pun meski telah tampil sebanyak 10 pertandingan pada musim ini. Penurunan performa ini mengagetkan, terutama mengingat nama eks striker Liverpool itu begitu harum di Prancis pada dua musim sebelumnya.
Berbekal 28 penampilan, Balotelli sanggup mencetak 17 gol untuk Nice pada musim debutnya di Ligue 1, 2016/17. Semusim kemudian, Balotelli mengakhiri musim dengan kondisi telah menceploskan 26 gol dari 38 penampilannya di seluruh kompetisi.
Dengan kata lain, ada kemungkinan Balotelli takkan memberikan jawaban atas absennya striker tajam di Marseille. Kostas Mitroglou dan Valere Germain adalah striker tim berjuluk Les Phoceens itu pada musim ini, dan mereka hanya mencetak 3 gol.
ADVERTISEMENT
Kondisi itu membuat Marseille sangat bergantung kepada pendar Florent Tauvin dalam mencetak gol. Eks pemain Newcastle United itu menjadi pemain dengan keterlibatan gol secara langsung paling besar untuk Marseille musim ini karena mencatatkan 13 gol dan 5 assist.
Duet Payet-Thauvin bukukan gol pertama Marseille. (Foto: REUTERS/Jean-Paul Pelissier)
zoom-in-whitePerbesar
Duet Payet-Thauvin bukukan gol pertama Marseille. (Foto: REUTERS/Jean-Paul Pelissier)
Namun, kebergantungan dengan Thauvin ini membuat permainan Marseille sering mandek. Alhasil, Marseille berada di posisi ketujuh klasemen sementara Ligue 1 dengan 31 poin, atau tertinggal 9 poin dari LOSC Lille yang berada di posisi kedua. Padahal, Marseille perlu finis di posisi kedua jika ingin tampil di Liga Champions musim depan tanpa kualifikasi.
Namun, Balotelli menampik anggapan bahwa dia hanya akan menjadi beban bagi rekan-rekannya. Begitulah yang dikatakan oleh striker berkebangsaan Italia itu dalam wawancara pertamanya sebagai pemain Marseille.
ADVERTISEMENT
“Perlu diingat, saya kesulitan mencetak gol pada awal musim ini karena saya sudah ingin meninggalkan Nice. Tapi, ya, sudahlah. Akhirnya, saya berada di sini (Marseille). Saya sudah tak sabar untuk membela tim ini,” ucap Balotelli.
“Saya serius, saya ke sini untuk mencetak gol dan membantu rekan-rekan saya untuk mencetak gol. Apalagi, secara fisik saya merasa sangat baik. Saya menambah porsi latihan saya agar performa saya bisa tetap baik,” lanjut sosok yang sempat memperkuat Inter Milan itu.
Balotelli memang striker yang moody, sehingga perlu perhatian khusus dari pelatih. Ambil contoh kegemilangan Balotelli dalam dua musim awalnya di Nice. Terjalinnya hubungan baik dengan pelatih Lucien Favre menjadi faktor kunci pendar Balotelli kala itu.
ADVERTISEMENT
Adapun, Favre memang dikenal andal dalam urusan hubungan antarpersonal. Musim ini, Favre telah melatih Dortmund dan pelatih berkebangsaan Swiss itu berhasil mengembalikan kepercayaan diri Paco Alcacer dalam urusan mencetak gol.
Sementara, selain perkara taktik, kegagalan Balotelli di Liverpool ada juga sangkut pautnya dengan perseteruannya dengan manajer Brendan Rodgers.
Dari situ, manajemen Marseille menjadi sadar belum tentu pelatih Rudi Garcia akan cocok dengan karakter Balotelli. Maka, sebagaimana laporan Sky Sports, Balotelli hanya mendapatkan kontrak setengah musim dengan gaji 2,7 juta poundsterling.