news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Keyakinan Gelandang Arema, M. Rafli, Tembus Skuat Timnas U-22

12 Januari 2019 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelandang Timnas Indonesia U-22, M Rafli. (Foto: Okky Ardiansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang Timnas Indonesia U-22, M Rafli. (Foto: Okky Ardiansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pada pemusatan latihan terakhir tahap pertama Timnas U-22 Indonesia di Lapangan A Gelora Bung Karno, Sabtu (12/1/2019), M. Rafli mencuri atensi. Gelandang Arema FC berusia 20 tahun itu mencetak gol dalam gim internal yang digelar pelatih Indra Sjafri.
ADVERTISEMENT
Rafli diplot sebagai gelandang serang. Menilik rekam jejaknya di Liga 1 2018, pos tersebut terbilang asing bagi Rafli karena ia kerap diberi tugas tampil defensif. Wajar saja lantaran Rafli memiliki postur tinggi dan kekar yang memudahkannya melakukan duel udara maupun darat.
Kesuksesan membobol gawang lawan menjadi nilai plus pria kelahiran 1998 itu. Apalagi, persaingan merebut satu tempat dalam skuat Timnas U-22 tergolong sulit. Selain keselektifan Indra, stok gelandang pada pemusatan latihan tahap pertama melimpah.
Ada M. Lutfhi Kamal, Gian Zola, Hanif Sjahbandi, Wahyudi Hamisi, dan Sani Rizki Fauzi. Belum lagi Egy Maulana Vikri yang belum bergabung dengan tim. Oleh karena itu, Rafli tak menampik bahwa gol tersebut memang melambungkan kepercayaan dirinya, tetapi tidak dengan peluang menembus skuat.
ADVERTISEMENT
Timnas Indonesia U-22 bersama Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri berlatih Jelang Laga AFF. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia U-22 bersama Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri berlatih Jelang Laga AFF. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
"Pasti senang lah, tapi cetak gol cuma bonus saja sih, yang penting cara bermain dan kerja sama tim di lapangan. Kalau ditanya optimistis atau enggak (menembus tim), ya harus optimistis lah. Kalau kita sudah yakin dan percaya diri, hasilnya pasti akan bagus," katanya.
"Persaingan sangat ketat, pemain-pemain yang dipanggil Timnas pasti bagus-bagus dan yang terbaik di klubnya. Kalau gelandang sudah ada dua posisi, gelandang bertahan dan serang. Itu dulu yang paling penting dikuasai," lanjutnya.
Rafil benar. Yang terpenting adalah mampu mengintegrasikan diri secara cepat dengan tim plus strategi pelatih. Pasalnya, Indra enggan menjadikan penilaian gim internal sebagai tolok ukur. Terlalu naif. Demikian penuturan eks pelatih Bali United itu.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu bukan tanpa latar belakang. Dalam pemusatan latihan, Indra mengukur pula aspek kesehatan, fisioterapi, dan psikologi. Tujuannya apalagi kalau bukan mencari pemain terbaik yang laik memperkuat skuat 'Garuda Muda' untuk Piala AFF U-22, 17 Februari sampai 2 Maret 2019 mendatang.
Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri. (Foto: Okky Ardiansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri. (Foto: Okky Ardiansyah/kumparan)
"Ada beberapa kesimpulan yang didapat. Jadi, bukan hanya informasi dari pertandingan 2x30 menit. Kalau melalui itu, terlalu naif saya menentukan orang bagus atau tidaknya. Saya ingin tiada dusta di antara kita," kata Indra.
"Jika melihat secara kasat mata pada gim internal tadi, mungkin tak ada yang dicoret. Namun, saya sudah mengetahui siapa yang harus dicoret atau tidak karena saya sudah mendapatkan banyak informasi.
"Ada empat kriteria, yakni kemampuan, fisik, kecerdasan taktikan, dan mental. Itu ditambah informasi mengenai kesehatan, fisioterapi, dan psikotest mereka," tutupnya.
ADVERTISEMENT