Kepercayaan Loew pada Tim Tak Akan Roboh Hanya karena Satu Laga

23 Juni 2018 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Loew di konferensi pers jelang laga. (Foto: REUTERS/Leonhard Foeger)
zoom-in-whitePerbesar
Loew di konferensi pers jelang laga. (Foto: REUTERS/Leonhard Foeger)
ADVERTISEMENT
Jerman belum kelihatan selayaknya Jerman. Setidaknya, itulah kesimpulan sementara mengacu pada penampilan perdana mereka di Piala Dunia 2018. Melawan Meksiko yang jelas bukan unggulan, Jerman menutup laga dengan kekalahan 0-1.
ADVERTISEMENT
Kritik menjadi makanan Jerman. Atmosfer ruang ganti yang mulai tak sedap menjadi lawan yang harus dikalahkan Jerman sebelum turun arena berhadapan dengan Swedia. Pembuktian menjadi beban yang bergelantungan di pundak Joachim Loew.
Hasil mengecewakan yang muncul di akhir laga melawan Meksiko membuat Loew, sebagai pelatih, harus berpikir ulang menyoal taktik yang bakal mereka bawa di laga kedua yang mempertemukan mereka dengan Swedia pada Minggu (24/6/2018) pukul 01:00 WIB di Stadion Fisht.
Secara garis besar, gaya permainan Jerman tak banyak berubah. Mereka tetap mengedepankan permainan ofensif dengan menekankan dominasi penguasaan bola, dan bertumpu pada umpan-umpan pendek. Namun, ketiadaan perebut bola ulung menjadi masalah.
Menghadapi Meksiko yang memiliki banyak pemain cepat dan amat mengandalkan serangan balik, Jerman terlihat pandir. Lini pertahanan mereka mudah sekali diacak-acak Hirving Lozano dan kawan-kawannya.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi jelang laga, Loew pun menyinggung soal permainan anak-anak asuhnya. Sebagai juru taktik ia menegaskan, kekalahan di satu pertandingan tak cukup kuat untuk menggoyahkan kepercayaannya kepada para pemain besutannya.
“Mengapa saya harus kehilangan kepercayaan kepada para pemain saya, apalagi para pemain kunci? Kepercayaan saya tidak akan roboh hanya karena satu laga," tegas Loew, mengutip ESPNFC.
Kepercayaan yang mengakar dalam diri Loew bukan kepercayaan yang muncul dalam satu dua tahun. Kurang lebih, sudah 12 tahun ia menjadi otak taktik Timnas Jerman. Satu gelar juara dunia berhasil direngkuhnya.
Keteguhan Loew kepada anak-anak asuh dan timnya dapat dimaklumi. Ucapannya di konferensi pers yang menegaskan bahwa kekalahan melawan Meksiko tak bisa membuatnya goyah dapat dimengerti. Ia sudah ada bersama Jerman jauh sebelum mereka melangkah ke Rusia.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang Jerman yang hidup dalam koridor sepak bola Jerman hampir di sepanjang hidupnya, Loew paham benar seperti apa sejarah sepak bola Jerman, bahkan sebelum Jerman gagal di pentas Piala Eropa 2000.
Latihan Timnas Jerman. (Foto: REUTERS/Leonhard Foeger)
zoom-in-whitePerbesar
Latihan Timnas Jerman. (Foto: REUTERS/Leonhard Foeger)
Sebelum Piala Eropa 2000, Jerman sudah tiga kali memenangi Piala Dunia (1954, 1974, dan 1990), dan mengantongi tiga gelar juara Piala Eropa (1972, 1980, dan 1996). Artinya, sebelum gembar-gembor reformasi sepak bola Jerman itu pun, Jerman sudah tampil sebagai negara super di pentas sepak bola dunia.
Loew paham benar bahwa Jerman sudah punya ceritanya sendiri dalam sepak bola. Dan sebagai pelatih Timnas, hal pertama yang harus ia lakukan adalah mengingatkan kembali kepada pemain-pemainnya tentang kisah Jerman di ranah sepak bola. Itulah sebabnya, seandainya ia memang benar-benar harus mencerabut kepercayaan kepada timnya, ia butuh lebih dari sekadar satu kekalahan melawan Meksiko.
ADVERTISEMENT
"Tentu saja akan ada rotasi. Satu-dua orang akan masuk bench. Namun, saya percaya kepada mereka karena mereka masih ada di level yang sangat tinggi. Saat ini, meragukan kapasitas pemain akan menjadi sikap yang fatal."
"Tidak ada gunanya meragukan ide dasar permainan tim. Kesalahan jelas ada, makanya kami butuh koreksi. Tapi, saya tidak meragukan permainan tim,” tegas Loew.