Keseimbangan yang Memenangkan Napoli

18 September 2019 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan Napoli vs Liverpool di Liga Champions 2019, Rabu (18/9/2019). Foto: AFP/Andreas Solaro
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan Napoli vs Liverpool di Liga Champions 2019, Rabu (18/9/2019). Foto: AFP/Andreas Solaro
ADVERTISEMENT
Carlo Ancelotti-lah yang tersenyum di akhir matchday pertama Liga Champions 2019/20.
ADVERTISEMENT
Liverpool, sang juara bertahan, dikalahkan 2-0 di Stadion San Paolo pada Rabu (18/9/2019). Gol Dries Mertens dan Fernando Llorente menjadi percik yang menyulut kemenangan itu.
Napoli bermain dengan matang di sepanjang laga. Ketimbang mencecar lawan dengan tubian serangan belaka, mereka lebih suka bermain seimbang.
Menyerang itu pasti, bertahan juga wajib. Napoli membuat 46 aksi defensif sukses dengan Kostas Manolas sebagai jenderal utama.
Pemain yang didatangkan dari AS Roma itu mencatatkan sembilan sapuan dan satu intersep. Di antara semua pemain yang tampil, catatan sapuan Manolas jadi yang tertinggi. Dalam 20 menit akhir jelang waktu normal selesai, Liverpool bukannya tidak menyerang. Namun, sebisa mungkin bangunan serangan itu sudah dipatahkan sebelum sampai ke area pertahanan. Kalaupun sampai ke area pertahanan, tumpukan para pemain Napoli mampu meredam.
ADVERTISEMENT
"Saya menyukai kualitas tim ini. Bahkan saat kami harus bermain 'jelek' [pragmatis], kami melakukannya dengan baik," jelas Ancelotti, dikutip dari Football Italia.
"Saya sangat mengapresiasi tim untuk pertahanan yang mereka bangun ketika kedudukan masih 0-0. Kegigihan itu membuat kami bisa memanfaatkan peluang di menit-menit akhir," ujar Ancelotti.
Carlo Ancelotti mendampingi Napoli di laga vs Fiorentina. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
Itu bicara soal pertahanan, lain dengan serangan. Napoli menganut prinsip sederhana. Yang jadi pemenang bukan siapa yang paling banyak menciptakan peluang, tetapi siapa yang paling banyak menyelesaikan peluang.
Liverpool membuat 13 upaya tembakan sepanjang pertandingan. Namun, hanya empat yang tepat sasaran. Catatannya tambah buruk karena Liverpool gagal membuat gol sebiji pun.
Napoli membuat catatan berbeda. Dari 13 upaya, lima di antaranya mengarah gawang. Dari lima peluang emas itu, dua di antaranya menjadi gol.
ADVERTISEMENT
Kalau kami menjadi Llorente, kami bakal girang betul. Bagaimana tidak? Gol di menit 90+2 itu dicetak Llorente dengan terlebih dulu menyerobot bola operan dari Virgil van Dijk. Yep, Van Dijk yang kemampuan bertahannya didewakan itu.
Menyebut kemenangan ini sebagai balas dendam yang manis bagi Llorente mungkin berlebihan. Toh, ini masih pertandingan pertama.
Namun, gol itu mungkin bisa jadi pereda nyeri mujarab untuk kekalahan di partai puncak musim lalu bersama Tottenham Hotspurs.
"Saya sangat menyukai cara kami bermain bahkan saat tidak menguasai bola. Llorente betul-betul membantu. Para pemain sudah kelelahan saat dia masuk."
"Kami membawa pemain-pemain penting yang dapat meningkatkan kualitas permainan tim. Pemain-pemain itu juga punya karakter masing-masing. Saya harus menjaga mereka supaya tetap termotivasi," jelas Ancelotti.
ADVERTISEMENT
Llorente memang tidak menjadi pilihan utama Ancelotti. Namun ia membuktikan bahwa ia bisa menjadi back-up plan brilian untuk Don Carlo. Masuk pada menit 68, Llorente membuat para bek sayap dapat bermain direct sehingga tak kelebihan beban kerja.
Skema ini dapat diaplikasikan karena Llorente yang jangkung itu begitu piawai dalam duel udara. Catatan tiga kemenangan duel udaranya menjadi kedua tertinggi di antara semua pemain. Catatannya cuma beda dua setrip ketimbang Manolas yang bermain sejak awal.
"Kami mencetak gol kedua dengan percaya diri. Gol ini bicara tentang ketangguhan untuk menjaga identitas dan mengupayakan segala cara untuk meraih kemenangan," ujar Ancelotti.