Ketika Timnas dan Kompetisi Terjebak di Antara Kesemrawutan Jadwal

10 September 2018 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Timnas Indonesia  (Foto: www.affsuzukicup.com)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Timnas Indonesia (Foto: www.affsuzukicup.com)
ADVERTISEMENT
Setahun hampir berlalu, Timnas Indonesia akhirnya memanfaatkan kalender FIFA juga. Untuk kali pertama dalam tahun ini, skuat senior pun akan turun gelanggang dengan menghadapi Mauritius dalam laga uji tanding di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (11/9/2018).
ADVERTISEMENT
Sebanyak 20 pemain sudah disiapkan oleh Bima Sakti dan Danurwindo untuk pertandingan menghadapi Mauritius. Kolaborasi dari pemain muda dan senior menjadi pilihan dari duet pelatih tersebut.
Menariknya, laga uji tanding tersebut berbarengan dengan kembali berputarnya kompetisi di Liga 1. Ya, usai mengalami jeda selama dua pekan karena Asian Games 2018, Liga 1 akan memulai pekan ke-21 pada Selasa (11/9). Pertandingan antara Persipura dan Sriwijaya FC akan menjadi pembuka.
Bentroknya jadwal kompetisi dan kompetisi memang menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Jadwal Liga 1 acap kali tak mempedulikan agenda FIFA. Sebagai contoh, pada Juni lalu, laga Go-Jek Liga 1 tetap berjalan meski Piala Dunia sedang berlangsung.
Tak hanya itu, jadwal PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator juga tak jarang bentrok dengan agenda PSSI. Pada Maret lalu, agenda uji tanding Timnas Indonesia berbarengan dengan laga pembuka Liga 1. Imbasnya, beberapa tim mengawali kiprahnya di kompetisi tanpa sejumlah pilar utama.
ADVERTISEMENT
Lebih di luar nalar lagi, kejadian pada tahun 2016 lalu. Piala AFF yang merupakan kompetisi sepak bola terbesar se-Asia Tenggara harus berbarengan jadwalnya dengan gelaran Indonesian Soccer Championship (ISC). Akibatnya, PSSI mengeluarkan kebijakan teraneh di muka bumi dengan membatasi pemain yang dipanggil ke Timnas Indonesia maksimal dua nama per klub.
Dua tahun berlalu, polemik terkait bentroknya jadwal kompetisi dan timnas masih terjadi. Tak ayal, hal itu membuat muak sejumlah pihak. Salah satu yang bersikap cukup frontal ialah Boaz Solossa.
Kapten Persipura Jayapura itu sempat membuat heboh ketika mengunggah tulisan melalui akun insastory-nya. Boaz mengungkapkan rasa kecewanya karena tak bisa memperkuat Persipura menyusul bentoknya jadwal dengan Indonesia vs Mauritius. Kendati demikian, Boaz lalu menghapus unggahan tersebut dan melakukan klarifikasi lewat chanel yang sama.
ADVERTISEMENT
"Saya mengekspresikan kekecewaan saya di sini, tapi saya warga negara yang akan taat kepada negara apabila diberi tanggung jawab membela negara ini walau saya merasa dikecewakan," tulis Boaz.
Tak hanya pemain, klub juga merasakan kerugian akibat jadwal yang bertumbukkan ini. Sriwijaya FC misalnya, yang tiga pemainnya dipanggil ke timnas baik kategori senior maupun U-19.
'Laskar Wong Kito' tak bisa menutupi kekecewaannya. Apalagi, tim yang bermarkas di Sumatra Selatan ini harus melakukan tur ke Papua menghadapi Persipura.
Esteban Vizcarra dan Hanif Sjahbandi berebut bola. (Foto: Dok. PT LIB)
zoom-in-whitePerbesar
Esteban Vizcarra dan Hanif Sjahbandi berebut bola. (Foto: Dok. PT LIB)
"Pasti sangat berpengaruh dengan tim karena yang dipanggilkan pasti pemain yang bagus-bagus," ujar manajer Sriwijaya FC, Ucok Hidayat, kepada kumparanBOLA, Senin (10/9).
"Padahal, pemain-pemain yang dipanggil timnas sangat dibutuhkan dalam komposi tim. Mengingat kompetisi sudah mendekati akhir," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, Ucok berharap ada pembicaraan yang serius sehingga tak ada lagi jadwal yang bentrok seperti saat ini. PSSI selaku federasi harus bersinergi dengan PT LIB selaku operator Liga.
"Kami berharap jangan sampai jadwal bertabrakan seperti ini sehingga semua bisa berjalan mulus dan harmonis," kata Ucok.
Hal senada diungkapkan pelatih Mitra Kukar, Rahmad Darmawan. Menurutnya, dengan bentroknya jadwal kompetisi dengan timnas, membuatnya tak bisa menurunkan skuat terbaik.
RD--sapaan akrabnya--menilai seharusnya ada pembicaraan antara PSSI dan PT LIB untuk menghindari bentroknya jadwal kompetisi dengan timnas.
Pemain-pemain Mitra Kukar merayakan gol. (Foto: PT LIB)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Mitra Kukar merayakan gol. (Foto: PT LIB)
"Sebaiknya PSSI, PT Liga, dan klub bersinergi dalam mengatur jadwal pertandingan Timnas Indonesia, khususnya pada saat FIFA Match Day, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan," ujar RD.
ADVERTISEMENT
"Seperti ada klub yang harus kehilangan empat pemainnya, tiga pemainnya atau dua pemain kuncinya, sementara klub itu harus bersaing dengan tim yang pemainnya tidak ada yang dipakai Timnas," lanjutnya.
Meski demikian, pandangan berbeda dilontarkan pihak Persija Jakarta. Dikonfirmasi kumparanBOLA secara terpisah, Direktur Utama Persija, Gede Widiade, mengaku sudah terbiasa dengan bentroknya jadwal tanding di kompetisi dengan timnas.
Untuk menghadapi Mauritius besok, Persija memberikan dua pemainnya yakni Riko Simanjuntak dan Rezaldi Hehanusa.
"Tidak ada masalah, tiap tahun 'kan seperti ini. Kami biasa menghadapi dan sama-sama cari solusi yang terbaik buat dua-duanya, timnas juga jalan, kami suport timnas dengan pemain kita, kami juga siapkan pemain kami buat main di tim reguler," ujar Gede.
ADVERTISEMENT
Gede menegaskan bahwa kepentingan Timnas Indonesia di atas segalanya. Maka dari itu, Persija tak segan-segan mempersilahkan pemainnya untuk membela Timnas Indonesia.
"Kerugian pasti iya, semua tim tampil tidak dengan kekuatan terbaiknya. Tapi, ini kewajiban kami kepada negara, kami sudah prediksi dan persiapkan dari awal. Timnas itu utama, skala prioritas itu timnas, kalau berbenturan ya timnas harus diutamakan ," kata Gede.
"Menurut saya, tinggal disesuaikan saja waktunya, kalau bisa waktunya jangan dibarengkan sama liga jadi diatur waktunya agar tidak bertabrakan supaya dua-duanya bisa optimal," ucapnya.
Terkait bentrok jadwal tersebut, PT LIB menyatakan bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan PSSI. Jadwal yang dibuat PT LIB juga sudah mendapat persetujuan dari PSSI maupun klub peserta Liga 1.
ADVERTISEMENT
"Jadwal liga sudah kami buat jauh hari, sudah kami serahkan ke PSSI awalnya, jadi yang sudah dipertimbangkan dengan jadwal Timnas. Ketika membuat jadwal, saat itu belum ada jadwal dari PSSI bahwa akan ada pertandingan menghadapi Mauritius," ujar Media and Public Relation Manager PT LIB, Hanif Marjuni.
"Klub juga sudah melakukan banyak persiapan terkait pelasanaan pertandingan serentak untuk pekan ke-21," tambahnya.
Pemain-pemain Timnas Indonesia U-23 menyanyikan lagu kebangsaan, 'Indonesia Raya'. (Foto: AFP/Arief Bagus)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Timnas Indonesia U-23 menyanyikan lagu kebangsaan, 'Indonesia Raya'. (Foto: AFP/Arief Bagus)
Hanif mengatakan pihaknya selalu berkomunikasi dengan PSSI terkait jadwal pertandingan Liga 1. Selain itu, PSSI juga sejatinya tahu bila jadwal yang dibuat oleh PT LIB ada yang berbarengan dengan kalender uji tanding dari FIFA.
"Sebenarnya selalu ada koordinasi bahwa di awal musim setelah melakukan managers meeting, klub sudah tahu jadwal selama satu musim, dan ketika berkumpul klub hanya memastikan clear atau tidak dengan jadwal itu," kata Hanif.
ADVERTISEMENT
Ya, mau tak mau, suka tak suka, pemain dan klub lagi-lagi harus menghadapi situasi dilematis seperti ini. Jika klub tak melepas pemainnya ke timnas, cap tak nasonilis pun segera menghampiri. Padahal, nasionalisme tak sesempit itu.
Kalau benar Timnas Indonesia berada di atas segalanya, sudah sepatutnya PSSI dan PT LIB menjadikan jadwal pertandingan skuat 'Garuda' sebagai acuan untuk menyusun pertandingan kompetisi.
Sepakat?