Ketika Tugas Kiper Timnas U-22 Tak Cuma Menjaga Gawang

22 Januari 2019 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiper baru Timnas U-22 Nadeo Argawinata. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kiper baru Timnas U-22 Nadeo Argawinata. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelatih Timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri, telah menegaskan dirinya butuh penjaga gawang modern atau kerap disebut sweeper-keeper. Itulah yang menjadi pertimbangannya dalam menyeleksi empat kiper untuk Piala AFF U-22 yakni Nadeo Argawinata, Awan Setho, Satria Tama Hardianto, dan Muhammad Riyandi.
ADVERTISEMENT
Dalam pencariannya, Indra dibantu kiper legendaris Tanah Air, Hendro Kartiko, sebagai asisten pelatih. Pengalaman dan kapabilitas Hendro tertuang dalam Curriculum Vitae-nya yang malang-melintang di klub besar semasa bermain dulu, semacam Persija Jakarta dan PSM Makassar. Di Timnas Indonesia, sosoknya tak tergantikan selama sedekade.
Sudah tiga pekan lamanya sosok berusia 45 tahun itu membantu Indra dalam menggembleng calon-calon kiper Timnas U-22. Secara garis besar, Hendro menilai setiap kiper yang dipanggil memiliki kualitas dan pengalaman yang tak jauh berbeda.
Hanya, menurut Hendro, butuh waktu untuk beradaptasi bagi Nadeo, Satria Tama, Awan, dan Riyandi terhadap gaya bermain Indra. Pasalnya, sang juru latih tak hanya menuntut sang kiper piawai menjaga gawangnya, melainkan juga harus bisa membantu build-up serangan.
ADVERTISEMENT
Hendro Kartiko (kiri) saat melatih para penjaga gawang Timnas U-22 Indonesia di Stadion Madya, Jakarta. (Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hendro Kartiko (kiri) saat melatih para penjaga gawang Timnas U-22 Indonesia di Stadion Madya, Jakarta. (Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan)
"Paling tidak dia (kiper) sudah mengerti filosofi bermain dari coach Indra maunya seperti apa. Saya sebagai pelatih kiper akan membantu mereka bermain sepertii yang diinginkan pelatih," kata Hendro saat ditemui di Lapangan Madya seusai latihan Timnas U-22, Selasa (22/1/2019).
"Bagaimana pun juga, di klub dan di Timnas U-22 pasti beda, tapi paling tidak di sini mereka bisa beradaptasi dan kami membutuhkan itu. Alhamdulillah perkembangan mereka sudah baik, memang butuh waktu, pelan-pelan. Dari passing kita perbaiki, latihan seperti itu akan lebih intens diberikan," lanjutnya.
Aspek mental juga jadi sisi yang diperhatikan oleh Hendro. Ia mafhum sorotan tajam tak jarang mengarah kepada penjaga gawang ketika laga berjalan. Oleh karenanya, koordinasi pertahanan sejak di lini depan, disebut Hendro, jadi faktor pendukung bagi kiper.
ADVERTISEMENT
"Setiap kesalahan pasti ada, kami tidak boleh fokus pada kesalahan itu. Tapi, kami fokus untuk memperbaiki ke depannya bagaimana. Bagi saya, kesalahan itu bukan akhir dari segalanya, tapi kesalahan itu memotivasi kami untuk lebih baik di pertandingan sebelumnya," ucapnya.
"Kami memberi perhatian, bahwa bertahan itu bukan hanya kiper saja. Tetapi, lebih baik lagi kalau kiper bisa mengkoordinasi pertahanan, itu akan lebih bagus. Di sini, dituntut cara bermain juga berkoordinasi," kata Hendro.
Salah satu kiper seleksi Timnas U-22, Satria Tama, mengakui dirinya membutuhkan adaptasi dengan gaya bermain yang diinginkan pelatih. Apalagi, ini juga kali pertama bagi Satria merasakan polesan Indra Sjafri.
"Saya mulai belajar filosofi (bermain) dari coach Indra yaitu sepak bola modern, kiper dituntut juga menjadi defender yang harus bisa membagi bola dari bawah. Intinya kami harus belajar dari dini tentang sepak bola modern," ucap Satria.
ADVERTISEMENT
'Kalau ditanya yakin, saya yakin. Kalau tidak yakin untuk apa saya berada di sini ikut seleksi. Saya harus yakin, saya harus siap menunjukkan yang terbaik. Masalah hasil, masalah siapa yang akan dipilih, itu keputusan dari pelatih," tutupnya.